(1) - Chapter 1 | Keberuntungan yang dirasakan Rayya.

28 2 1
                                    

(1) ::

 KEBERUNTUNGAN YANG DIRASAKAN OLEH RAYYA | Halaman 1. 

Written by : Fucell.




"HUAAA!!!"




Jeritan seorang gadis dengan suara melengking itu terdengar jelas. Jika ditanya apa yang sedang terjadi, jawabannya simpel. Perempuan dengan nama Rayya itu dikejar anjing milik tetangganya. Padahal, anjing yang mengejarnya adalah anjing jenis Pomeranian, yang tampilan visualnya bisa dibilang cukup imut. Tapi yah, pada dasarnya yang dikejar itu Rayya, jadi meskipun kejadian biasa aja kayak gini pasti ada aja kejadian lainnya. Sedikit konteks, Rayya bisa dibilang sebagai seseorang yang nasibnya tidak selalu beruntung. Jangan ditanya kenapa, Rayya saja tidak tahu. 

Jika kalian mengira, 'Ah, palingan juga cuma gak hoki kayak sering jatuh,' atau kejadian mengecewakan yang tidak disangka lainnya, kalian salah besar. Hampir semua kejadian di hidupnya bersifat tidak beruntung. Mulai dari bangun tidur, sampai tidur lagi. Lagi jalan, kakinya selalu keserempet. Setiap jajan di warung, uangnya selalu ketinggalan. Satu-satunya hal yang selalu beruntung di hidupnya, ya hanya nilainya. Rayya sangat amat bersyukur karena nilainya, salah satu hal terpenting bagi dirinya, selalu sama seperti ekspektasinya. 

Oh iya, sebelumnya disebutkan bahwa kalau jajan, uang Rayya selalu ketinggalan, kan? Yah, itu bisa dibilang alasan dirinya sekarang dikejar anjing. Anjing yang mengejarnya tersebut adalah anjing milik ibu warung didekat rumahnya. Anjing tersebut memang dilatih untuk mengejar seseorang yang mencuri jualan pemilik nya, dan karena Rayya lupa membawa uang, ibu warung tersebut memperbolehkannya untuk mengambil uang di rumahnya sembari membawa jajan yang hendak ia beli. Dan dengan cekatan, anjing tersebut tentunya langsung reflek mengejar Rayya. 

Sebelum kaki Rayya mati rasa karena terus-terusan berlari tanpa tahu tujuannya kemana, Rayya memutuskan untuk masuk kedalam sebuah toko kecil milik tetangganya. Hal pertama yang ia lakukan adalah bersembunyi di balik meja kasir. Matanya tetap mengamati gerakan anjing tersebut, dan akhirnya Rayya bisa bernafas lega ketika anjing tersebut pergi jauh. Oke, Rayya sudah tenang, tapi tetangganya yang sedang berjaga menatapnya kebingungan.

"Mbak, gak papa?" tanya seorang gadis pekerja di sana yang sedang mengelap gelas ditangannya. Rayya mendongakkan kepala, lalu tersentak kaget saat melihat seseorang sedang menatapnya. Perasaan malu tentunya dirasakan oleh Rayya. Rona merah merangkak naik ke wajahnya. "Eh, enggak papa kok," Rayya tersenyum kikuk, setelah itu dia langsung berjalan keluar dari bangunan tersebut. Langkahnya tetap berjaga-jaga jika ada kehadiran anjing itu lagi. 

Tidak lama setelah itu, dia sampai ke rumahnya. Menghempaskan tubuhnya di atas permukaan sofa, Rayya berusaha menormalkan kembali detak jantungnya yang sedari tadi masih berdebar kencang. Mengingat bahwa dia harus membayar barang yang dibelinya, Rayya mengeluh. Dia berdecak kesal. "Dek! Sini coba!" panggilnya.

Tak lama kemudian, sosok adik tercintanya datang menghampiri. "Apaan sih?" adiknya menatap dengan kesal. Rayya berusaha tersenyum manis. "Tolong kasihin duit ini ke bu warung dong," pintanya sambil menyodorkan lembaran uang berwarna ungu yang diambilnya dari atas meja kopi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sparkling Soda [Ningning]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang