05. Permintaan

44 25 10
                                    

"Bahkan, untuk mengucapkan terimakasih aja lo ga bisa?" – Xavior Chakra Arnawama.

Happy Reading!

***

  "Oke. Gue juga buru-buru. Ngebantu lo cuma bikin waktu gue terbuang." Ucap Xavior, kemudian bangkit. Ingin sekali Xavior mengucapkan kalimat itu. "Terserah. Lo biar gue anter pulang."

Aurora menatap lelaki yang ada dihadapannya itu. Ia kemudian bangkit dan memegang erat jaket milik lelaki itu yang kini terpasang pada tubuh nya. Aurora tidak menyetujui ajakan Xavior. Namun, melihat Aurora bangkit, sepertinya Aurora mengiyakan ajakan lelaki itu.

Selama perjalanan, tak ada percakapan apapun diantara Xavior dan Aurora. Hanya sekedar Aurora yang memberitahu alamat rumahnya, selebihnya keduanya sibuk dengan pikiran nya masing-masing. Hingga tak sadar mereka tiba di depan rumah megah, yang pasti nya ini adalah rumah milik Aurora.

Aurora turun dari motor Xavior. Selama 5 detik hening tak ada percakapan. Hingga akhirnya, Xavior memutuskan pergi meninggalkan Aurora tanpa sepatah kata. Arurora memandang lelaki yang kian menjauh itu. Kemudian, kaki nya melangkah memasuki rumah.

"Aurora, sayang. Kamu dari mana?" Tanya sang mama, ketika melihat Aurora memasuki rumah.

Aurora menatap mama nya lekat. Tanpa berniat membalas ucapan mama nya, Aurora pergi menaiki anak tangga rumah nya, berniat menuju kamar.

"Hallo sayang? Ah iya, kalau begitu besok pagi kita ketemu di caffe ya." Aurora mendengar ibu nya sedang berbincang dengan seseorang lewat telepon.

Tidak peduli. Aurora melanjutkan tujuan nya menuju kamar.

***

  Xavior tiba di basecamp. Terlihat teman-teman nya sedang asik dengan kegiatan masing-masing. Ada Ricky dan Jeki yang sedang bermain play station. Jenan, Devin, Sagara yang sedang asik bermain game online nya.

"Nah, si bos akhirnya datang juga." Ucap Ricky yang melihat Xaviro memasuki basecamp.

"Habis dari mana, Xav?" Tanya Devin.

"Tadi ada incident dikit." Kemudian, Xavior memilih duduk disamping Jenan.

"Lah, jaket lo kemana, bos?" Tanya Jeki yang melihat Xavior tidak mengenakan jaket kebangsaan nya itu.

Xavior terdiam. Sial, dia lupa. Tadi kan dia memberikan jaket itu untuk menutupi badan perempuan yang sempat ia tolong. dan bodoh nya, Xavior meninggalkan jaket milik nya.

"Ketinggalan." Ucap Xavior, kemudian meneguk minuman kaleng.

Jenan menaikan salah satu alisnya. Sejak kapan, Xavior lupa mengenakan Jaket Allstar?.

***

  Keesokan hari nya, bell pulang sekolah telah berbunyi. Aurora tengah sibuk merapikan barang-barang nya kedalam tas.

"Ra, itu papper bag isi nya apa?" Tanya Bella yang melihat papper bag milik Aurora.

Aurora diam dari kegiatannya. Menghela nafasnya, lelah. Ia harus mengembalikan jaket milik lelaki yang telah menolong nya semalam.

XAVIORA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang