"Nasa buruan! Kenapa lama banget sih?"Suara ribut akibat barang berjatuhan kini terdengar dikarenakan Nasa terburu-buru mengemasi barang-barangnya yang belum ia siapkan saat malam.
Nasa si anak laki-laki berusia 12 tahun yang kemarin malam terlalu sibuk bermain dengan teman-teman nya sehingga ia melupakan bahwa esok pagi ia dan keluarganya akan pergi berlibur ke Miami, Florida, Amerika Serikat.
"Ayo Nasa, nanti kita bisa telat nih."
Semua orang berteriak untuk menyuruh Nasa segera berlari menuju mobil yang akan mereka tumpangi untuk pergi ke bandara nanti. Nasa pun segera berlari dan menyimpan kopernya pada bagasi mobil. Kini, ia pun masuk kedalam mobil dan duduk di kursi paling belakang.
"Kamu ini kebiasaan, main aja terus yang kamu pikirin. Kalo emang dari awal gamau ikut yaudah gausah! Ngerepotin." Celotehan dari sang Ayah tidak dihiraukan oleh Nasa. Karena faktanya, anak itu sekarang sedang memakai earphones dan memakan camilan yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Aw! Apaan sih kak?" teriakan Nasa terdengar dikarenakan earphones yang sedang dipakai olehnya direbut paksa oleh sang kakak.
"Kalo ayah lagi ngomong tuh dengerin! Kayak yang gak diajarin sopan santun aja kamu."
"Harusnya kakak tahu kalo kemarin aku lagi kesusahan, kenapa gak ada yang mau bantuin aku? Ngelipet baju tuh gak gampang buat aku, Kak Bintang harusnya udah tau kalo aku gabisa ngelipet baju! Nyebelin banget."
"Ya harusnya kamu udah siapin bajunya dari semalem! Ini mah malah langsung tidur pas pulang ke rumah. Kakak ga ngelarang kamu kalo misal mau main sampe malem gitu, cuma kamu harus tau waktu!"
"Kemarin tuh aku gak main! Tapi latihan buat tanding basket nanti."
"Ya tetep aja gatau waktu kan. Kalo udah gini siapa yang rugi coba?"
"Berisik. Aku mau tidur."
Bintang hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Ia terlalu sering mendapatkan sikap adiknya yang masih kekanakan. Bintang pun menyenderkan kepalanya pada bahu sang adik, ia mulai memejamkan matanya dan suara dengkuran halus mulai terdengar, menandakan bahwa mereka sudah tertidur pulas.
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Waktu yang berlalu seolah tak terassa, kini mereka pun sudah tiba di bandara. Saat ini Nasa dan Bintang sedang menunggu sang Ayah yang entah dimana keberadaannya bersama sang Ibu.
"Ayah kemana?" tanya Nasa sembari meminum susu coklatnya.
Bintang menaikkan kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan Nasa, dia terlalu malas menanggapi adiknya. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah ingin segera sampai lalu tertidur di kamar hotel.
"Kenapa sih orang lagi nanya gak dijawab? Gak sopan banget." Celotehan Nasa tentu saja bisa terdengar oleh Bintang, namun sang kakak sudah terlalu malas untuk menanggapi adiknya yang sangat cerewet.
Nasa menghampiri Bintang dan ia pun duduk disebelahnya. Tangannya sibuk memainkan ponselnya dan kakinya mengetuk-ngetuk lantai bandara pertanda bahwa ia sedang menikmati suasana yang saat ini sedang ia rasakan. Bahkan, kepalanya pun ikut mengangguk mengikuti irama musik yang keluar dari ponselnya. pandangannya beralih kesekitar untuk memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang tepat dihadapannya, berharap salah satu diantara mereka adalah ayahnya yang entah dimana keberadaannya sejak mereka tiba di bandara. Masalahnya adalah, Nasa menitip kepada ayahnya untuk membelikannya makanan karena perutnya tiba-tiba terasa sangat lapar.
"Kak, bosen," ujar Nasa
"Terus kenapa?" Balas Bintang dengan acuh.
"Yaa.. ngapain kek."
"Gamau ah, kamu jelek."
"Apaan sih jelek jelek! Aku aduin ke Bunda nanti loh kalo ngeledekin muka orang."
"Emangnya kamu orang? Kakak baru tau."
"Ngeselin dah. Awas aja." Nasa memalingkan pandangannya ke arah lain, kemanapun asal ia tidak memandang wajah menyebalkan Kakaknya.
"Yeuh ngambek."
"Gak tuh."
"Kamu packing baju nya bener gak? Awas ntar kayak waktu itu pas ke Jepang kamu malah bawa seragam pramuka."
"Bener lah! Aku bawa banyak baju."
"Kalo celana nya?"
"Bawa satu."
Bintang menepuk keras keningnya lalu ia pun mengguncangkan tubuih adiknya kencang.
"Kamu kenapa cuma bawa satu celana?" Tanya Bintang dengan nada frustasi.
Nasa manaikkan bahunya. "Ya emangnya harus bawa berapa celana? Aku bawa secukupnya aja."
"Kamu pikir cukup kalo Cuma bawa satu celana?"
"Emangnya kurang?"
"Kurang banget lah, gimana sih! Kita kan mau ke pantai nanti. Kamu bawanya celana apa?"
"Jeans..?"
Tulang rahang Bintang seketika terjatuh saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya.
"Kamu tuh gimana sih—"
"Ini kenapa ribut-ribut heh." Ucapan Bintang terpotong oleh sang Ibu yang baru datang dengan Ayahnya.
"Ini masa Nasa Cuma bawa satu celana. Itupun celananya celana jeans."
"Yaudah gapapa nanti beli aja disana," jawab sang Ayah. "Sekarang siap-siap ya, bentar lagi kita masuk ke pesawat. Barang kamu jangan ada yang ketinggalan, itu earphones nya bawa dulu dek."
"Onigiri aku mana?" tanya Nasa kepada sang Ayah.
"Tuh ada di Bunda. Barang kamu aman semua kan Kak?" Bintang hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Ayahnya.
Galang merupakan kepala keluarga yang saat ini akan pergi berlibur. Ia adalah Ayah dari kedua anak laki-lakinya. Sementara Ayu merupakan nama sang Ibunda tercinta. Perempuan asal Jogjakarta itu berhasil memikat hati sang lelaki Bandung saat beberapa puluh tahun lalu, hingga akhirnya mereka memiliki keluarga kecil yang bahagia.
__________________
To Be Continued.Hi guys, aku selalu berharap kalian memberikanku vote untuk ceritaku, karena itu bisa menjadi apresiasi dari kalian untuk cerita yang aku buat. Terimakasih dan semoga kalian suka dengan cerita ini.
Salam hangat, Vana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSE YOUR WAY
FanfictionSeharusnya, teriakan pada siang itu merupakan sorak tawa bahagia. Seharusnya, genggaman tangan tidak terlepas begitu saja. Seharusnya, semua terlihat begitu jelas. Seandainya, ini semua hanyalah sebuah mimpi. ______________________________________ ...