Semakin hari, Kaiser semakin semangat untuk pergi bersekolah semenjak adanya pengajar baru di SMA nya. Siapa lagi kalau bukan Ness.
Walaupun Ness tidak mengajar di kelas Kaiser. Tapi ya begitulah, semangatnya tak memudar sedikitpun. Setidaknya jika ia bersekolah, ia akan bertemu dengan sumber semangatnya.Dengan Nmax hitamnya, Kaiser menerobos dinginnya udara pagi. Kelas dimulai pukul 07.30 tapi Kaiser sudah melajukan motornya di pukul 06.15, padahal Ness sendiri baru akan datang jam 7.
Tak lupa Kaiser selalu bercerita kepada teman-temannya tentang betapa bahagia dirinya atas kehadiran Ness kembali.
"Cieee udah gak galau lagi" -Shidou
"Napa gak dari dulu aja coba lu sadar kalo lu sukanya sama Ness" -Karasu
"Gatau sumpah gatau, tolonk jangan ngungkap- ngungkap masalalu yeaa" -Kaiser
"Tapi itu kan bukan Ness bro, Ness udah gaada" -Shidou
Degg!!
Senyum Kaiser memudar, wajahnya tampak memucat mengingat kejadian sewaktu itu. Lalu kembali mengingat perlakuannya terhadap Ness saat dia masi hidup.
Bagaikan trauma, Kaiser memegangi kepalanya lalu sontak berteriak
"Aghhh!! Engggaaaakk!" -Kaiser
Shidou dan Karasu tak bermaksud jahat, hanya saja mereka tak mau Kaiser terlalu terlarut dengan masa lalunya. Mungkin memang benar buk Ness tampak sama seperti Ness teman mereka dulu. Tapi kenyataannya mereka orang yang berbeda.
Kasihan sekali jika buk Ness hanya dicintai Kaiser sebagai Alexis Ness.
Dan ternyata memang benar, lihatlah wajah Kaiser yang tampak frustasi ditimpa kenyataan bahwa Alexis Ness memang sudah tiada.
"Udahh gausah sedih lagi, nanti mabar kuyy di rumah gue" ucap Karasu sambil merangkul pundak Kaiser.
•
•Saat jam istirahat...
Kaiser tak sengaja melihat Ness, saat itu juga ia langsung melupakan apa yang dikatakan shidou dan karasu dikelas.
Udah lupa aja nohh sama kenyataan yang nampar barusan. Bucin emang mau gimana lagi.
Ness tampak berduaan dengan Bachira si bocah tengil yang ga diem-diem. Melihat itu jujur Kaiser cemburu sedikit, sedikittt sajaa. Tapi mengingat Bachira juga omega yasudahlah.
Tanpa pikir panjang, Kaiser segera bergabung.
Ness yang melihat Kaiser reflek melambaikan tangannya. Setelah mendekat, ternyata Bachira dan Ness sedang membicarakan negosiasi nilai matematika.
"Eh bocah, goblok ya goblok aja gausah pake nego- nego segala" -Kaiser
"Woi ini bukan urusan lo" -Bachira
"Udah pergi sonoo, udah abis jatah waktu lu ama buk Ness sekarang giliran gue" -Kaiser
Ness hanya diam menyimak seolah sudah biasa mendengar perdebatan tidak masuk akal ini.
"Daripada ngebujuk buk Ness mending belajar sama si rin noh" -Kaiser
"Benar Bachira, Rin kan anak yang pintar pasti nular pintarnya kalo kamu minta ajarin ke dia" -Ness
Pada akhirnya Ness dan Kaiser berjalan berdua dan Bachira pergi mencari Rin.
Dapet aja si Kaiser celah. Bachira percaya aja lagi pinternya bisa nular semudah itu.
"Buk ness nanti pulang sama saya yuk, saya traktir ice latte dehh" -Kaiser
"Napa gak dari dulu aja lu nganterin gue gini sumpah -_-" -Ness dalam hati
"Eh saya sudah bawa motor sendiri kok" -Ness
Tak kehabisan akal, Kaiser mempunyai ide cemerlang agar dapat lebih banyak waktu dengan Ness.
•
•Hayooo ada yang bisa tebak tydakk ide cemerlang afaa???
Sayank sayank ku semwanya janglup vote yeachhhh biar semangatt lanjutinnyaaaa !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Kembali ?? #KaiNess
Fiksi PenggemarMenyesal... itulah yang saat ini Kaiser rasakan. Sahabat dekatnya, sahabat yang selalu menemani nya, sahabat yang selalu mendukung bahkan menuruti segala permintaannya kini telah hilang karena ulahnya sendiri. Alexis Ness, begitu setianya ia kepada...