36. Ingin pergi

46.7K 1.9K 760
                                    

Dah lebaran guysss

Minal Aidzin wal Faidzin yaa
Mohon maaf lahir dan batin 🙏☺️
Maafkan author kalian yang sering kali lama update nya, suka gantungin pembaca, ngebuat penasaran, dan membuat kalian esmosi

Happy reading and enjoying 🤙

***

"Kamu pulang aja gapapa, Boy."

Bro menghela nafas lagi. Ini sudah penolakan yang ketiga puluh kalinya dari semenjak gadis itu yang menyuruhnya untuk pulang dan ia selalu menolaknya dengan tegas.

Bukan karena apa. Hanya saja Bro takut apa yang di fikirkan nya akan menimbulkan sesuatu yang berbahaya bagi gadis itu.

"Gue tetep di si--"

"Please. Aku lagi pengen sendiri. Tolong, Boy, ngertiin ya?"

"Kay--"

"Aku janji gak akan berbuat yang aneh-aneh seperti yang Boy fikirin. Kamu gak perlu khawatir, oke?"

Bro tahu Kayra masih terpuruk dan membutuhkan waktu untuk memulihkan semua luka yang ada. Dan ia ingin di sini membersamai gadis itu--menguatkannya. Disaat mungkin semua yang Kayra punya sudah hilang dari genggamannya...

...itulah yang Bro inginkan. Menggemam jejemari kecil tersebut dan mengatakan bahwa gadis itu mampu menghadapi semuanya, karena dia masih punya Bro disini.

Suasana rumah kayu dengan nuansa sederhana terlihat lenggang di antara kedua manusia berbeda gender tersebut. Semua proses pemakaman dan atribut lainnya sudah terselesaikan dari empat hari yang lalu.

Dan sekarang Kayra hanya perlu menunggu di rumahnya sendiri. Tampak sepi, sunyi juga lenggang. Tidak ada siapapun lagi yang akan menyambut ataupun memeluk Kayra di kepulangannya dari Jakarta.

Asing. Itulah penggambaran suasana sekarang dengan atmosfer dingin yang berhasil mencekik pernafasan Kayra sampai membuatnya menjadi sesak.

"Lo sendirian, Kay, disini."

Pecahan selaput air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya rombak dan tidak dapat Kayra bendung lagi, "Aku gak sendirian, Boy. Aku masih punya Tuhan kalau kamu mau tahu,"

Suara Boy hampir tercekat, "Kay--"

"Juga kamu," menghapus air mata yang entah sudah jatuh keberapa kali hari ini, gadis itu menatap Bro dengan senyum mengembang seolah semua terasa baik-baik saja, "Aku gak perlu merasa sendiri karena masih ada kalian. Tapi, sekarang please.. Boy pulang ya? Aku mau nenangin semuanya. Kalau aku udah baik, aku bakalan balik lagi ke Jakarta."

Tidak kuasa melihat Kayra yang berusaha tegar, Bro membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Everything will be okay, Kay. Believe it,"

Kayra menggangguk paham. Ia lepaskan pelukan itu.

Jangan ditanyakan keberapa kali dia sudah meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Meski nyatanya prediksi itu semua sulit untuk Kayra terima.

Hanya terbiasa. Kayra memerlukan itu untuk memulihkan keadaan. Entah seberapa panjang, tapi yang ingin dia percaya adalah bahwa Tuhan masih ada di sisinya untuk memberikan sepercik bahagia meski seluruh kebahagiaan gadis itu berhasil di renggut oleh-Nya.

***

Gabriel merasa jenuh. Fikirannya melayang kembali atas kejadian di hotel malam itu.

Saat Kayra yang berusaha menggapai udara saat seluruh tubuhnya dilahap penuh oleh air kolam. Tidak ada yang menolongnya dalam beberapa menit kedepan waktu itu. Sampai sebuah pemikiran yang tidak pernah terlintas bahwa Andra, si cowok playboy tersebut mau menolong Kayra entah dengan alasan apa.

BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang