.
.
.
.
.
Riki yang baru bangun tidur terdiam sebentar di atas ranjangnya, kemudian pergi ke dapur dengan muka bantalnyaRiki baru ingat kalau ada Echa di apartnya, dia sering lupa
"Kak, sudah bangun? Gue cuma masak telur sama mie instan. Lo ga beli bahan masak sama bumbunya"
Gadis itu meletakkan sepiring mie goreng instan dan satu telur dadar di meja untuk Riki
"Gua ga tau masak, ngapain beli" balas Riki dengan suara yang masih serak dan berat
"Pulang sekolah nanti beliin ini, nanti gue masakin yang enak enak"
Echa memberikan sebuah kertas kecil kepada Riki yang bertuliskan bahan bahan dapur
Riki mengernyit "gue?"
Echa mengangguk "kata gue ga boleh keluar? Kalo boleh gue beli sendiri"
"Iya dah, nanti gue bali sendiri. Dimana? Swalayan?"
"Dimana aja yang penting ada itu. Kali Kak Riki ga ngerti tanya aja ke yang jual atau masukan kertasnya"
"Kok kayak anak kecil aja yang disuruh mamanya beli bahan dapur"
.
"Lo ketemu sama Echa dimana kemarin?" Tanya Haru sambil menatap Riki tajam di depannya
"Di jalan, kenapa?" Riki membalas hal yang sama, dia geram pada pemuda itu setelah mendengarkan cerita Echa
"Lo seenaknya gitu mutusin cewek. Lo ga merasa berdosa?"
"Lo kan udah tau gue gimana kalo sama cewek? Udahlah Ki, ga usah bawa serius. Orang cuma Echa" kata Haru enteng
"Tapi nangis nya ke Gue, ga cuma masalah sama Lo nya doang, sama orang tua dan temannya juga. Coba lo Terima dia kembali, dia masih berharap sama lo"
"Bodolah, bukan urusan gue juga kan? Mau dia nangis, pingsan, mati pun gue ga peduli. Dia dateng ke Lo? Berarti lo dijadiin tempat pelarian" Haruto tersenyum remeh
"Sesimpel itu kan?" pemuda itu tertawa "Lo dimanfaatin sama si Echa. Jangan goblok goblok lah jadi orang"
Setelah mengatakan itu Haruto beranjak meninggalkan Riki sendirian di rooftop, pergi dengan watadosnya
.
"Temen lo paras sih Ceng, semalem gue ngintilin dia sama temen temennya sampe ke klub" celetuk Doni dia sela jam istirahat saat di kelas
"Bukan temenku itu, Riki mau ngapain lah aku juga ga peduli" balas Juan ketus "ga nyangka, Riki jadi anak nakal"
"Gue kirimin fotonya ke Mas Cello, paling mbak Riki udah tau"
"Pasti kecewa" kata Juan, dia melihat ada Daniel yang berdiri di ambang pintu kelasnya, adik kelas itu melambaikan tangan ke arahnya. Juan beranjak menghampiri Daniel
"Kak Juan, kata Kak Cello, kak Jean mau pergi ke Jakarta hari ini. Mungkin nanti sore nyampe, ada acara di Jakarta sekitar 5 hari"
Juan mendelik " Beneran?!" dan Daniel mengangguk
"Yeayyyy makasih ya!" Juan berlari menghampiri teman temannya di bangku
"Mas Jean mau kesini hari ini! Aku boleh pulang kan kalau kayak gitu?"
"Boleh, sekalian nimbrung ke klub sana" balas Rehan
"Heh?! "
.
"Ayo pulang, gue anter" ajak Joshua
"Ga usah. Makasih" Riki berlalu begitu saja. Ia menolak karena harus membeli pesanan Echa
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Tanpa Judul
Fanfiction*Side story of MahesaRisa Hanya tentang masa SMA Riki; orang Jogjakarta yang mengikuti program pertukaran pelajar di Jakarta Tentang mimpi panjangnya yang seolah nyata, dibawa ke alam kesadarannya. Kemanapun dia pergi dia selalu dejavu! Juga denga...