ELEVEN

163 15 3
                                    

Aku masuk ke kamar ku lalu menarik kasar kursi meja belajar ku. Aku sedikit kesal dengan si Malik itu.

Ku akui aku masih ada rasa dengan nya. Apa aku terima saja tawaran Niall. Aku kan suka dengan Niall. Melebehi mantan-mantan ku. Sebenarnya mantan ku hanya 1 sih.

Mantan ku bernama Nash Grier. Pria bermata biru itu sudah membuat ku patah hati di hari ke 5 kami pacaran. Bagaimana aku tidak sakit hati, dia mencium dahi Daisy. Di saat aku melihat itu, aku langsung berlari menampar Nash dan mengatakan bahwa aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.

Sejak saat itu aku sedikit trauma. Tapi menurut ku Niall adalah laki-laki yang pantas untuk ku. Aku pasti akan bahagia dengan nya.

Aku mengambil iphone ku. Lalu menelfon si rambut blonde itu.

On Call:

Verra: um, hai Ni.
Niall: hai juga, ada apa menelfon ku? Kangen? Kan tadi baru ke temu.
Verra: perasaan deh. Kamu ingat pas kita di taman tadi? Kamu ingat apa yang kamu bilang?
Niall: hm, do you want to be mine?
Verra: yes!
Niall: serius? Tapi bukan hanya pacar, tapi menjadi milik ku. Not just girlfriend but my wife.
Verra: kalau untuk itu aku masih harus memikirkan nya lagi.
Niall: its ok babe, now you are my girlfriend.
Verra: ya udah, aku mau bersihin rumah dulu. Bye, love you! See you!
Niall: love you too!

Aku pun mengakhiri panggilan telfon itu. Senang sekali rasanya bisa menjadi kekasih dari salah satu personil One Direction. Kupu-kupu dalam perut ku sudah terbang entah kemana, pasti ada puluhan kupu-kupu atau mungkin ribuan.

"Harr, Harry! Kau tau? Aku sudah jadian dengan Niall!!!" kata ku kegirangan.

"Kapan kalian berencana untuk menikah?" tanya Harry.

"Aku masih belum berfikir sampai ke sana. Kalau aku menikah nanti, aku mungkin akan berhenti kuliah." ujar ku. Harry hanya mengangguk kan kepalanya.

Aku mengambil iphone ku. Lalu ku telfon Magie dan menceritakan semua tentang Niall dan aku. Mendengar itu Magie sangat senang, tapi aku tau di balik kesenangan nya pasti ada kesedihan karena Harry.

Saat ini aku dan Harry sedang berada di ruang tv. Sunyi, hanya terdengar suara pelan dari tv.

"Harr, menurut mu Magie orang nya seperti apa?" tanya ku mengganti keadaan.

"Magie? Dia orang yang baik, cantik, lucu,dan... Menawan. Aku rasa dia hampir sempurna." jawab Harry

"Kalau begitu, kau tidak ada rasa dengan Magie?" tanya ku lagi.

"Hmm.. Kalau boleh jujur, aku sudah menyukai nya sejak dia pertama kali datang ke sini. Namun aku tidak berani untuk menyatakan perasaan ku padanya. Dan aku rasa dia suka pada Zayn." jawab Harry sambil menghembuskan nafas di akhir kata.

"Hey, kau tau tidak. Magie itu menyimpan rasa pada mu. Dia juga tidak berani bilang pada mu. Dia sangat cemburu saat melihat kau dekat dengan Lily." kata ku sambil menepuk-nepuk pundak kiri Harry.

"Magie sedang sakit, kau tidak mau menjenguk nya?" tanya ku.

"Tentu saja mau, ayo ikut aku. Cepat ganti baju mu!" seru Harry sambil berjalan ke arah kamar nya.

Aku tau Harry, Magie memang sempurna. Melebihi yang kau fikirkan.

Skip.
***

"Cepat masuk ke dalam kamar nya Harry!" kata ku seraya mendorong badan Harry.

Perlahan Harry memutar gagang pintu kamar Magie. Dia menghembus kan nafas yang cukup berat. Baginya ini seperti... Ada dalam dunia yang sangat menakutkan, namun berujung kebahagiaan.

Marry You \\ [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang