Hai semuanya ketemu lagi kita, sebenernya kemarin aku sempat berpikir buat gak ngelanjutin cerita ini lagi tapi alhamdulilah gak jadi dan aku bakal tetap ngelanjutin cerita ini sampai selesai.
Oke segitu dulu ya pidato dari aku nya. Happy Reading.
"Ayo Maudy pulang bentar lagi bel," Aksa mengulurkan tangannya di hadapan Maudy sambil menenteng ransel merah milik gadis itu.
"Ouh okey," Maudy segera menerima uluran tangan dari Aksa tidak lupa dia membersihkan rok bagian belakangnya yang agak sedikit kotor.
Mata Maudy langsung membulat sempurna ketika melihat Varro yang sedang memandangi wajah Shelin dari jarak yang teramat dekat, secepat kilat jari-jari lentiknya menjambak rambut hitam Varro tanpa berperasaan dia kemudian menarik Varro mundur menjauhi Shelin yang masih tertidur."Arghhh anj_"Varro yang hendak mengumpat langsung menutup mulutnya ketika melihat siapa yang telah menjambak rambutnya.
"Ngapain Lo tadi deket-deket Shelin mau mesum kan Lo," mata Maudy melotot tajam ke arah Varro sementara tangannya masih menjambak rambut cowok itu.
"Ituu tadi ada daun di rambut Shelin, jadi mau Gue ambil serius gak bohong," ujarnya sambil menahan rasa nyeri di kepala.
Maudy hanya mengangkat alisnya tidak yakin dengan ucapan Varro.
"Emang harus segitunya, gak bisa dari jarak jauh ngambil daunnya,"Varro hanya mengangguk mendengar pertanyaan Maudy sungguh rasanya kulit kepalanya seperti hendak dicabut paksa.
Melihat wajah kesakitan Varro, Aksa akhirnya mendekati Maudy dan berusaha melepas jambakan pada rambut Varro
"Udah Maudy kasihan Varro, liat itu mukanya udah melas banget," tuturnya lembut.Maudy langsung mengalihkan pandangannya ke arah Varro, wajah cowok itu tampak sudah merah padam karena menahan sakit di kepala, akhirnya Maudy melepaskan jambakannya.
Varro langsung membaringkan tubuhnya di atas rumput setelah rambutnya terlepas dari jambakan Maudy.
Maudy segera menepuk-nepuk pipi Shelin untuk membangunkannya
"Shel bangun Lo mau pulang apa enggak,"
Shelin yang merasa terganggu pun langsung membuka matanya dan melihat sekeliling lapangan yang sudah sepi."Hoamm... Udah dari tadi ya bel pulang bunyi," Maudy hanya menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Shelin kemudian dia langsung membantu gadis itu untuk berdiri. Tanpa mempedulikan keadaan sekitar lagi Maudy langsung menggeret paksa tubuh Shelin menuju parkiran, Shelin yang kesadarannya belum sepenuhnya kembali pun kesulitan menyeimbangi langkah Maudy yang tergesa-gesa.
Aksa yang melihat hal itupun hanya menggelengkan kepalanya perlahan netra hitam legamnya beralih ke arah Varro yang masih asik tiduran diatas rumput.
"Lo mau pulang apa tidur sini?" Tanyanya sambil berjalan pergi meninggalkan Varro. Varro yang mendengar ucapan Aksa pun sontak langsung berdiri dan menyambar tasnya setelah itu dia langsung berlari mengejar Aksa yang sudah jauh didepan.Setelah tiba diparkiran Aksa melihat Maudy yang sedang bersandar di motor besarnya sambil memainkan ponselnya.
"Maaf ya Gue kelamaan,"ungkapnya merasa bersalah. Mendengar suara bariton itu Maudy langsung mendongakkan wajahnya.Perlahan sebuah senyum tipis terpatri di bibirnya
"Enggak kok, Shelin juga baru aja di jemput,"
Aksa hanya menganggukkan kepalanya setelah itu dia pun langsung memasang helm ke kepala Maudy setelah selesai Maudy langsung naik ke motor besar Aksa tidak lupa menutup paha nya menggunakan Hoodie yang kebetulan dia bawa. Setelah semuanya selesai Aksa pun langsung melajukan motornya membelah keramaian ibu kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky And Us
Teen FictionBagaimana rasanya mencintai tanpa di cintai ? sakit bukan? itulah yang dirasakan Maudy . mencintai seseorang yang selama ini hanya menganggapnya sebagai teman. seseorang yang yang dia harap bisa menjadi obat dari semua lukanya namun ternyata dia la...