Sungguh Reyhan mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan nya dari cekikan dan keganasan maut mahkluk yang merasuki Lucy tadi.
Namun tentu dirinya dan Satya belum bisa menghela nafas lega karena beberapa murid yang lain masih dirasuki dan belum sadar.
''Kamu coba suruh temen yang lain buat minta bantuan ke sebelah atau pergi ke asrama guru'' Titah sang Frater ke Reyhan
Frater Chris sedang berusaha menyadarkan Julia, untungnya tadi Steve sudah sadar berkat Haris. Jadi rambut Ben aman sekarang. Sisa 7 orang lagi yang harus Haris keluarkan.
''JANGAN SENDIRI REY!'' Teriak Haris yang membuat Frater Chris menurunkan senyumnya dan berfokus kepada Lia di depan nya
Reyhan yang patuh pun mengangguk dan menarik lengan Satya namun dicegah oleh sang Frater.
''Satya sebaiknya disini saja bantuin saya. Kamu laki-laki harus berani jadi sendiri saja ya kesana nya''
Haris yang mendengar itu mengeraskan rahangnya geram.
Tua bangka sialan!
Agar tidak ada yang menaruh curiga padanya maka Haris berusaha abai dan memilih fokus menyadarkan yang lain sekarang.
Satya memicingkan mata ke arah Frater Chris, apa-apaan maksudnya.
Sedangkan Reyhan ingin beranjak dari posisinya namun tidak jadi karena beberapa guru dan 1 Frater lain nya sudah datang dan memasuki aula yang kini dalam kondisi ricuh.
''Yang gak pegangin sebaiknya keluar takut malah merembet ke kalian. Sisanya disini bantu kami pegangin ya'' Titah Frater Theo kepada murid laki-laki di dalam aula itu
''Lu sama Azka keluar aja, gue disini bantu pegangin anak-anak'' Perintah Satya mutlak
Keduanya tidak bisa membantah saat melihat sorot mata dan raut wajah Satya yang serius.
''Hati-hati ya'' Ucap Reyhan yang terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkan aula tersebut dan menutup pintunya, mencegah murid yang kerasukan berlari keluar
Diluar, mereka berdua bisa lihat beberapa anak berkumpul sambil menunjukkan raut wajah panik mereka, beberapa ada yang menangis khususnya para perempuan dikarenakan terkejut, mungkin.
Guru-guru yang tersisa diluar mencoba untuk menyuruh murid-muridnya kembali ke kamar mereka masing-masing agar kericuhan tidak bertambah.
Namun berbeda dengan Azka dan Reyhan, mereka kekeh tidak ingin kembali ke kamar tanpa ada Satya.
Guru-guru sudah putus asa membujuk Azka dan Reyhan, begitupun dengan Sean yang menunggu di depan ruangan aula 2 sembari menangis sesenggukan.
Azka dan Reyhan yang melihat keadaan Sean pun menjadi tidak tega
"Ayo samperin" Ajak Azka kepada Reyhan untuk menghampiri Sean.
''Kenapa Sean?'' Tanya Azka sambil mengelus bahu Sean
''Juan hiks- kembaran gue kerasukan-''
''Hiks- sampe muntah darah terus mimisan'' Jelas Sean sambil masih nangis sesenggukan yang membuat Azka dan Reyhan terkejut bukan main
Separah itu kah Juan?
''Reyhan!'' Panggil seseorang yang Reyhan kenali itu suara Eugene, teman ekskul basketnya
''Kenapa? Lu jangan disini'' Reyhan menoleh lalu mendapati Eugene yang menarik nafasnya, sepertinya gadis itu baru saja berlari
''Gak penting, sekarang lu harus pergi dari sini'' Ucap Eugene tiba-tiba
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days | Enhypen
Mystery / ThrillerKisah ini dimulai ketika sekolah Reyhan, Azka dan Satya mengunjungi sebuah Asrama Frater untuk sebuah kegiatan retret selama 7 hari. Awalnya mereka mengira kegiatan retret ini akan berjalan dengan seru dan lancar. Namun baru menginjak satu hari, beb...