1

12.2K 826 78
                                    

Daun pintu bercat coklat itu terbuka, menampilkan seorang pria berwajah cantik, tingginya  178cm, rambutnya berwarna coklat, meski usianya sudah kepala lima, dia masih tampak awet muda.

Dengan kaos berwarna merah muda di balut apron, dia melangkah masuk ke dalam kamar putranya yang asik bergelung di belik selimut merah muda bermotif kucing kesukaannya.

Bibir tipisnya mengulum senyum membuat wajahnya kian terlihat cantik, dia mendekat ke arah jendela dan menyibak tirai yang menjuntai ke lantai itu membuat cahaya Matari langsung masuk dan menyilaukan kamar putranya.

“Papa...” suara berat nan parau sang putra terdengar menyapa indra pendengarannya.

Dia tersenyum saat melihat putranya menggeliat, sementara dia mengikat tirai jendela.

“Ayo bangun, Nana. Papa sudah buatkan nasi goreng dengan telur mata sapi kesukaanmu. Hari pertama bekerja, kau tidak mungkin terlambat kan?” Ujar Winwin dengan suara lembutnya.

Mendengar kalimat sang Papa, sontak membuat pria yang akrab di sapa Nana atau Na Jaemin itu tersentak kaget.

“Astaga!” ia terperanjat dari posisinya dan langsung menyibak selimut lalu berlari ke kamar mandi.

“Hari pertama bekerja. Papa sekarang pukul berapaaa?” ia berteriak panik masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara Winwin hanya menggeleng melihat tingkah putranya.

“Masih pukul setengah tujuh.” Gumam Winwin enteng seraya berjalan keluar dari kamar putranya.

Dia biarkan sang putra sibuk membersihkan diri sementara dia mengurus anggota keluarganya yang lain.

Saat dia tiba di meja makan, sang suami tampak tenang membaca koran dengan secangkir kopi, suaminya yang senantiasa berambut gondrong itu tampak semakin tampan kala di balut kaca mata dan fokus pada berita paginya.

“Selamat pagi, Papa. Apa Nana belum keluar?”

Winwin menoleh saat putra tertuanya datang, dia lihat pria yang berambut mullet itu duduk di samping sang Ayah. Dia hanya tersenyum lalu meletakkan susu untuk putra pertamanya.

“Papa. Aku sudah dua puluh tujuh tahun. Berhenti membuatkanku susu.” Ia mengomel sebal ke arah sang Papa.

“Ini bagus untuk pertumbuhanmu.” Ledek Winwin membuat sang suami tertawa.

“Berikan itu pada Nana, aku tidak bisa tumbuh lebih tinggi.” Ia merajuk membuat tawa pecah di meja makan.

“Selamat pagi semuanya~”

Seluruh anggota keluarga Nakamoto menoleh mendengar suara ceria Jaemin menyapa meja makan. Pria itu datang dengan penampilan yang rapi dan berbeda dari hari biasanya.

Mengenakan kemeja dan jas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The War of The Married [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang