BAB XVIII First Love

7 2 0
                                    

***

Aksara pernah mendengar bahwa,  'cinta pertama tidak akan pernah berhasil.' Entah itu bualan hanya karena seseorang patah hati, atau memang kenyataan yang di abaikan dunia.

Namun pada kenyataannya, Aksara kehilangan cinta pertamanya. Rasanya seperti, entahlah.  Perasaan Aksara saat ini terlalu rumit tuk dijabarkan.  Aksara terlalu mencintai Aksa hingga tak mampu melihat kenyataan bahwa ia telah di buang.

Seakan bagi Aksa, Aksara hanyalah sampah yang tak berarti apa apa untuknya.

°°°

Dan Aksa yang melepaskan cinta pertamanya begitu saja. Aksa pernah berpikir bahwa cintanya pada Aksara akan terus bertambah sampai titik tertinggi dari cinta itu. Namun pada kenyataannya, Aksa melepaskan cinta pertamanya.

°°°

Juga, perihal Alangka yang pernah berpikir untuk tak menjatuhkan hati pada siapapun, nyatanya mendapatkan Aksara sebagai cinta pertamanya. Hatinya berkhianat pada pendiriannya. Ia kalah dengan sebab rasa yang  di sebut cinta. Cinta pertama yang harus Alangka tutup rapat rapat. Sebab,  gadis yang  ia cintai menaruh dinding pembatas yang belum mampu ia lewati.

Alangka menyesal, kenapa tidak  dia saja yang mengenal gadis itu lebih dulu? Mengapa bukan dia yang menyembuhkan lukanya? Mengapa buka ia yang  mendapatkannya?

Jika Alangka mendapatkan Aksara, ia ingin menjadi orang paling egois yang tak akan pernah melepaskan gadis itu apapun yang terjadi.

Bahkan disaat seluruh semesta mecoba memisahkan mereka.  Alangka akan menggenggam erat gadis itu. Namun,  jika gadis itu yang menginginkannya, maka Alangka akan pergi darinya.

Akan tetapi ,  pertemuan dan perpisahan bukankah ialah rahasia Tuhan yang tertutup rapat oleh semesta? Lantas apa yang bisa dilakukan Alangka perihal itu?

Mungkinkah Alangka harus menunggu sampai gadis itu berpaling dari Aksa dan melihat keberadaan Alangka dalam hidupnya? Lantas bagai mana jika saat Aksara telah lepas dari Aksa,  gadis itu malah bersama yang lain  dan bukanya Alangka?

Entahlah,  namun yang jelas. Apapun konsekwensi yang akan  Alangka terima kelak.  Pilihannya adalah bersama gadis itu. Meski hanya sebagai teman, ia tak apa.  Bisa dekat dengan gadis itu saja,  Alangka sudah sangat bahagia.

Dan soal Aksara. Munafik jika ia mengatakan bahwa ia tak tau bahwa Alangka jatuh hati padanya, dengan segala hal yang diperbuat Alangka untuknya.  Entah itu sebelum  Aksara kehilangan Aksa,  ataupun seminggu terakhir ini.  Perlakuan baik Alangka dan segala jenis perhatiannya membuat cintanya terlihat begitu nyata,  meski tak lagi diungkapkan oleh kata.

Namun apakah salah Aksara jika mereka hanyalah teman?  Salhkah bila hatinya masih tertuju pada Aksa dan bukan Alangka?  Haruskah ia membohongi hatinya?

Kurasa tidak. Sebab,  sendari awal Alangka tak memitanya menjadi lebih. Dan itu adalah keputusan keduanya memilih menjadi apa.

Aksara menerima permintaan pertemanan yang diajukan Alangka. Karna rasanya buruk saja ketika ia harus menolak permintaan pertemanan dari orang yang pernah menolong nyawanya, meski taruhannya adalah mereka akan asing sebab perasaan yang di pendam Alangka.

Dan Alangka memilih sendiri menjadi teman Aksara, meski sejujurnya. Ia menginginkan gadis itu lebih.

Namun melihat betapa indahnya gadis itu  tertawa disampingnya membuat pemikiran itu lenyap.  Alangka puas melihat tawa bahagia diwajah gadis itu sebab dirinya.  Sungguh, tawa itu lebih menawan dari gurat indah dilangit senja, setidaknya itu pemikiran Alangka.

Dan untuk melihat tawa itu alangka bersedia melakukan apapu. Entah itu bahaya atau hal konyol sekalipun.  Alangka bersedia.

Contohnya seperti sekarang. Ketua dari Sky Group itu dengan patuh diduk di depan gadis berntra Coklat muda itu,  membiarkan saja rambutnya yang sedikit gondrong diikat dan di beri jepit rambut yang bisa menyala. Terlihat lucu sekali. Siapa yang akan mengira jika orang itu adalah ketua dari Sky Group yang begitu tersohor di Star High school?

Semua itu berawal dari reels yang Alangka tonton bersama gadis itu. Gadis itu menyukai video itu, jadi alangka pikir gadis itu ingin punya jepit menyala itu. Siapa yang dapat menyangka,  setelah berinisiatif  membawakan gadis itu jepit rambut malah rambutnya yang menjadi sasaran.

Tapi tak apa,  asal gadis dihadapanya ini bahagia,  Aksa ikut bahagia.

Aw... Ringis Alangka saat Aksara menepuk kepalanya agar jepit itu menyala.  Bukan sakit,  tapi ia kaget. Sebab sendari tadi,  matanya terpokus pada wajah gadis dihadapanya.

"Sorry, Sorry. Kekencengan ya?  Adah...  Maafin gue ya kak! " ucap gadis itu merasa bersalah.

"Eh nggak sakit kok,  tadi gue cuma kaget aja" ucap Alangka membuat Aksara lega.

"Oooh ya udah,  Foto yuk!  Ini harus diabadikan" ucap gadis itu lalu menekan hp nya dengan Alangka yang belum bersiap.  Wajah bengong milik alangka dan rambutnya yang di penuhi jepit menyala membuatnya terlihat begitu lucu.

Setelah mengambil beberapa foto,  Aksara menaruh ponselnya lagi.

"Nggak di post? " tanya Alangka.

"Emang kakak mau gue post muka kakak yang lucu begini? Entar diketawain,  masak ketua geng motor rambutnya pakek jepit nyala?"

"Nggak papa,  yang penting masuk SG sama SW lo"

"Apaansih gaje banget deh"

"Biarin"

***

"Tuan" Ucap seorang mengetuk pintu ruang Adikara, Adikara hapal betul suara ini.  Dia adalah Asistennya.

"Katakan! " pinat Adikara tampa basa basi.

Mengerti yang di maksud tuannya.  Pria itu langsung berucap "Orang itu,

End... 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang