CHAPTER 01 (c)

4.3K 20 0
                                    

“Apakah masih ada orang di dalam? Kata penjaga toko ada sepasang pasangan masuk ke sini dan sudah menghabiskan waktu cukup lama,” ujar seorang perempuan yang terdengar cukup jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah masih ada orang di dalam? Kata penjaga toko ada sepasang pasangan masuk ke sini dan sudah menghabiskan waktu cukup lama,” ujar seorang perempuan yang terdengar cukup jelas.

Christof membuang napas berat. Kembali membenarkan ikat pinggang yang sedikit lagi sudah akan terlepas. Menatap gundukan di tengah ritsleting celana yang menggembung. Menunjukkan betapa tersiksanya kejantanan yang ingin segera dipuaskan.

“Lepas lingerie-nya,” perintah mutlak dari Christof yang harus dipatuhi oleh Shopia mau tidak mau.

“I-iya, Dad.” Shopia mengangguk. Mengusap mata dengan punggung tangan. Berusaha menghilangkan jejak air mata.

Gadis itu berusaha secepat kilat untuk melepaskan pakaian tipis; bercarang berwarna merah gelap yang kini membalut—mencetak setiap lekuk tubuh.

“Daddy akan membayar lingerie itu. Nanti malam Daddy akan ke kamar kamu dan kamu harus sudah mengenakan lingerie-nya.” Christof berujar yang membuat anak tirinya tersebut terdiam beberapa saat; mencerna.

“Hallo? Apakah masih ada orang?” Suara yang sama seperti beberapa saat lalu kembali terdengar. Kini terdengar suara ketukan di permukaan pintu.

“KHMM!” Christof berdeham cukup keras sebagai tanda jika masih ada orang di dalam bilik kamar ganti di salah satu toko pakaian dalam wanita yang ber-merk dan harga jual yang tinggi.

Shopia sudah kembali mengenakan tangtop bra berwarna putih yang dibalut dengan jaket berwarna senada. Ritsleting jaket yang semula tertutup kini ditarik turun oleh Christof secara perlahan sampai memperlihatkan belahan dada.

Shopia yang hendak kembali menariknya ke atas tiba-tiba saja tangannya ditepis cukup kasar. Pandangan gadis itu terangkat. Menatap telak wajah Papa tirinya yang sudah lebih dulu menatapnya dengan dahi yang mengernyit.

“Tidak usah ditutup sampai atas. Biarkan seperti itu. Daddy ingin melihatnya,” kata Christof sebelum memutar kunci pintu.

“Ya Tuhan. Kenapa kalian berdua lama sekali?” tanya wanita paruh baya yang sedari tadi bertanya serta mengetuk pintu. “Lalu apa ini? Kamu memacari gadis muda di saat tampangmu sudah seperti satu usia dengan suamiku, huh?”

Christof tak peduli. Ia menarik tangan Shopia untuk segera berlalu dari hadapan wanita paruh baya tersebut.

“Tuhan. Ada saja kelakuan manusia. Bisa-bisanya ada pria tua yang memacari gadis muda. Keluar berdua dari satu ruang ganti yang sama lagi. Ampuni dosa hambamu Tuhan,” cerocos wanita tersebut samar-samar masih terdengar ketika Christof dan Shopia melangkah menjauh.

“Jangan dengarkan ucapan wanita barusan,” bisik Christof yang ditanggapi anggukan saja oleh gadis cantik di sampingnya.

Toko memang tidak ramai, tapi tetap saja Shopia merasa malu ketika harus mendapatkan tatapan penuh tanda tanya dari setiap orang yang tak sengaja menatapnya sedang berjalan bersama pria dewasa.

Christof benar-benar membayar lingerie berwarna merah yang sempat dipakai oleh Shopia tadi. Namun, karena merasa tanggung harus membayar satu alhasil lingerie berwarna hitam dan putih dengan berbeda model pun dibeli juga pada akhirnya.

“Ingat pesan Daddy tadi apa, hm?” tanya Christof sebelum memberikan paper bag berisikan lingerie kepada anak tirinya tersebut.

“Ingat, Dad.” Diakhiri dengan anggukan.

“Apa coba? Tadi Daddy pesan apa sama kamu?”

Pria dewasa itu kini menghadap ke arah Shopia. Kedua lengan kekarnya sudah terlipat di depan dada. Sedikit memiringkan kepala dengan dahi mengernyit serta alis kiri yang terangkat.

Shopia menghela napas panjang. Lelah memang. Risiko berbicara bersama orang yang lebih dewasa. Selalu ditanya apa yang telah dibicarakan atau pun disuruh mengulang kembali pembahasan yang telah dibahas.

“Aku harus sudah memakai lingerie itu sebelum Daddy datang ke kamarku,” jawabnya tak bersemangat seraya menunjuk paper bag yang masih berada dalam genggaman Christof.

“That’s my girl!” 

Puncak kepala Shopia diusap lembut. Diciumnya juga beberapa kali. Kemudian beberapa detik setelahnya pria dewasa tersebut memberikan paper bag kepada Shopia.

“Say what?”

“Thank you, Daddy.” Tersirat keterpaksaan dari intonasi nada suaranya.

“Anytime my beautiful angel.” Diakhiri dengan colekan genit di dagu Shopia.

” Diakhiri dengan colekan genit di dagu Shopia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐒𝐓𝐄𝐏𝐃𝐀𝐃 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍; 𝙗𝙤𝙤𝙠 𝙫𝙚𝙧𝙨𝙞𝙤𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang