2️⃣

76 13 1
                                    

My Prince

Jaemin, atau sekarang Jaemma, menghela nafas kala mendengar perkataan pelayan mengenai perintah sang ayah untuk segera menemuinya di ruang kerja, membuat Jaemma memilih untuk segera bergegas mandi, membersihkan diri dan bersiap. Jaemma mungkin memang memiliki reputasi yang kurang baik, tapi dia tetap menghargai sosok ayahnya, dia tetap akan menyiapkan diri dan memakai pakaian layak jika berhadapan dengan sang ayah.

Jaemma turun dari kasur dan beranjak mendekati ruang wardrobe, di sana berjejer banyak jenis gaun, akan tetapi hari ini Jaemma ingin mengenakan sesuatu yang sederhana, tidak berlebihan, namun masih layak pakai untuk menghadap Tuan Besar di kediaman ini. _Sejujurnya Jaemin belum terbiasa dengan semua keadaan yang serba mendadak ini, namun dia sadar, dia harus segera beradaptsi jika tidak ingin mati mengenaskan._

Jaemma menemukan gaun yang menurutnya sesuai dengan apa yang ia mau, simple dan tidak banyak ornamen, namun saat hendak meraihnya, sebuah suara mengejutkannya, membuat ia tersentak dan segera berbalik dan menemukan seorang pelayan berdiri tak jauh darinya.

"M-Maaf Nona, Maafkan saya yang membuat Anda terkejut," pelayan tadi yang sadar telah membuat kesalahan segera bersimpuh, "S-Saya tidak bermaksud apapun, saya hanya ingin bertanya apa Anda ingin mandi dan menggunakan sabun juga wewangian seperti biasanya, maafkan kelancangan saya," mohonnya dengan suara bergetar ketakutan.

Jaemma menggumam pelan sebelum ia meminta sang pelayan berdiri, "Tidak perlu sampai bersujud, lain kali gunakan sesuatu untuk memberitahukan kedatanganmu, entah mengetuk pintu atau apapun supaya aku tidak terkejut, sekarang berdiri," pelayan tadi dengan gemetar berusaha berdiri, dia tak berani mendongak karena tahu benar, tatapan tajam penuh kemarahan pasti akan terpancar dari mata sang majikan.

"Apa Nonamu ada di lantai? Tatap aku saat aku berbicara," ujar Jaemma, pelayan tersebut dengan sedikit keberanian mendongakkan kepalanya, betapa terkejutnya ia saat melihat bukan tatapan tajam nan sinis penuh kemarahan seperti biasa yang didapatkan, melainkan tatapan penuh kelembutan, ketegasan, dan kewibawaan, auranya pun terasa berbeda. Dia yakin ada perubahan dari dalam diri sang nona namun ia tak tahu pasti akan bertahan lama atau hanya sementara.

"Halo, nona pelayan, apa kau tak mendengarku? Aku butuh bantuanmu seperti biasanya," tersentak kaget, sang pelayan yang sempat terhipnotis oleh tatapan mata nonanya memerah malu dan meminta maaf, "Maafkan saya, akan segera saya siapkan." Jaemma hanya geleng kepala saat melihat si pelayan segera beranjak pergi.

Sembari menunggu, Jaemma berjalan-jalan mengitari kamarnya yang luas, menatap semua barang dan hiasan yang ada di dalam kamar tersebut. Jemari lentiknya menyentuh beberapa barang, namun meski begitu kepalanya memikirkan alur yang sudah berjalan, saat ini dia bukanlah Jaemin lagi, namun Jaemma, si putri satu-satunya Marquess. Merasa lelah, diputuskannya untuk duduk di kursi depan meja rias, matanya menatap cermin dan takjub melihat pantulan sosok sang putri. "Kau cantik Jaemma, sangat cantik, mungkin kau bisa menjadi seorang artis atau model jika ada di duniaku." Gumamnya sembari mengagumi sosok 'Jaemma'.

Dia menghela nafas tak lama kemudian saat sadar, karakter ini memiliki nasib yang buruk.

"Jika menurut alurnya, saat ini Jaemma akan dihukum oleh Marquess karena berfoya-foya dan membuat kerusuhan kemarin," matanya menatap ke arah ruang wardrobe yang tadi ia masuki, dan dari posisinya pun ia masih mampu melihat jajaran pakaian mewah di dalam sana.

"Memang nyatanya, _don't judge the book by its cover_ itu benar adanya, dia cantik namun hatinya busuk, dan sekarang tugasku makin banyak karenanya," gumamnya sembari menghela nafas panjang.

My Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang