IV - Bittersweet

21 9 7
                                    

Selamat membaca!Vote⭐ and comment💬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca!
Vote⭐ and comment💬

ᕙ«⟨Nakamura Nara - SAGAN'S⟩»ᕗ



Fakta ilmiah tentang dunia tercipta sebab adanya ilmuwan yang melakukan penelitian lalu merintis teori sehingga tercipta sebuah istilah. Begitu juga dengan logika dan rasa, mereka selalu membuat retorika belaka yang terkadang diri sendiri pun tidak mengerti apa maknanya.

Rieka lelah membaca buku tersebut, kiranya membuat santai justru menambah beban. Menyudahi kegiatannya dengan menutup buku tersebut, gadis itu beristirahat di gazebo siang ini. Cuaca cerah berawan, tidak terlalu panas seperti ini kadang kala membuat rasa kantuk menyerang.

"Sora, tolong buatkan aku susu coklat hangat dengan whipped cream dan marshmellow." titahnya.

Gadis bernama Sora Sterling itu resmi menjadi pelayan pribadinya sejak lima hari lalu. Gadis desa yang masih cilik, baru saja menginjak usia dewasa dan—sudah pasti lugu, seperti yang diharapkan dari seorang gadis desa—perdana dari sekolah menengah atas.

"Tapi, Tuan Muda melarang Anda meminum minuman seperti itu selama masa pemulihan, Nona." mendengar nadanya membuat Rieka sadar bahwa Sora memang lebih patuh pada perintah North dibanding dirinya yang merupakan majikannya.

"Aku sangat ingin minum itu, Sora. Satu gelas saja tidak akan membuatku sekarat." candanya.

Sora tampak gugup, namun akhirnya dia melaksanakan karena Rieka yang terus mendesak. Sendiri di gazebo membuat Rieka lebih tenang dan damai, dia belum terbiasa dengan kehadiran orang baru di sisinya. Sora gadis baik, Rieka akui itu.

Dia hanya takut terlalu nyaman dengan orang-orang asing yang datang ke dalam kehidupannya yang sekarang. Rasa nyaman yang kemudian berubah menjadi sebuah rasa percaya, itu adalah sebuah bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Kondisi Rieka sudah berjalan 95% pulih. Walaupun demikian, dia masih belum boleh berada di luar ruangan dalam jangka waktu panjang, apalagi di tengah musim salju seperti saat ini. Tidak buruk, pikirnya setelah mendapat kesempatan hidup untuk kedua kali.

Delapan tahun tidak melihat mentari menjadikan Rieka seperti manusia purba tak kenal peradaban. Psikologis nya hancur, ingatannya memudar, orang-orang tersayangnya tewas, putri semata wayangnya dijual, bahkan sampai beberapa anggota tubuhnya hilang. Contohnya sejumlah ruas jari tangan kanan.

Netra hazel itu berbinar mengetahui salju turun lagi setelah cuaca berubah mendung dengan cepat.

Natal akan tiba sebentar lagi, pada momen itu Ruel akan datang ke mansionnya dengan lebih dari satu tujuan—Rieka baru menyadarinya kemarin setelah termenung cukup lama. Karena itu, Rieka menyusun sebuah rencana unik terhadap Ruel.

"I just need to take steps little by little. Ini tidak akan berakhir sebelum aku merasa menang." bisiknya pada angin berlalu.

Matanya terpejam perlahan. Memori masa lalu kembali terputar, selalu saja seperti itu. Tepat saat Rieka memejamkan mata, memori-memori itu berputar secara berulang. Ditambah, ada lebih dari ratusan ribu scene asing masuk dalam ingatannya. Kemungkinan besar itu adalah ingatan dimana gangguan psikologis mempengaruhinya.

SAGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang