SIDE STORY II (1)

26 1 0
                                    

"Oek oek.."

"Ooek oek.."

Dua suara yang terlantun sama di dalam dua box bayi yang saling bersilangan.

*****

Dua anak balita berusia tiga tahun tengah duduk di lantai dengan kaki-kaki mungilnya. 

"..."

Kedua anak itu tampak disuguhkan dengan berbagai mainan yang hampir sama, duduk saling bersampingan dengan jarak yang tidak terbilang jauh tapi juga tidak dekat. Dengan kedua tangan dan kaki mungilnya yang dipakaikan sarung tangan dan sarung kaki, terlihat jelas berbeda warna biru yang keduanya kenakan.

Meskipun kedua balita itu diawasi oleh masing-masing dua tiga pelayan, dengan jarak cukup jauh dari keduanya, kedua mata balita itu masih dapat melihat mereka yang benar-benar menyender di tembok. Meskipun tidak tampak perbedaan yang berarti dari ketenangan yang mereka berdua tunjukkan.

'Ternyata ayah dan ibu benar-benar tidak menampakkan dirinya sejak kami lahir sampai sekarang.. perkataan kakak pelayan itu benar, dan dia benar-benar ada diantara mereka saat ini!', pikir satu anak balita mengenali satu orang diantara semua pelayan wanita yang mengawasi, sepanjang dan sejauh jarak antar lapangan sepak bola dari satu sisi ke sisi lainnya.

"..."

Balita bersurai pirang itu mulai menatap ke sampingnya, ada bayi balita lain disana, terlihat sibuk dengan mainan dan memainkannya dengan antusias.

"Uh?~"

Balita pirang lainnya pun memandangi bayi balita yang juga sama sepertinya,"hehe~" tertawa kecil sembari mencoba merangkak dengan hati-hati.

'Astaga lucunya~ kita benar-benar lahir hampir samaan, bagaimana kalau kali ini kau adalah adiknya..? Lagian tidak akan ada yang tau!', balita pirang pertama melihat balita pirang kedua dengan tatapan hangat bersama perasaan sukacita.

"Hehe!", balita pirang pertama ikut tertawa kecil, sampai akhirnya balita pirang kedua berhasil memegang paha atas kembarannya, dengan tangan mungilnya.

"Waa~", seru lucu balita pirang kedua dengan empeng di mulutnya.

Balita pirang pertama yang juga dengan empeng di mulutnya, pun menyentuh kepala kembarannya dan mengusapnya pelan,"hehe~" kedua matanya ikut terpejam saat tersenyum.

'Hngghh!~ Mereka pantas ada di dunia ini!!!! Lucu dan menggemaskannya mereka, ini sungguh surga duniaku~ tapi diri ini hanya bisa ikut merawat satu anak saja..', pelayan yang dimaksud Naruto, tengah terharu, juga merasa buruk karena tidak bisa merawat keduanya sekaligus. 

"..." pemimpin dari masing-masing pelayan kedua balita terang-terangan melihat ke arah jam yang ada di tangan mereka, setelah sedikit menyingkirkan lengan pakaian pelayan mereka, disaat yang bersamaan.

"Waktu makan dan tidur, siapkan dalam lima belas menit!"

Padahal kedua pemimpin dari pelayan-pelayan itu bukan kembaran, tapi ekspresi dan cara mereka sama.

"..."

Dari titik buta kedua balita itu, balita pertama yang kita kenali sebagai Naruto menyadari suara bising disaat ia tengah memeluk kembarannya yang sama antengnya dengan dirinya.

Suara kenyotan empeng terdengar dari balita kedua,"..." matanya yang terpejam, dengan kepala kecilnya mendongak ke atas dan matanya terbuka, memandang balita pertama penasaran, berkedip-kedip lucu dalam kecepatan lambat sembari memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan secara bergantian.

'Hehe.. main-main, peluk..', menatap balita lain yang ada di atasnya, karena ia yang juga memeluk dan merendahkan tubuhnya saat dipeluk, satu-satunya yang ia rasa memiliki penampilan yang bagus.

MY LOVER IS A NERD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang