Paman

26.2K 62 0
                                    

Sita dan Pamannya sedang duduk di sofa ruang tamu untuk melihat tv. Sita sadar bahwa sedari tadi sang Paman mencuri pandang ke arah payudara keponakannya yang bisa dibilang besar. Bagaimana tidak, Sita saja mengenakan kaos yang sangat ketat.

Mata Sita juga menangkap sesuatu yang menyembul dari balik celana pendek sang Paman.

Tangan sita mengelus pelan gundukan kecil itu. Sang Paman terkejut, namun ekspresi Sita malah santai. Ia fokus dengan tontonan tv nya.

Paman menoleh sebentar ke belakang. Melihat adiknya alias ibu Sita yang masih fokus memasak untuk makan malam.

Giliran tangan sang Paman yang meremas gunung kembar Sita. Lalu tidak lama berganti turun ke bawah. Menyelinap dibalik rok selutut yang dikenakan keponakannya.

Jarinya bermain di area yang masih terbalut kain. Dia menekan-nekan kacang milik Sita, membuat sang empu menggeliat bak cacing kepanasan.

"Ehmm ehmm owhh" 

"Ehmm paman ahh ehmm"

Tak berselang lama, tubuh Sita bergetar kecil menandakan bahwa dia baru saja keluar.

Paman melepas celana dalam milik keponakannya. Ia berjongkok menghadap lubang kenikmatan yang mengeluarkan lendir itu. 

Dilebarkannya paha Sita. Dengan rakus lidahnya menjilati cairan milik Sita. Lidahnya berputar dan menusuk-nusuk ke dalam lubang keponakannya.

"Ahh ehmm ehmm ehmm" dia membekap mulutnya sendiri supaya tidak menimbulkan kecurigaan dari sang ibu.

"Ahh owhh ahhh paman ahh"

"Paman ahh ahh EHMM"

Tubuhnya bergetar lagi. Ia telah mendapatkan pelepasannya yang kedua kali. Sang paman duduk lagi di posisinya tadi, seperti tak terjadi sesuatu.

Ibu Sita menghampiri anaknya, "Sita, ibu mau beli gas dulu ya, gas nya habis. Kamu mau nitip?"

Sita berpikir sejenak lalu berucap, "titip sosis aja ya, bu, yang paling besar." Ibunya mengiyakan lalu pamit kepada Sita dan saudaranya.

Setelah terdengar suara pintu tertup, Sita langsung dibawa ke kamarnya. 

Denga tergesa-gesa ia melepaskan pakaiannya dan pakaian Sita. Sang Paman mencumbu bibir ranum keponakannya. Mulai dari bibir, lanjut ke leher, dan kemudian gunung kembar milik Sita.

"Ahh ahh ahhhh"

"Jangan di gigithh ahhh paman ahh"

"Ahhh ahhh paman emhhh"

Karena milik Sita sudah basah sebab permainan di sofa tadi, jadi sang Paman mengocok penisnya sebentar sebelum dimasukkan di lubang kenikmatan milik keponakannya.

JLEB

"AHHH PAMANN"

PLOK PLOK PLOK

Sang Paman langsung menggenjot dengan brutal lubang milik Sita. Temponya tak pernah menurun.

"Kau ingin sosis kan? Sosis yang besar kan?"

"Ahh ahhh ahhh pahh man ahhhh"

"Jawab sayang"

"Ahh iya paman, akuhh ingin sosis besar ahhh"

"Aku punya Sita. Aku bisa memberikannya kepadamu setiap kau ingin, setiap saat"

"Ahhh iyah paman ahhh, aku ingin sosismu setiap saat ahh"

"Ahhh Sita vaginamu legit sekali sayang ahh"

"Ahh ahhh paman ahhh"

"Paman ahhh aku mau keluar ahhh"

"Keluarkan sayang ahh"

"Ahhh ahhhh AHHHH PAMAN AHHH" 

Tubuh Sita menggelinjang karena pelepasannya. Sedangkan sang Paman menikmati semburan hangat dari keponakannya.

Setelah dirasa Sita kembali tenang, pamannya menyuruh Sita untuk menungging. Ia memasukkan miliknya dengan pelan ke lubang Sita.

JLEB

"Emhh paman ahhh"

PLOK PLOK PLOK

"Ahhh ahhh ahhh paman ahh"

"Mendesahlah untukku sayang haha"

"Ahh paman ahhh ahhh"

Bahkan untuk ronde ini, sang Paman tidak memperlambat genjotannya. Ia semakin brutal menggenjot keponakannya membuat sang empu mendesah tanpa henti.

"Ahh paman ahhh ahhh"

"Paman aku ingin keluar ahhh"

"Keluarkan sayang ahh"

"Ahh ahh AHHHH AHHH"

PLOK PLOK PLOK

"Ahh paman berhenti sebentar ahh, aku lemas"

Sang Paman tak menggubris perkataan Sita. Ia terus menggenjot vagina Sita walaupun ia tahu kalau keponakannya sedang orgasme.

"Ahhh paman ahhh ahhh"

"Tubuhmu nikmat sekali Sita ahhh"

"Ahhh paman emhhh ahhh"

"Tubuhku milik paman ahhh ahh"

"Kau milikku Sita ahhh"

"Paman ahh aku ingin keluar lagi ahhh"

"Tahan sebentar sayang"

"Ahhh ahhh ahhh pamann ga kuath ahhh"

"Bersama sayang ahh AHHHHH"

"AAHHHHH AHHH PAMANN AHH"

Sang Paman menyemburkan cairannya ke dalam milik Sita. Mereka berdua ambruk bersama. 

Kegiatan berakhir saat satu ciuman mendarat di kedua pundak Sita.

***


wanjirr wanjirr...ga bisa berword-word



ONESHOT 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang