𝐀𝐥𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐃𝐚𝐫𝐚𝐡───#04

35 5 2
                                    

Zet yang tak dapat melepaskan lelah dari dalam diri nya dengan tidur pun mulai bosan, dan pada akhirnya ia memutuskan untuk bangkit dari ranjang lusuh yang ia tempati. Tak ada suara seorang pun, semua sunyi dan gelap.

Hembusan angin menabrak Zet. Ia hanya memberi respon simple, dengan cara menoleh dan mengecek asal dari hembusan angin tersebut. Zet mendapati jendela besar dengan pagar mengaman yang ia cengkram sebelumnya terbuka. Seseorang berusaha melompat keluar melewati jendela.

Zet menghela nafas pelan, melangkah menuju seseorang yang mencoba melarikan diri. Menepuk pundak milik pemuda tersebut dengan pelan, dengan sedikit menarik kaos yang melekat pada tubuh nya.

"Mau ngapain lu?, " pertanyaan dilontarkan dengan wajah tanpa ekspresi, tentu nya seperti biasa.

Beberapa menit Zet menunggu jawaban. Sunyi nan dingin, itulah yang Zet rasakan. Kesunyian tersebut pecah secara tiba-tiba, suara alarm yang membangunkan seperempat dari penghuni ruangan tersebut terdengar.

Kebingungan menyelimuti hati para manusia yang tengah terbaring pada ranjang mereka masing-masing, dengan muka acak kadul bak orang bangun tidur. Keributan muncul didalam ruangan tersebut, tentu nya dengan alarm yang masih belum terhenti.

Alia meloncat dari ranjang dan berlari menuju pemuda bersurai blonde yang tidur diranjang yang terpisah dari nya. "Nel ini ada apa?, " tanya Alia dengan iris mata yang menatap Zet.

Nelson hanya membalas dengan menggelengkan kepala. Ia juga merasa ketakutan dan kebingungan sejujurnya.

"L-lepasin gue bangsat!, " teriak Kevin, atau lebih jelas nya pemuda yang mencoba melarikan diri dan berakhir tertangkap basah oleh Zet.

Zet melepaskan cengkraman yang ia berikan pada kaos pemuda didepannya. Membuat Kevin tersungkur dan berciuman dengan lantai dibawah kaki Zet. Zet berjalan menjauh kebelakang, di iringi dengan suara alarm yang dengan perlahan menghilang.

Beberapa menit setelahnya ruangan kembali sunyi, dan beberapa orang kembali terlelap dalam mimpi masing-masing. Namun terjadi suatu hal yang hampir membuat seluruh jiwa dan raga dengan mata masih terbuka mengalami mual berlebih, terutama Zet.

Kevin terangkat, setelahnya terbanting dengan keras, membuat teriakan keras memenuhi ruangan tersebut hingga kesudut-sudut nya. Satu persatu bagian tubuh pemuda didepan Zet terputus dari badan utama nya. Hingga mencapai hal yang membuat semua orang hampir muntah. Kepala Kevin terlepas dan terlempar ke sembarang arah.

Zet menutup mulutnya dan diiringi kaki yang melangkah kebelakang dengan dengkul Zet yang mulai melemas perlahan-lahan.

Nelson yang menyaksikan hal menjijikkan terjadi didepan nya membuat diri nya dan beberapa manusia dengan mata yang masih terbuka lebar hampir mengeluarkan sebagian dari isi perutnya.

"S-sialan. Gua e-emang udah sering liat hal kayak gini di film atau semacamnya, tapi kalo di real life? Siapapun bawain gua kresek, " ujar Zet dengan wajah kaget dan sedikit terkena cipratan darah segar milik Kevin.

Bahkan beberapa orang telah mengeluarkan isi perut mereka yang tercampur aduk, membuat sebagian orang tersebut tergeletak lemas pada ranjang mereka.

Siswa SMP dengan surai pink disertai tubuh milik nya yang bergetar dan melemas adalah salah satu contoh nya

"Ha-ah, ufh. I-itu beneran ke-kepenggal?, " deru nafas Sena dapat di dengar jelas oleh sahabatnya yang kini tengah memopong badan Sena yang melemas, pasca kejadian menjijikkan tersebut.

Suara yang tak asing kembali terdengar melalui pengeras suara pada tiap pojok ruangan. Suara yang tak asing bagi telinga para pemain tersebut mulai membuka suara tentang kejadian tersebut

Derap langkah seseorang menuju ruangan tersebut, siapa lagi jika bukan Vigti. Entah apa yang ia pikirkan, namun dengan keadaan yang membuat hati berkecamuk ia malah memasang senyum selebar-lebar nya.

Dengan ekspresi aneh tersebut Vigti menjelaskan apa yang sedang terjadi, dan membeberkan fakta bahwa ia lupa memberi informasi penting.

"Ah, maafkan aku yang lupa memberitahu informasi penting ini. "

"Jika kalian mencoba kabur tubuh kalian akan mati dengan cara yang tragis dan menjadi makanan hewan buas yang kami pelihara, jadi jangan coba kabur ya!. " suara Vigti bergema memenuhi seluruh ruangan.

Vigti di sajikan oleh muka-muka frustasi dari para manusia putus asa dan hanya dapat mengikuti permainan hingga babak terakhir. Mereka tau bahwa hanya ada satu orang saja yang selamat dan menang, dan yang lainnya akan mati atau di buang pada void yang dalam nan sunyi.

Entah karna terlilit hutang ataupun hal yang tak dapat mereka sampai kan membuat mereka terjerat dalam permainan mengancam nyawa ini, permainan iblis.

Deru suara ombak laut dengan perlahan memasuki indra pendengaran masing-masing insan, dengan mulut yang terbungkam tak dapat mengucapkan sepatah kata pun.

Astaga, dikarenakan suasana yang terlalu mencekam tak ada satupun pemain yang menyadari terdapat laut indah di dekat tempat bajingan ini. Zet terduduk lemah, raga nya tak berdaya. Banyak hal yang ingin ia ucapkan, namun apa daya, ia tak sanggup.

Kondisi badan yang semakin melemas membuat pandangannya mulai kabur dan tak jelas, badan nya terjatuh perlahan.

𝐃𝐞𝐬𝐭𝐫𝐮𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝑃𝑖𝑡 : ʏᴛᴍᴄɪ ғᴀɴғɪᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang