04

450 65 13
                                    


Deon terbangun, kali ini dia tidak memiliki mimpi buruk apa pun, itu adalah tidur yang damai setelah sekian lama.

Cahaya matahari masuk melalui jendela, burung berkicau sebagai latar musik, angin pagi menyambutnya, itu adalah hari yang menghangatkan.

Deon memastikan detak jantung orang di samping nya, takut akan ada saat dimana itu tidak berbunyi lagi. Seperti semua keberuntungan hidup nya dia pakai, cruel bisa bernafas di samping nya.

Mulutnya tersenyum tapi, mengapa matanya mengeluarkan air mata?
Dia segera menghapus air mata itu. Mataku memperhatikan perban yang menutupi luka cruel.

"Aku tidak tahu apakah aku berhak berada di samping mu"

Deon turun dari lantai dua dan di sambut dengan kesunyian.

'sepertinya tidak ada orang di rumah ini'

Ia berjalan keluar untuk mencari udara segar, itu adalah pedesaan dekat batas dunia manusia dan iblis. Itu adalah pemandangan baru bagi deon, dia tidak pernah mengunjungi desa ini meski sering melewatinya ketika selesai dari misi yang di beri kaisar maupun raja iblis.

"Kak makan malam hari ini, bolehkah aku yang memasakan nya?"

"Tentu, tapi kenapa kau ingin melakukan nya?"

"Hari ini adalah ulang tahun ibu, aku tidak tahu apa yang harus kuberikan untuk hadiah, temanku memberi saran untuk memasak kan sesuatu yang spesial dari tangan ku sendiri"

"Lalu, maukah kau ku bantu dengan ayah?, semakin banyak tenaga akan semakin meriah"

Deon memperhatikan dua anak kecil itu melewati nya, deon melihat bayangan kakaknya dengan dirinya ketika kecil menempel di kedua anak itu, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia iri.

"Apa kau sudah merasa baikan?"

Dari belakang pria bertudung menanyakan keadaan nya.

"Ah, terimakasih telah menyelamatkan ku dan kakakku, aku akan membalaskan budi"

'meski mereka menyelamatkan ku, aku harus tetap waspada'

Meski ia tersenyum tulus, mata yang menunjukkan sedikit kewaspadaan tetap terlihat oleh alberu.

"Jangan terlalu waspada, kami tidak mempunyai niatan apa pun dan kami tidak menginginkan apa pun"

Mereka saling menatap dan membuat situasi agak canggung.

"Tidak, meski begitu-"

Kata-katanya terpotong dengan suara yang lain.

"Ah!? Manusia menghilang !!"

Seorang anak kecil berambut hitam bermata biru segera menghampiri mereka.

"Manusia, kemana manusia dan choi han?!"







Cale tidak bisa hanya diam di satu tempat dan mengundurkan rencana slacker life nya lebih lama lagi, jadi dia memutuskan untuk bergerak bersama choi han menuju kerajaan terdekat, itu adalah kerajaan kecil yang sederhana tapi damai.

"Apa kau melihatnya?"

"Tidak, mau itu di perbatasan tempat terakhir kali dia berada jejak nya sudah menghilang"

"Kecuali tanda-tanda kebrutalan dari pembantaian"

Choi han melihat orang mencurigakan diantara kerumunan rakyat jelata, mereka berjumlah 4 orang diantaranya terlihat seperti pemimpin nya, dia memiliki rambut ungu yang di kepang dan terlihat seperti bangsawan yang bukan dari kerajaan ini karena pakaian yang di balik jubah itu berbeda dari bangsawan yang dia lihat dari kerajaan ini, itu terlihat lebih mahal.



TBC

The Hero Is a DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang