SEVEN

174 14 0
                                    

"Verr, kamu gak pulang?" tanya Niall.

"Aku nginap aja di sini." jawabku. Niall hanya mengangguk tanda mengerti.

Waktu menunjuk-kan pukul 11.35 malam. Aku dan Magie mulai mengantuk.

"Ni, kamu gak pulang? Udah malam nih." tanyaku.

"Gak mau pulang... Maunya kamu..." rengek Niall sambil tertawa.

"Gak lucu tau.-_-" kata ku datar. Niall hanya tertawa malu.

"Gimana kalau kalian tidur di rumah aku aja?" tawar Magie.

"Boleh!" ucap Niall dan Zayn bersamaan.

"Kalian tidur di kamar tamu ya, ada di lantai 2 pintu putih dengan garis hitam." kata Magie. Niall dan Zayn mengangguk.

"Tidur yuk, aku udah ngantuk. Hoam..." kata ku.

"Ok, bye Verra, Magie." kata Niall.
"Bye Magie, Verra." kata Zayn.

"Bye!" ucap ku dan Magie serentak.

Skip.
***

Pagi ini aku dan Magie menyiapkan sarapan untuk semua yang ada di sini. Termasuk Ronald dan Marrie.

Kali ini kami buat waffle. Masaknya cuma yang simple-simple aja, jadi gak repot.

"Semua nya, waffle nya udah jadi." teriak ku.
Semua langsung datang ke meja makan. Namun ada yang aneh, wajah Marrie terlihat pucat. Jalannya juga lemas dan malas.

Marrie adalah adik Magie, dia berumur 17 tahun. Dia duduj di bangku SMA. Gak biasanya dia seperti ini. Mungkin dia banyak masalah.

"Marrie, nanti habis sarapan aku dan Magie mau bicara dengan mu." kata ku lembut pada Marrie. Dia mengangguk lalu melanjutkan makannya.

Selesai makan aku mengajak Marrie ke kamar Magie. Aku dan Magie mau tahu kenapa dia seperti ini.

"Marrie, kamu kenapa?" tanya ku.

"Um... Aku... Pacar ku... Kami... Putus... Aku jadi gak konsen belajar dan semua nilai ku turun. Tadi malam Mom menelfon ku, dia bilang aku akan di pindah kan ke Sydney." jawab Marrie.

"Hei, kenapa harus sedih? Kan bukan cuma dua satu-satunya laki-laki. Aku mengizinkan mu pacaran, tapi jangan sampai mengganggu belajar mu." ujar Magie.

Tiba-tiba kamar Magie hening seketika.
"Janji sama aku kalau kamu bakal giat belajar ya! Kalau nilai mu semester ini bagus pasti Momy mu tidak akan memindahkan sekolah mu." kata ku sambil mengacungkan kelingking tanda janji. Ia pun menyambut kelingking ku dengan mengkaitkan kelingkingnya.

"Mag, aku pulang ya. Takut Harry sama Mom nyari aku." pamit ku pada Magie. Magie mengangguk.

Aku menuju keluar rumah Magie dan mengambil sepeda ku dari garasi. Lalu aku melaju kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah.
***

"Harr, Mom mana?" tanya ku.

"Tadi jam 7 Mom pergi ke Jerman."

"Kenapa kau tidak bilang pada ku?" tanya ku lagi. Dia hanya menggeleng.

Kenapa perasaan ku tiba-tiba tidak enak ya. Aku takut terjadi apa-apa pada Mom. Tapi aku harus berfikir positif. Tidak akan terjadi apa-apa.

Aku memcoba berfikir positif sambil berjalan menuju kamar ku. Merebahkan tubuh ke kasur kesayangan ku. Berusaha memejamkan mata ku, aku merasa terlalu lelah sekarang.

"Hoam..." aku melirik ke arah jam. Sudah jam 5 sore, berarti aku tidur selama 6 jam. Ku ulang lagi, 6 jam. Aku merenggangkan otot-otot ku, lalu beranjak ke kamar Harry.

Marry You \\ [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang