0.4

16 2 0
                                    

Di Sisi Lain

Setelah meninggalkan Yunsa dengan perasaan sedikit bersalah, Minra buru-buru pulang ke rumahnya diantar oleh sang supir. Sesampainya di sana, ia disambut dengan pemandangan yang cukup mengejutkan. Rumahnya sudah ramai dengan tamu-tamu penting, dan suasana menunjukkan ada acara yang cukup besar.

Minra mengernyitkan dahi, merasa ada yang aneh. Mengapa ayahnya tiba-tiba mengadakan acara besar seperti ini tanpa memberitahunya sebelumnya? Dengan perasaan penasaran, ia mencari ayahnya yang sedang sibuk berbincang dengan tamu-tamu.

"Papa, ada acara apa ini? Kok tiba-tiba banyak tamu?" tanya Minra sambil mendekati ayahnya.

"Oh, Minra. Akhirnya kamu pulang juga. Papa lupa kasih tahu kamu, hari ini kita ada acara makan malam keluarga. Ada tamu istimewa yang akan dikenalkan," jawab ayahnya sambil tersenyum.

Minra merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh ayahnya, tapi ia memilih untuk menahan rasa penasarannya. Dia mengikuti saja alur acara, meskipun dalam hatinya dia merasa gelisah. Apalagi sejak tadi, perasaannya tidak tenang, terutama karena ia baru saja membatalkan kencan dengan Yunsa. Bagaimana kalau Yunsa curiga atau merasa kecewa?

───────────────

Minho menatap dirinya di cermin dengan tatapan kosong. Setelan jas yang ia kenakan, dengan segala kesempurnaannya, tidak mampu menutupi perasaan hampa di hatinya. Baginya, perjodohan ini hanyalah salah satu lagi dari sekian banyak tanggung jawab yang harus ia pikul sebagai bagian dari keluarga Ethan. Tidak ada ruang untuk emosi atau keinginan pribadi.

"Semuanya hanya demi bisnis keluarga ini," pikir Minho dingin dengan kekesalan yang mendalam. Ia telah lama mengesampingkan keinginan pribadinya seperti menjadi dokter demi keluarganya, dan perjodohan ini tidak akan berbeda dan semakin buruk. Dia tidak peduli siapa Minra atau apa yang dia rasakan; yang penting adalah menyelesaikan perjanjian ini tanpa komplikasi.

Saat tiba di rumah keluarga Minra, Minho berjalan masuk dengan langkah tenang, namun setiap langkahnya seolah membawa hawa dingin yang membuat siapapun di sekitarnya enggan untuk mendekat. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, meskipun dalam hatinya, perjodohan ini terasa seperti beban lain yang harus ia terima dengan pasrah, untuk mempertahankan bisnis keluarga nya.

Ketika semua sudah duduk di meja makan, tamu istimewa yang dimaksudkan oleh ayah Minra akhirnya datang. Pria tinggi dengan aura dingin dan misterius itu memasuki ruangan. Matanya tajam, wajahnya tanpa ekspresi, dan dia membawa dirinya dengan sangat tegas.

Minra terkejut saat mengetahui siapa pria itu. Dia adalah Minho, seorang pemimpin muda yang terkenal dengan sikap dinginnya dan sifatnya yang serius dan tegas. Minra merasa semakin gelisah. Ada firasat buruk yang tiba-tiba menghantam pikirannya.

Ketika semua hidangan sudah dihidangkan, ayah Minra memulai pembicaraan yang membuat jantung Minra berdetak lebih cepat.

"Minra, Papa ingin kamu kenal lebih dekat dengan Minho. Keluarga kita telah memutuskan untuk menjalin kerjasama bisnis yang lebih erat dengan keluarga Minho. Dan untuk memperkuat kerjasama ini, kita sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Minho."

Minra kaget, ia diam, merasakan kepanikan yang semakin menekan dadanya. Ia menatap Minho, yang tampak tak terpengaruh oleh keputusan ini, seolah perjodohan ini hanyalah bagian dari rutinitas bisnis yang harus dijalani.

"Papa? apa maksudnya ini?" tanya Minra dengan suara bergetar dan bingung.

"Ini adalah pernikahan kontrak, Minra. Hanya untuk bisnis. Kamu dan Minho akan menikah untuk menguatkan hubungan antar keluarga kita." jelas ayahnya dengan tenang, seolah ini bukan masalah besar.

Minra merasakan jantungnya berdegup kencang. Namun, sebelum ia sempat berkata apa-apa, Minho membuka mulutnya. Suaranya rendah dan penuh ketegasan, tanpa sedikitpun emosi.

"Kamu tidak perlu khawatir," kata Minho dingin. "Ini hanya kesepakatan bisnis. Kita akan menjalani pernikahan ini sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Tidak lebih, tidak kurang."

Minra menatapnya dengan tatapan penuh kebingungan dan kemarahan yang terpendam. "Jadi, kau setuju dengan pernikahan ini?" tanyanya, suaranya hampir berbisik.

Minho menatapnya dengan dingin. "Aku setuju untuk menerima pernikahan bisnis ini. Jika kau mencari cinta atau kasih sayang dalam pernikahan ini, maka pasti kau akan kecewa."

Minra merasa dadanya sesak mendengar jawaban itu. Tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, suara seorang wanita tua, penuh otoritas, memecah keheningan. Itu adalah ibu Minho.

"Minho benar," kata ibu Minho dengan suara tegas. "Pernikahan ini bukan tentang perasaan pribadi. Ini tentang tanggung jawab kita kepada keluarga. Kami berharap kamu, Minra, bisa mengerti hal ini dan menjalani peranmu dengan baik."

Minra hanya bisa menundukkan kepala, merasa terjebak dalam situasi yang tidak ia inginkan. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa perjodohan ini akan menjadi cobaan berat, terutama karena ia harus menyembunyikan hubungannya dengan Yunsa. Sementara itu, Minho, meskipun dingin dan tak berperasaan, tetap menatap ke depan, fokus pada tanggung jawabnya, tanpa membiarkan perasaan apapun mengganggu pikirannya.

"Tapi...pa-"

"Minra, dengarkan papa, tidak ada pengecualian, perjanjian ini sudah bulat, dan kalian hanya perlu menerima ini dengan sah." Jawab sang ayah dengan tegas

Malam itu terasa sangat panjang bagi Minra. Setiap percakapan di meja makan hanya menambah rasa gelisahnya. Dia berusaha keras menyembunyikan kegelisahannya, tapi di dalam hatinya, ia merasa dunia runtuh perlahan. Bagaimana ia akan menghadapi ini semua? Ia bahkan tidak tahu Minho siapa dan tujuan asli pernikahan ini, ia bahkan masih mempunyai rahasia besar yang ia simpan selama ini. Bagaimana ia akan menjelaskan semuanya kepada Yunsa?





















































-To Be Continued-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Changed Me ; Hee-Yujin~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang