4

762 29 8
                                    

Pagi pun tiba matahari mulai memunculkan sinarnya di taman,embun pagi yang menyejukkan di tambah dengan pohon pohon di sekitar pondok pesantren menambah kesejukan pada pagi hari ini, tapi tidak dengan Nadia yang sedang merengek ingin ikut pulang dengan mama dan bapak nya, sebenarnya mama dan bapak Nadia masih ingin tinggal tapi bapaknya Nadia harus kembali ke makassar kerena ada pekerjaan yang harus dia tangani di bulukumba yang harus cepat di selesai kan.

"Pulang mi dulu mama sama bapak nah baek baek ko disini"
Ucap mama Nadia sambil memeluk anak semata wayang tersebut

"Aaa tidak mau jak ,ikut kah pulang pokoknya ikut kah pulang"
Balas Nadia sambil merengek ingin ikut sapa tau dengan ini mama nya bisa berubah pikiran

"A'weh ini anak eh dia tong ji bilang mau tinggal dia tong ji langgar ki"
Tutur  mama Nadia dengan kedua sudah ada pinggang bukan ya takut Nadia justru lebih merengek lagi

"Dek..."
Guman bapak Nadia sambil melihat Nadia dengan tatapan datar dan oh tentu saja Nadia lansung tersenyum manis dan rengekan tadi entah hilang kemana

"Iya iya pae hati hati ki pae"ucap Nadia sambil terseyum dan melambaikan tangannya tentu berhasil membuat mama Nadia mengagah di buatnya

"Anjo!kalo bapak nah  langsung nah Iyo ih kalo mama nah ... Ajak dulu baku tumbuk" Gerutuh mama Nadia

"Kah bapak ku..." Balas Nadia sambil terkekeh

"Iyo si  paling bapak, sudah sudah mi mau mi mama ingat ki nah dengar apa nah bilang ustadz sama ustazah"nasihat mama Nadia sekali lagi

"Iye iye kalo kita bicara sampai nah pi makassar baru selesai"ucap Nadia kesal, setelah itu mereka pun berpelukan , lalu berangkat lah orang tua Nadia meninggalkan pesantren dan juga Nadia yang membuat Nadia tidak bisa untuk tidak menangis.

"Sudah sudah,yuk masuk"ajak umi valen

"Iya tante"

"Eh ngomong ngomong kamu sudah bawak barang mu ke asrama? "Tanyak umi valen sambil duduk di sofa bersama Nadia

"Iya tante sudah mi "

"Kamu jangan pangil tante pangil umi aja" Gimana umi valen

"Iye umi"

"Yah udah kamu ke asrama sana atau mau di antarin sama valen?"ucap umi valen sambil mengoda Nadia tentu saja membuat Nadia kaget

"Eh jangan mi umi sendiri pak"balas Nadia dengan geleng-geleng kapala dengan cepat

"Hahah kamu lucu banget sih sayang"gumam umi melihat kelukaan Nadia tadi, tapi justru valen melihat tersebut jadi sedikit kesal kerena Nadia dari tadi mengunakan bahasa makassar yang dia tidak mengerti

"Cish orang Indonesia tapi gak bisa bahasa Indonesia"cibir valen pelan

"Akhaa!!" Rigis kesakitan valen kerena uminya mencubit pinggang velen dengan pelan, iya pelan tapi rasa kayak di gigit megalodon. Nadia yang melihat itu hanya bisa melihat sinis valen

"Ada jasa kasih paku di perut di sini,mau ku kurasa kasih masuk paku di perut nah ustadz kah eh"batin Nadia sambil melihat sinis ke valen

"Kamu tuh valen... Gak boleh ngomong gitu , Nadia kalo emang gitu cara nya berbicara belum tau aja kamu mama dia dulu lebih parah bahasa nya..."nasihat umi sambil menceritakan sedikit kenangan mereka berdua saat masih gadis dulu

"Iya ..iya...umi valen minta maaf yah"

"iya sayang "

"Baik umii nya  ustadz valen" Batin Nadia kagum ke pada ummi nya valen

Setelah pembicaraan tersebut Nadia pun pergi ke asrama putri dengan berjalan kaki yang tentu nya kamar berasa di lantai 3 yang tentu cara kesana membutuhkan akses tangga ke atas

"Gadis makassar ku"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang