"Halusinasi" | Malik |

93 11 5
                                    

Apa itu halusinasi?

Pertanyaan yang sering kali orang pikirkan, apa itu halusinasi? Meski pun kalian bisa mengetahui nya lewat sosmed, namun apakah kalian pernah melihat orang yang "berhalusinasi"?

Orang-orang terutama para " haluan" sering kali menghalu mengenai bias / istri kayalan mereka, santai saja. Kalian tidak gila, itu normal. Bahkan saya sendiri pun melakukan nya.

Namun ingat,
Sering kali orang yang mengalami "halusinasi" ini mental nya sudah down. Benar-benar down, sering kali mereka tak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya halusinasi.

Hal itu dapat membuat orang orang di sekitar nya menganggap nya gila, atau bahkan orang itu bisa menjadi orang gila secara perlahan.

Halusinasi bukanlah hal yang patut untuk di remehkan,

Dan kali ini, saya akan membawa cerita seseorang yang sering kali disebut sebagai Malik.

Malik dengan halusinasi? Bukankah itu menarik dan patut untuk dibuat sebuah cerita? Meskipun halusinasi itu adalah masalah serius di dunia kita (Nyata), namun jangan anggap serius apa pun yang terjadi di cerita kali ini.

Ingat, ini hanyalah fiksi, 100%
Baiklah, tanpa basa basi lagi, selamat membaca :)
‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵

Kedua manik mereka sempat berubah menjadi hitam untuk sesaat- Malik menyadari nya, namun entah kenapa Malik mengabaikan semua itu.

Kini Malik sedang mengobrol dengan istri dan putra nya, Nafa dan Liko.

Entah kenapa mereka jarang membuka pembicaraan, sering kali Malik lah yang membuka topik yang baru.

Itu aneh, berbanding terbalik dengan dulu.

Namun Malik mengabaikan nya lagi, dia terus membuka suara dan membuka suara, dan anehnya-

Pendengaran Malik mulai samar-samar, dia tak bisa mendengar suara mereka dengan terlalu jelas.

Namun seperti biasa,
Malik mengabaikan nya, untuk kesekian kali nya.

"Apakah kalian tau? Istri ku, putra ku. Waktu itu, aku bermimpi bahwa aku telah meninggalkan kalian berdua, aku bahkan bermimpi bahwa kau Nafa, telah tewas di tangan ku ini. " Ucap Malik menatap mereka berdua.

Mereka berdua hanya diam, tersenyum tipis, tak menjawab.
Lagi-lagi manik mereka berubah menjadi hitam untuk sesaat.

Sungguh, Malik tak melakukan apa pun mengenai hal itu, dia tetap berbicara dan berbicara ke mereka, meskipun yang menjawab hanyalah angin.

Nafa membuka mulut, namun tak ada suara yang keluar, begitu pun dengan Liko.
Malik bingung, ada apa dengan keluarganya ini?

"Hey... Apakah kalian baik-baik saja? " Tanya Malik dengan raut wajah yang tampak khwatir, raut wajah yang jarang dia tampakkan.

"Ka- Tidak apa apa. "
Suara mereka bisa terdengar di telinga Malik sekarang, mereka baik-baik saja. Batin Malik.

Namun sebelum membuka suara lagi, Nafa membuka suara.
"Nak... A- Dia- A- K? "
Malik tak bisa mendengar nya dengan jelas. Lagi.

"Istriku, apa yang baru saja kau katakan? Aku tak dapat mendengar nya dengan jelas.. "
Nafa hanya menatap Liko sesaat sebelum menggeleng kan kepala nya dan tersenyum.

Malik tak terlalu mempedulikan nya. Toh, mungkin telinga nya yang justru bermasalah sekarang.

Lagi-lagi sebelum membuka topik yang baru, Malik terbuat diam dengan suara langkah kaki dari belakang.

Hey, siapa itu?
Sontak Malik menoleh ke belakang, hanya mendapati Calvin yang menatap nya dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan.

"Oy... Aman? " Pertanyaan singkat padat dan jelas itu tak dapat di mengerti oleh Malik, apa maksudnya dengan aman?

"Apa maksudmu bodoh? Tak ada musuh disini. Kau tak lihat aku sedang mengobrol dengan keluarga ku hah? " Tanya balik Malik, Calvin hanya berdiam diri. Tak tau harus memberikan reaksi apa,

Calvin menghela nafas. Menepuk jidatnya.
Malik sudah dibuat gila rupanya.

Tak ingin memperpanjang masalah Calvin berbalik hendak pergi, namun sebelum itu Calvin memberitahu sesuatu untuk Malik.

"Kalau kau tak ingin dianggap sebagai orang gila, lebih baik kau pergi dari situ dan lakukan aktivitas yang normal. "

Malik menatap Calvin dengan raut wajah yang datar.
Justru, Malik lah yang menganggap Calvin gila sekarang, apa-apaan dia?

Malik mengabaikan perkataan Calvin dan terus mengobrol dengan keluarga nya,

Calvin meninggalkan tempat, meninggalkan Malik bersama keluarga nya.

Setelah melihat kepergian Calvin, Malik menatap wajah mereka berdua. Aneh nya, pandangan nya makin buram jika menatap wajah mereka terlalu lama.

Dia mengucek mata nya, apakah dia baru saja terkena penyakit mata atau bagaimana? Batin Malik dalam diam.

Air mata mulai menetes dari kedua manik merah Malik, Malik bingung, apa-apaan air mata ini? Datang dari mana?

"Ayah- Baik aja? "

"Jangan pedulikan aku.. Mata ku mungkin hanya kemasukan debu saja. " Jawab Malik, meskipun tak bisa mendengar dengan baik, Malik tau bahwa putra dan istri nya kini tengah mengkhawatirkan nya, Malik tersenyum tipis.

Melanjutkan obrolan nya hingga malam hari.

Tak mengetahui bahwa selama ini Malik hanya berbicara dengan angin, berbicara dengan dirinya sendiri.

ˏˋ°•*𝓔𝓷𝓭⁀➷

─ˋ✦Keluarga Vermilion [Re-Make] ─┄˚˙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang