EPS 24 : Semua Gara-gara Jovan

60 8 0
                                    

Telah direvisi pada 11 April 2024
Dipublikasikan pada 17 April 2024

"With my real voice tell you the truth, the world is beautiful when we are together "
—Shout Out, ENHYPEN

『✎﹏ 』

DEVAN tidak berhenti-henti mengusap kedua lengannya yang ditutupi hoodie,  luka gores di dagunya karena semalam ia jatuh menyentuh aspal saat akan menyelamatkan Yuvika. Ia tak sengaja melihat Dhara berjalan di depannya bersama Gita dan Ardika, melihat si Bendahara tertawa membuatnya tersenyum tipis.

Saat Dhara menoleh ke arahnya dan melambaikan tangan, Devan pura-pura tidak melihat dan mengalihkan pandangan ke arah yang berlawanan.

"Kalian duluan aja, gue mau ke suatu tempat," ucap Dhara seraya merangkul pundak Gita dan Ardika.

"Aelah ke suatu tempat segala, udah kayak mau transaksi barang haram aja lu," cibir Gita lalu beralih merangkul pundak Ardika yang berjalan di sebelah Dhara, "C'mon baby."

"Can everyone stop calling me baby? So annoying," balas Ardika seraya melipat kedua tangan.

"Terus mau dipanggil apa? Sayang? Kakanda?"

"Ternyata Tuhan memberikan kesabaran ekstra buat gue karena ini."

Dhara melambaikan tangan ke dua temannya yang pergi ke kelas lebih dahulu. Kemudian berbalik badan berlari ke Devan yang mengikutinya dari belakang, gadis itu terkejut melihat luka di dagu dan pelipis pemuda itu. Bertanya apa yang baru saja terjadi, akan tetapi Devan terus diam memperhatikan wajahnya.

Dhara langsung menjitak dahi Devan. "Woi, ditanyain malah bengong aja lo!"

"Lo lebih cocok kalau rambutnya digerai," ucap Devan tiba-tiba.

Dhara tersenyum senang mendengarnya, lantas memamerkan gaya rambut barunya di depan mantan crush. "Iya, kan? Tapi Ardika bilang lebih cocok dikepang dua."

"Kok malah bahas ke situ, sih?" Gadis itu menggelengkan kepala, "Itu muka lo kenapa?"

"Itu--"

Dhara baru ingat sesuatu. "Oh, jangan-jangan yang di berita tawuran kemarin itu elo? Heh pentol, jangan cari gara-gara lo! Catatan siswa lo harus bersih, biar bisa daftar PTN nanti."

Devan membulatkan mata dan menggerakkan kedua tangan--bukti bahwa dia bukanlah pelaku tawuran yang disebut Dhara. "Anak semager ini disuruh tawuran, yang bener aja."

Dhara menyipitkan mata tak percaya, kemudian mencari sesuatu di dalam tasnya. Dari balik pohon, seseorang terus mengawasi mereka berdua seraya mengepalkan kedua tangan. Menekan sesuatu di ponselnya sebelum pergi.

Dhara

Liat aja nanti.
Lo bakal menyesal karena dekat-dekat Devan.

Si Bendahara mengangkat tinggi-tinggi plaster berkarakter yang dia temukan di dalam tas, kemudian membuka bungkus plester tersebut.

Devan berjalan mundur saat gadis itu hendak menempelkan plaster ke pelipisnya. "Gue nggak papa, ini cuma luka kecil--"

"Halah banyak omong lo, diem napa!" potong Dhara, kemudian ia menahan pipi kanan pemuda itu membuat Devan diam tidak bergerak, "Lagian cuma diplester doang, bukan gue bedah."

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang