Happy reading
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Suara badebuk perkelahian antara dua siswa remaja di lapangan sekolah,yang banyak ditonton para siswa dan siswi lain
"Gila!,itu Mahesa kan? ngapain dia buat keributan sih sama Januar lagi,gak ada jera-jeranya udah masuk ruang BK berkali-kali" Ucap salah satu siswa yang memandang keributan itu
"Ya,Lo tau sendiri gimana siswa disini gak suka dia itu lah sebabnya" ucap teman siswa itu
"Tapi gak usah ribut kek gitu juga kali" ucapnya
"Serah deh gak usah di ladeni, entar juga bakal berhenti sendiri " balasnya
Bugh!
"Brengs*k!"
Bugh!
Bugh!
"Mahesa,Januar! Berhenti sekarang" pak beni selaku guru BK sekolah Aksara Bintang Raksa
"Dia yang mulai pak" ucap Januar memberikan tatapan tajam ke arah lelaki remaja itu,Mahesa
"Fitnah Lo,basi tau gak" ucapnya marah, menatap tajam ke arah Januar
Keduanya saling berpandangan Dengan sorot mata tajam, tatapan penuh kebencian dan amarah
"Kalian berdua ikut saya ke BK sekarang!" Ucap pak beni menjewer kedua telinga remaja itu,dan menyeret mereka keluar dari lapangan itu ke arah ruang BK
"eh,aduh pak sakit ,gak usah di jewer juga kali pak" ucap Januar memegangi telinga nya yang sakit di jewer pak beni itu, sementara Mahesa remaja itu hanya diam
"Diam kamu Januar" ucap pak beni dengan marah
***
"Kenapa kalian berkelahi begitu!gak malu apa dilihat para siswa siswi di lapangan tadi" pak beni menatap kedua remaja itu dengan marah
"Saya gak salah pak" ucap Mahesa membela diri
"Gak usah percaya pak,orang tampang bohong kek gitu" kata Januar menatap Mahesa masih dengan amarah
"Sudah kalian berdua!bapak gak mau tau besok orang tua kalian harus datang ke sekolah ini,atau kalian akan saya kena sanksi di skor selama seminggu karena terus berbuat keributan!" Ucap pak beni dengan marah menatap kedua remaja di hadapan nya
"Ini semua gara-gara Lo" ucap Januar menatap Mahesa
"Kebalik kali,Lo yang mulai duluan"balasnya menatap Januar,lalu beranjak dari sana, berjalan pergi keluar dari ruangan BK itu,sambil menyeka sudut bibir nya yang sedikit berdarah
***
Sepulang sekolah"G*bl*k!, g*bl*k! banget Lo mahesa" ucapnya merutuki dirinya sendiri
"gue gak sampe mikir ke sana,ayah sama ibu pasti bakal marah sama gue" ucapnya masih menggerutu menyusuri koridor sekolah yang sudah sunyi,karena sebagian siswa sudah pulang
Ddrrtt bunyi notifikasi,Mahesa berhenti berjalan, ia merogoh saku celana nya mengeluarkan benda pipih itu,tertera di notifikasi itu pesan dari ibunya
|Ibu
Assalamualaikum
Mahesa kamu kemana,kok belum pulang
udah hampir jam lima sore loh,kamu gak boleh pulang kemalaman _16.32_Wa'alaikumsalam Mahesa lagi dalam perjalanan pulang Bu
Maaf Mahesa baru ngabarin _16.34_"Gue harus pulang sebelum ayah yang pulang duluan, bisa-bisa gue kena marah lagi" ucapnya, kembali meletakkan ponsel dalam saku, dengan cepat dia berlari menuju parkiran ,dan menaiki motornya lalu melaju dengan ketinggian cepat di jalan raya
Halo guys
Thanks udah mau baca dan mampir kesini yaa ≧▽≦
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahesa Ravindra Altezza
Teen FictionMahesa lelaki kelahiran Bandung, yang selalu di tuntut untuk menjadi sempurna oleh orang tuanya "Setiap manusia itu bukan berarti gak sempurna, tapi bukan berarti juga setiap manusia itu harus sempurna"_Mahesa Ravindra Altezza_ Penasaran?baca cerita...