♡♡♡
Accident and Early Meet
───※ ·❆· ※───Sepanjang perjalanan pulang dari rumah Wang Yibo, Xiao Zhan terlihat murung dan lebih banyak diam seraya menatap keluar jendela. Pikirannya melayang jauh pada kejadian lalu saat dirinya baru menginjak usia sembilan. Saat itu, Xiao Zhan bersama kedua orang tuanya tengah menempuh perjalanan ke sebuah taman hiburan karena hari itu dirinya berhasil mendapat juara kelas. Jadi, untuk merayakannya orang tua Xiao Zhan mengajaknya untuk bermain sepuasnya di taman hiburan.
“Zhanie apa kau senang, Nak?” tanya sang ibu begitu mereka sampai di taman hiburan yang dituju.
“Uhm!” Sebuah anggukan mantap dari Xiao Zhan menjadi jawaban kalau bocah sembilan tahun itu begitu senang.
“Baguslah. Kau boleh menaiki wahana manapun yang kau ingin coba,” seru sang ayah sambil mengusap puncak kepala Xiao Zhan.
“Benarkah? Semuanya?” tanya Zhan dengan wajah berbinar juga penuh antusias. Dan anggukan mantap dua orang terkasihnya membuatnya segera berlari untuk mencoba setiap permainan di sana.
“Jangan lari-lari, Zhanie!” seru Nyonya Xiao yang mulai kewalahan mengikuti gerak putranya.
“Sudah biarkan saja, lagipula di sini juga belum terlalu ramai. Aku sengaja meliburkan diri agar bisa melihat wajah bahagianya bermain di sini,” ucap Tuan Xiao yang berjalan di samping sang istri seraya menggenggam tangannya.
Xiao Zhan kecil sangat menikmati waktu bermainnya, dia begitu antusias mencoba semua wahana yang terlihat di depan mata. Hingga tengah hari, Nyonya Xiao menyadari bahwa putranya terlihat kelelahan, meski itu tidak menurunkan antusiasnya untuk bisa menaiki semua wahana yang akan dia mainkan.
“Zhanie … bagaimana kalau kita makan dulu, hmmm?” tawar sang ibu saat melihat wajah Xiao Zhan yang lelah.
“Ibu memang yang terbaik, tahu saja kalau aku lapar, hehe,” ucap Zhan.
Mereka pun memilih untuk makan siang di restoran sekitar. Xiao Zhan begitu bahagia karena hari ini orang tuanya yang biasanya selalu sibuk dengan rutinitas mereka sebagai pebisnis akhirnya benar-benar meluangkan waktu sepenuhnya untuk dirinya seorang.
Sebenarnya, Tuan dan Nyonya Xiao juga tidak serta merta meninggalkan Xiao Zhan begitu saja saat kerjaan menumpuk, mereka selalu menyempatkan untuk berkumpul bersama sang putra, hanya saja waktu mereka terbagi, tapi hari ini mereka ingin bersama putra semata wayangnya, apalagi saat tahu kalau Xiao Zhan mendapat juara umum di sekolah. Sekalian untuk merayakannya, begitu pikir mereka pada awalnya.
Hingga sore menjelang, saat Xiao Zhan sudah penat bermain dan membeli semua hal yang dia inginkan, mereka memutuskan untuk pulang. Hari ini juga sengaja Tuan Xiao tidak membawa Paman Wen, supir pribadi keluarga dengan alasan, dirinya ingin quality time bersama dua orang terkasihnya.
Dan kejadian mengerikan itu pun terjadi. Sebuah mobil box melaju tak terkendali. Jalanan saat itu cukup sepi yang membuat keluarga kecil itu begitu santai di dalam mobil bahkan mereka saling bersenda gurau. Tawa bahagia jelas terlihat dari ketiganya sampai suara klakson yang begitu nyaring mengejutkan Tuan Xiao dan membuatnya terburu-buru banting setir untuk menghindar. Namun kaca spion mobil itu tersenggol badan mobil box dan membuatnya terguling beberapa kali. Sebuah ingatan yang mengerikan.
"Tuan Muda … Tuan Muda Xiao!?"
Wen Chao, supir pribadi Keluarga Xiao mencoba memanggil tuan mudanya saat dirinya melihat Xiao Zhan yang terlihat gelisah di kursi penumpang. Xiao Zhan terlihat tidur pada awalnya, tapi beberapa menit berlalu dia mulai terlihat tidak tenang dalam tidurnya dan keringat juga mulai mengalir dari pelipisnya. Hal itu tak luput dari pengamatan Wen Chao. Hingga dirinya memutuskan untuk membangunkan tuan mudanya. Namun panggilannya tidak mendapat balasan hingga membuatnya khawatir. Dirinya pun akhirnya menepikan mobil lalu mulai membangunkan Xiao Zhan dengan menggoyangkan pundaknya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPECCABLE
FanfictionWang Yibo dan Xiao Zhan, pasangan saling mencintai itu berjanji untuk hidup bersama selamanya. Namun, apa jadinya jika salah satu dari mereka hilang ingatan? Akankah janji itu akan tetap terpenuhi? Dan yang hilang akan kembali? Saat ketidaksempurn...