"Kalau sudah bodoh, jangan ikutan gila yah."
Ada yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki ambisi tinggi akan naik ke pangkat dewa, bukankah itu sangat menarik?
Dipuja oleh banyak manusia sekaligus ditakuti...
"Menarik banget!"
Kerumunan anak-anak yang tengah mendengarkan cerita dari seorang pendongeng keliling berteriak kegirangan.
Dan para orang tua cuman menonton dari belakang, ikut senang melihat anak-anak mereka yang gembira.
"Kalau begitu apakah aku bisa menjadi Aeon juga?!"
Pertanyaan dari salah seorang gadis kecil itu menimbulkan keheningan, banyak mata mulai menatapnya aneh, sekaligus sang pendongeng mulai berkeringat dingin.
"Yah.. um itu-"
Belum selesai berbicara, para orang tua menarik anak-anak mereka menjauh dari gadis tersebut, membuat nya ditinggal sendirian sambil menundukkan kepala.
"Ah maaf karena aku..." Bisiknya dengan senyum tegang, seperti akan menangis.
Pendongeng itu merasa prihatin pada gadis kecil didepannya.
Ia hanyalah seorang pendongeng yang keliling seluruh planet, menceritakan kisah-kisah karangannya yang unik sampai cerita para Aeon atau entitas yang dianggap sebagai dewa.
Meskipun entah kah cerita tersebut benar adanya, atau hanya sekedar karangan semata untuk membayar rasa penasaran mereka yang menjadi pengikut dari setiap Aeon tersebut.
"Bagaimana kalau dengar cerita lainnya saja?" Pendongeng tersebut berucap, menepuk pucuk kepala gadis kecil itu lembut.
"Hm tidak perlu..." Dia menggelengkan kepalanya, menarik diri dari sentuhan tersebut. "Aku harus pulang, ibu ku akan mencari ku nanti."
Gadis tersebut mulai berjalan pergi, meninggalkan si pria yang masih menaruh rasa khawatir.
"Dunia ini memang tak adil yah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘼𝙎𝙃𝙀𝙎 𝙏𝙊 𝘼𝙎𝙃𝙀𝙎
FanfictionManusia mati itu wajar, karena sudah sepantasnya mereka kembali ke bentuk asli mereka. Tapi kenapa itu tak wajar bagimu? "Ayo mati bersama ku." 𝗛𝗼𝗻𝗸𝗮𝗶 𝗦𝘁𝗮𝗿 𝗥𝗮𝗶𝗹 ©Hoyoverse 𝗔𝘀𝗵𝗲𝘀 𝘁𝗼 𝗔𝘀𝗵𝗲𝘀 ©RIKKYZ-U