Brakk
Pintu kamar terbuka lebar, menampakkan sepasang suami istri yang sedang berkelahi dengan lidah mereka.
Saling melumat, menyesap bibir satu sama lain. Mengabsen setiap deretan gigi dari pasangan mereka.
Rina, sang istri, ditidurkan di ranjang. Bajunya ditanggalkan oleh sang suami, Bagas.
Bagas pun turut menanggalkan pakaiannya. Hingga akhirnya keduanya naked.
Lidah Bagas melumat pelan bibir Rina. Lalu turun ke payudara kenyal Rina. Dan berhenti satu titik yang dapat membuat Rina menggeliat keenakan.
Tangan Bagas tak tinggal diam, tangan kirinya digunakan untuk meremas bulatan kenyal itu, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk bermain di area klitoris Rina.
Setelah puas bermain dengan klitoris istrinya, jari manis dan tengah milik Bagas mulai menelusup masuk ke lubang kenikmatan itu.
Bagas mengocok lubang kenikmatan itu dengan cepat, membuat Rina membusungkan dadanya.
"Ahhh ahhh ahhh sayang"
"Ahhh sayang pelan ahhh"
"Kalau pelan kurang nikmat, sayang"
Bagas malah menambah kecepatan kocokannya.
"Ahh sayang ahhh"
Bagas berdehem, "kenapa? Enak kan?"
"Ahh sayang ahh aku mau keluar ahhh"
"Ahh ahh ahh sayang"
"AHH AHHH" tubuh Rina bergetar karena pelepasannya.
Bagas mendiamkan sebentar untuk istrinya kembali tenang, sebelum akhirnya memasukkan miliknya ke sarang istimewanya.
Jleb
"Ahhh" keduanya mengerang pelan.
Dengan pelan Bagas memaju-mundurkan badannya dengan pelan namun pasti. Menciptakan suasana yang lebih erotis.
Semakin lama, Bagas semakin mempercepat temponya. Membuat sang istri meremas seprai kasur.
"Ahhh ahhh ahhh sayang"
"Ahhh ahhh Rina sayang ahh"
"Ahhh sayang ahh pelanin ahh"
Seakan tuli, Bagas menghiraukan perkataan istrinya. Dia suka cepat.
"Ahh ahhh sayang"
"Ahhh aku mau keluar sayang ahh"
"Keluarin Rina emhh"
"Ahh AHH AHHH" Rina mencapai pelepasannya yang kedua kali.
Rina menepuk pelan bahu Bagas, lantaran dia tetap bergerak, yeah walupun pelan, "berhenti dulu sayang."
Tiga detik setelah Rina mengatakan itu, Bagas langsung memompa cepat badannya, membuat Rina lagi-lagi mendesah keras.
"Desahin namaku, sayang."
"Ahh sayang ahhh ahh"
"AHH" Bagas menyodok keras milik Rina lantaran ia tak mengikuti yang Bagas suruh.
"Sebut namaku, desah pake namaku, sayang."
"Ahh Bagas ahhh ahhh"
Bagas tersenyum simpul, ia mengecup kedua pipi gembul Rina. Bagas suka sekali ketika Rina mendesah dengan namanya.
"Ahhh Rina ahh"
"Bagas ahhh ahhh ahh"
"Bagas, aku mau keluar ahh ahh"
"Bareng, ahh ahh AHH AHHH"
Keduanya mencapai klimaks bersamaan. Rahim Rina terasa hangat karena semburan dari Bagas.
Bagas berbaring di sebelah Rina. Memeluk istrinya dari belakang. Berkali-kali mengecup pucuk rambut Rina.
"Sayang," panggil Bagas.
Yang dipanggil hanya berdehem kecil akibat terlalu lelah karena kegiatan tadi.
"Aku pengen anak cewek, biar cantiknya mirip kamu."
Mendengar penuturan dari Bagas, Rina membalikkan badan menghadap sang suami.
Terlihat senyum simpul terbit dari bibir Rina, "kalau aku maunya cowok, yang pesonanya kayak kamu."
"Kalau gitu kembar aja deh. Satu cewek satu cowok, gimana?"
Rina terkekeh mendengar penuturan dari suaminya. "Iya, diusahain aja kalau gitu."
"Apanya yang diusahain hmm?" Alis Bagas terangkat, ia sedang menggoda istrinya.
"Udahlah, yuk kita tidur."
Bagas menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka, memeluk sang istri, lagi-lagi mengecup pelan dahi Rina. Hingga akhirnya mereka ditelan oleh mimpi.
Baru sempet anjayyy (sebenernya baru mood nulis sih)
Komen aja klo ada rekomen ya sengg.
Btw, cerita ini lucu bgt bjir lahh (menurut aku sih) tapi semoga kalian juga suka ya. Cuma cerita ini yang lurus, sisanya selingkuh semua :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT 21+
RandomSiapapun boleh mampir. Dosa tanggung sendiri. Mari basah bersama, euhm ahhh Mohon maaf jika ada kesamaan cerita.