CH 1 -Ujian Akhir-

104 9 1
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, tepat hari dimana ujian akhir akan berlangsung di SMA Kamakura dan semua siswa-siswi mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk ujian ini.

Sekarang sudah jam 07:00 pagi dan Akito nampaknya harus pergi terlambat karena dia lupa untuk memasang alarm pengingat.

Junjiro yang selalu menghampiri Akito untuk berangkat sekolah bersama-sama akhirnya tiba dirumahnya.

Tok tok tok...

"Akito, ayo berangkat!" teriak Junjiro terburu-buru.

"Akito! Hei jangan bilang kau masih tidur?"

Crackk...

"Ada apa ribut-ribut?" ucap Akito membuka pintu sembari membuka matanya yang masih setengah sadar.

"Ada apa ribut-ribut kepalamu! Ini sudah jam 7 pagi, kita akan terlambat!" teriak Junjiro dengan panik.

"Hahhh!!! Apa??!!!! Kenapa kau tak bilang daritadi! Aduh, tunggu sebentar!" Akito terkejut dan segera dia mengganti pakaiannya dan berangkat sekolah.

Dengan seragamnya yang kusut dan wajahnya yang sangat layu itu, dia dipaksa waktu untuk terburu-buru diperjalanan menggunakan sepeda dengan Junjiro.

"Kenapa kau tak membangunkanku lebih awal, bodoh!" teriak Akito kepada Junjiro.

"Memangnya aku temanmu atau ibumu hah??!!! Aku tak berkewajiban membangunkanmu, dasar sapi suntuk! Lagipula kenapa kau tidak menyalakan alarmmu! Kau lihat penampilanmu itu, seperti orang gila yang tak pernah mandi!" balas Junjiro dengan emosinya yang meledak ledak.

"Maaf!!" teriak Akito.

"Haaa??!!!" ucap Junjiro dengan bingung karena angin yang mereka hadapi dengan kecepatan sepeda yang diluar nalar membuat percakapan terdengar kurang jelas.

"Ku bilang Maaf!!!" teriak Akito dengan frustasi.

"Aku tak butuh maafmu! Lain kali akan kubuatkan kau alarm tepat di telingamu!" teriak Junjiro mengancam Akito.

"Tetap saja aku sudah minta maaf, dasar bodoh!" ucap Akito dengan kesal.

Tiba lah mereka di sekolah. Hampir saja gerbang tertutup jika mereka telat sedikit saja. Akito dan Junjiro segera berlari ke kelas mereka di lantai dua.

Ketika hendak membuka pintu kelas, mereka mendengar ternyata sudah ada guru di dalam kelas. Dengan panik, mereka memutuskan untuk membuka pintunya.

"Hei, karena ini semua salahmu, kau yang akan membuka pintu." bisik Junjiro.

"Baiklah, maafkan aku, sialan." ucap Akito dengan wajah panik.

Tok tok tok....

"Permisi Bu, Maaf kami terlambat." ucap Akito dengan wajah panik.

"Hhhhh.... Ya, Tak apa-apa. Masuk saja dan cepat ambil kertas ujiannya!" ucap gurunya menghela nafas.

"Terima kasih banyak Bu!" ucap Akito dan Junjiro bersemangat.

Kringggggg.....

Bel telah berbunyi menandakan ujian hari ini telah berakhir. Suasana di kelas itu menjadi suram karena derita pikiran yang mereka hadapi selama ujian berlangsung

The Warm Sun of The Dead SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang