--Four

0 0 0
                                    

     
  Sudah beberapa hari ini Lin tak berteman seperti biasa dgn circle maupun yg lain, karena Lin sendiri tau Bahwa tidak akan ada yg mau percaya dgn Lin. Skr hanya Samuel yg mempercayainya.  Sepertinya kabar itu sudah sampai ke telinga Ivan, sudahlah tentang cintanya itu.

"Lin, sore lu sibuk?" Tanya Samuel
" Ga kok." Ucap Lin singkat
"Sore gw jemput Lo ya" ucap Samuel
"Ng-ngapain?" Tanya Lin bingung
"Gpp, ikut aja." Ucap Samuel
Lin hanya mengangguk bingung

Lin memasuki kelasnya dan ya. Seperti yg Lin bilang. Tatapan mereka sangatlah tajam kepada Lin. Bangku sampingnya saja tak ada yg mengisi dgn sengaja. 

Semuanya. Berjalan seperti biasa. Sekolah, pulang,makan, main gadget, tidur
  *Tok tok* suara Pintu kamar Lin di ketok dari luar
"Mashook" ucap Lin
Pintu itu terbuka dan menampakkan lelaki tinggi bersurai hitam
" Lin. Ayo makan" ucap abangnya sedikit mengintip dari balik pintu
"Ga. Duluan aja bang" ucap Lin
  Erlang menghela nafasnya berat
" Lin. Lo kenapa ?" Ucap erlang duduk di kasur Lin
Lin yg mengetik laptopnya berhenti sejenak
" Lo akhir² ni jarang keluar kamar. Bahkan makan aja jarang." Ucap erlang
"Ga. Aku gapapa" ucap Lin

"Jujur aja, Lo kan yg di video ?"
Ucap erlang
"V-video apa ?" Ucap Lin
"Jujur Lin" ucap Erlang serius
Lin mengangguk singkat membenarkan pertanyaan Erlang
"Lo pasti marah kan ?" Ucap Lin.
Erlang menggeleng
"Sejahat jahatnya Lo, Lo gabakal main fisik" ucap Erlang
Lin tersenyum mendengar itu
Dirinya berdiri dari kursi
"Ayo ke bawah, gw lapar" ucap Lin
Erlang tersenyum dan Menyusul

" Gw pake apa ya sore ni"



Lin melihat mobil di depan rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Samuel?

Lin turun dan menghampiri mobil itu tetapi Samuel lebih dulu membuka pintu untuknya
   Lin yang melihat itu. Tiba tiba merasakan sesuatu di dadanya
Seperti ada yg mengganjal. Tetapi bukan sesuatu yg buruk
  "Makasih." Ucap Lin memasuki Mobil.
Seiring berjalannya Waktu akhirnya Lin memecah sunyi
" Kemana, Sam?" Ucap Lin
Samuel mendengar Lin memanggilnya dgn "Sam"
Tapi ia tak masalah.
Samuel tersenyum
"Lo pasti suka pokoknya" ucap Samuel

*Sampainya

Samuel membukakan pintu untuk kedua kalinya untuk Lin.
Lin hanya tersenyum.
Sambil berjalan. Ia bertanya di dalam dirinya. Mengapa dia tak bisa merasakan apa yg dia rasakan dulu saat bersama Ivan?
Dia tak merasakan detak jantung bahkan sedikit pun, dan jg pipi yg memanas. Itu semua tak ada Jika bersmaa Samuel. Ia tengah berusaha. Berusaha menerima Samuel di sisinya.

Tiba tiba langkah Samuel berhenti, yg membuat Lin jg berhenti berjalan. Lin menatap Samuel yg tengah melihat sesuatu di hadapannya.
Laut yg sedang menggaduh satu persatu didalam sana terlihat  indah dimata. Tak bisa berhenti melihat itu. Dengan sunset yang memapar di tengah mereka berdua.
Saat Lin sedang mencoba melihat Samuel. Pandangannya beraling melihat Ivan. Yang tengah merangkul seseorang melainkan dia. Mata Lin membulat kaget, matanya tak berhenti melihat perempuan yg dirangkul Ivan itu. Perempuan bersurai pendek, bermanik Coklat.
 

  Samuel menoleh kearah yg dipandang Lin. Samuel menyentuh bahu Lin
"Lin-" ucap Samuel berhenti ketika melihat Lin yg sedang menatap lekat dengan matanya yg melunak jg menahan tangis air dan bibirnya yang menurun.
  Samuel dgn sigap Memeluk erat perempuan di depannya. Ia tak mau melihat perempuan yg dia cintai menangis, Lin tak menolak pelukan itu. "Sakit." Ucap Lin dalam hati. Samuel membawanya pergi.

" °Alin Fitria Kezia° " !! slow update !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang