16 🔞

6.4K 422 37
                                    

Pintu kamar hotel terbuka menampilkan si penghuni. Yang lebih dominan menyusul masuk dan menutup pintu, sementara sang submissive sudah meletakkan kantung belanja yang ia bawa ke meja tamu, kemudian menjatuhkan tubuhnya pada sofa.

Pria pemilik mata bulan sabit itu tersenyum saat melihat kekasihnya kelelahan setelah berbelanja, menghabiskan waktu sebelum besok kembali ke Korea.

Dia menyusul Jaemin duduk, tangannya bergerak memukul paha si cantik membuat si cantik langsung mengubah posisinya, dia berbaring dengan menjadikan paha Jeno sebagai bantal.

“Benar-benar melelahkan.” Gumam Jaemin membuat Jeno tersenyum.

“Dan terima kasih untuk semua belanjaan ini.” Tambahnya.

Tangan yang di hiasi urat-urat yang menonjol jelas milik sang dominan, bergerak mengusap rambut Jaemin sayang.

“Berikan aku imbalan.” Pinta Jeno membuat Jaemin tertawa.

“Hyung bisa melakukannya kapan pun Hyung ingin.” Ia menggerutu yang di balas tawa kecil oleh sang kekasih. Sudah tahu apa imbalan yang di maksud kekasihnya.

“Karena malam ini adalah malam terakhir kita di Amerika. Ayo membuatnya lebih panas.” Ajak Jeno yang di setujui oleh Jaemin.

“Tidak terasa kita akan kembali ke Korea. Aku mungkin akan merindukan saat-saat seperti ini.”

Kesedihan jelas tersirat di wajah Jaemin, senyum kecut yang di pancarkan wajah cantik itu membuat Jeno turut mengulum senyum getir. Usapannya pada rambut Jaemin terhenti karena memikirkan ekspresi Jaemin.

“Jika kita memiliki kesempatan, ayo pergi berlibur seperti ini lagi.”

“Apa aku boleh memilih tempatnya?”

“Kau ingin ke mana?”

“Aku penasaran dengan Maladewa. Aku melihat di internet, tempatnya sangat indah.” Ungkapan penuh harap itu mampu membuat Jeno tersenyum, apalagi saat pria itu seperti tengah membayangkan apa yang tengah ia bicarakan.

“Tentu. Ayo ke Maladewa lain kali.” Ajak Jeno. “Sekarang, ayo kita mandi.”

“Ayo.” Ajak Jaemin bersemangat.

Jaemin beranjak lebih dulu menuju kamar mandi lalu Jeno menyusul. Seringai nakal terukir di bibir manis si cantik kala keduanya masuk ke dalam kamar mandi. Jeno yang paham pun langsung merengkuh tubuh itu dan mendorongnya hingga membentur dinding kamar mandi.

Dia langsung memeluk Jaemin dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jaemin, menghirup aroma yang menguar di tubuh si cantik dengan mata terpejam. Sementara submissive dalam dekapannya mulai merasakan gairahnya naik saat bibir Jeno menggelitik lehernya, membangkitkan rasa sensitif di area itu.

Nafas Jaemin mulai memberat saat Jeno mulai mengendus lehernya. Begitu pula Jeno yang mulai di selimuti nafsu saat memeluk Jaemin. Bibir tipisnya mulai mengecupi tengkuk sang kekasih membuat Jaemin merinding.

“Mmhh aahh.” Baru di rangsang sebentar, pria itu sudah melantunkan desahan yang membuat Jeno gila.

Jelas saja hal itu memancing Jeno untuk mencumbu Jaemin dengan lebih liar. Dia mulai mengecupi dengan sesekali memberikan menyesap kulit leher Jaemin, sedang tangannya sudah tak tinggal diam. Meraba punggung si cantik dengan gelisah lalu turun menuju dia bongkahan kenyal milik kekasihnya dan memijatnya lembut.

“Aahh yeaahh.” Desahan itu melantun lagi seolah sengaja memancing singa lapar itu untuk mengawininya dengan panas.

“Ssshh.” Jeno mendesis merasakan penisnya mulai bangkit di balik celana kainnya.

The War of The Married [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang