ASY-SYARKA BILLAH Season 1

BERJUMPA TEMAN LAMA

PONDOK PESANTREN GHANI EL-RASYID

Sebuah pondok pesantren yang didirikan pada tahun 2000 oleh Ustaz Fendi, sebagai ladang pendidikan bagi anak-anak dan remaja dari penduduk setempat mau pun luar kota yang ingin memperdalam ilmu agama Islam.

Rasa cinta dan kepedulian Ustaz Fendi pada generasi muslim pada akhirnya menciptakan ide cemerlang untuk membangun sebuah tempat yang tak hanya akan menjadi jendelanya dunia, namun juga akhirat.

Pada awal pembangunan, ramai para orang tua yang antusias untuk menitipkan anak-anaknya supaya belajar dan menjadi santri di bawah bimbingan Ustaz Fendi. Namun, seiring berjalannya waktu semangat mereka kian memudar.

Tersiar kabar bahwasannya Ustaz Fendi menyebarkan ajaran sesat lagi menyesatkan di pesantrennya. Konon katanya, sang ustaz telah mengikat perjanjian dengan setan. Entah benar atau tidaknya rumor tersebut masih simpang siur. Banyak yang percaya dan banyak pula yang menyangkalnya. Tak ada satu pun bukti pendukung untuk menguatkan pandangan kedua belah pihak.

Hingga hari ini, pesantren tersebut masih berdiri kokoh. Tetapi dengan para santri yang makin menipis.

~~~

Seorang santri telah berdiri di gerbang utama seraya menggenggam sebuah payung, untuk menyambut kedatangan ustaz kondang asal kota Jakarta. Santri tersebut menunjukkan tempat di mana sang ustaz dapat memarkirkan mobilnya.

Usai mobilnya berada di posisi yang sesuai, keluarlah Ustaz Toyib dari kendaraan miliknya. Santri yang tadi menunjukkan tempat parkir sudah siap sedia untuk memayungi sang ustaz.

"Assalamu'alaikum." Ustaz Toyib memberi salam.

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah, Ustaz. Selamat datang di ponpes Ghani El-Rasyid. Saya Riyan, khadim Ustaz Nuaiman. Mari ke dalam, Pak."

Mereka berdua pun beranjak menuju ruang kerja pribadi seorang mursyid (guru) di pondok pesantren itu. Tatkala sudah sampai, Ustaz Toyib dipersilakan duduk seraya menunggu orang yang sangat ingin dijumpainya.

"Ustaz boleh tunggu sebentar, saya akan kasih tahu Syekh Nuaiman bahwa Ustaz sudah sampai." Riyan pun lantas meninggalkan Ustaz Toyib seorang diri.

Ustaz Toyib amat terkesima dengan suasana ruangan yang kini tengah dijejakinya. Bak perpustakaan, tempat itu menyimpan buku yang begitu melimpah. Banyak buku-buku karya ulama Abad Pertengahan yang tersimpan dengan baik dan rapi.

Ia pun melangkahkan kakinya menyusuri ruangan itu. Diamatinya buku-buku tersebut satu demi satu.

Di tengah-tengah rasa kagumnya pada buku-buku yang tersusun, mata Ustaz Toyib teralihkan pada sebuah peti kayu di samping rak buku.

Peti itu amat menarik perhatian sang ustaz. Bentuknya mirip penggambaran peti harta karun dalam dongeng bajak laut. Oleh karena penasaran, ia pun berjalan mendekatinya.

Ia hendak membuka peti tersebut, sayangnya benda itu digembok dan entah di mana kuncinya disembunyikan.

"Assalamu'alaikum." Suara seorang pria bersumber dari belakang, lantas Ustaz Toyib pun menoleh. Betapa terkejut dirinya melihat wujud asli pemilik suara.

"Wa'alaikumussalam... Nuaiman?" Toyib menyebut nama pria itu.

"Toyib?" Pria tersebut turut melakukan hal yang sama.