Flashback

778 49 6
                                    

23 Februari. Seorang anak gadis yang baru lahir itu di beri nama Amare Lucchese oleh ayahnya. Dia adalah anak seorang mafia yang paling kaya di kota itu, keluarga Lucchese.

Nama ayahnya adalah Richard Lucchese.

Sejak dia lahir dia selalu diajarkan sopan santun kepada siapapun, bisa dibilang Amare itu jenius karena di umurnya yang ke-1 tahun dia sudah bisa berbicara dengan bahasa Inggris walau cuma sedikit. Amare hidup bahagia di umurnya yang ke-1 tahun.

Tapi pada saat Amare menginjak umurnya yang ke-2 tahun terjadi hal buruk yang menimpa keluarganya.

Pada pagi hari yang cerah keluarga Lucchese sedang sarapan bersama di ruang makan. Hening, Ayah Amare lalu membuka suara dan memecahkan keheningan.

" Amare, karena ada masalah di kantor Ayah akan lembur dan pulang besok " ucap pria bersurai pirang tersebut.

" Jadi Amare tolong jaga mama di rumah ya? " lanjutnya.

" Baik Ayah Amare bakal jaga dan nemenin mama ko " ucap gadis kecil itu dan melahap sarapannya (btw walau masih kecil Amare di ajarin buat mandiri ya, makanya makan sendiri)

" Anak pinter " ucap pria itu sambil mengusap-usap rambut putih milik putrinya. Sang ibu hanya menanggapi mereka dengan senyuman.

Setelah selesai sarapan sang ayah berpamitan kepada istri dan anaknya itu.

" Sayang.. Aku berangkat dulu ya " ucap pria itu pada istrinya dan dibalas anggukan oleh istrinya.

" Amare jagain mama loh ya " ucap pria itu pada Amare.

" Iya iya Ayahh " ucap Amare sambil sedikit meninggikan nadanya.

Setelah ayahnya berangkat Amare bersantai sambil menemani mamanya. Tidak terasa matahari sudah mau tenggelam dan hari mulai gelap, Amare bergegas untuk mandi dan makan malam bersama sang mama. Selesai makan tiba-tiba turun hujan yang sangat deras dan sang mama menyuruh Amare untuk pergi tidur. Amare terbangun karena haus dan melihat jam ternyata masih jam 01.00 dini hari, Amare yang haus berjalan kearah dapur dan mengambil air di kulkas, setelah minum Amare berjalan menuju kamarnya, setengah perjalanan menuju kamar Amare mendengar teriakan sang mama dan Amare bergegas ke kamar sang mama, sampai di kamar Amare dikejutkan oleh apa yang ia lihat (ini posisinya masih hujan ygy)

" MAMAA " teriak Amare dengan histeris ketika melihat pembantu dirumahnya menusuk perut ibunya dengan pisau. Mata Amare mulai meneteskan air dan lari memeluk sang mama.

" BIBII APA YANG BIBI LAKUKAN?! " teriak Amare.

Tidak menjawab apa-apa sang bibi lari dan pergi meninggalkan rumah itu.

" A-Amare j-jangan sedih ya? "Ucap sang mama sambil terbata-bata.

" Amare harus tumbuh jadi anak yang baik pinter dan murah senyum ya? " lanjut sang mama sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

" MAMAA " teriak Amare yang masih berlinang air mata, dan tiba tiba suara petir menyambar.

DUARR

Amare yang kaget dan takut langsung memeluk jasad sang mama. Dan yaa.. ini menjadi salah satu trauma Amare akan petir..

*Langsung skip pemakaman aja ygy*

" mama.. " ucap Amare sambil menangis.

-satu tahun kemudian-

Amare menjadi gadis yang pendiam dan sering melamun setelah kematian ibunya itu, walaupun sudah 1 tahun. Dan ayah Amare juga terkena penyakit yang tidak dapat disembuhkan.. mungkin sebentar lgi ajalnya akan tiba?

Pikir pria itu yang sedang duduk di ranjang rumah sakit pribadinya. Lalu pria itu terpikir bagaimana nasip Amare kalau dia sudah tidak ada karena Amare masih sangat kecil. Dia teringat jika dia punya sahabat dekat dan dia terpikir akan menyerahkan Amare padanya agar di rawat. Dia membuka ponselnya dan menelpon seseorang yang bernama Rion Kenzo.

*Obrolan Di Telepon*

Richard : Rion..
Rion       : Ada apa kau menelpon ku Richard?
Richard : Bisa kau kerumah sakit pribadiku? Ada yang ingin ku bahas..
Rion      : Bisa aku akan berangkat sekarang.

*Telepon lalu di tutup oleh Rion*

*Dirumah TNF*

" Papi mau kemana ko rapi banget? " tanya anak laki-laki bersurai putih itu.

" Mau ketemu temen lama ko, nanti bilangin si mami yak? " ucap pria bersurai ungu gelap yang biasa dipanggil Rion itu.

" Owhh, oke pii " balas anak laki-laki itu.

Rion segera mengeluarkan mobilnya dari garasin dan berangkat. Sampai di sana Rion langsung masuk kekamar sahabatnya itu.

" yoo.. Richard mau bahas apa nih kayaknya penting " ucap Rion.

" Rion kamu tau kan penyakit ku ini tidak bisa disembuhkan, jadi aku ingin meminta 1 permintaan sebelum aku mati.. " ucap Richard sambil menunduk.

" Lo mau minta apa dari gue? Bakal gw kabulin kok " ucap Rion dengan santai.

" Lo urus dan jagain anak gua ya? Adopsi dia dan anggep dia seperti anak lu sendiri " ucap Richard.

Rion terdiam sejenak memikirkan kata-kata sahabatnya itu.

" Dan kembaliin senyum manisnya.. " lanjut Richard.

" Baiklah aku akan mengadopsinya dan beritau aku hal-hal favoritnya " ucap Rion.

" -Tanggal ultahnya 23 Februari
  -makanan favoritnya katsu
  -dia trauma akan petir karena.. " Richard tak melanjutkan ucapannya.

" iya gua ngerti.. Ada lagi? " tanya Rion memastikan.

" kalau ada petir peluk dia ya.. " lanjut Richard.

" pasti " ucap Rion.

" Terima kasih Rion dengan ini aku bisa pergi dengan tenang.. " ucap Richard dan menghembuskan nafas terakhirnya.

*Skip pemakaman*

" Ayah kenapa ayah tinggalin Amare secepet ini.. " ucap Amare sambil berlinang air mata.

Setelah pemakaman Rion tidak langsung menemui Amare karena Rion tau Amare butuh waktu buat sendiri.

Seminggu setelahnya Rion baru pergi menemui Amare bersama dengan Caine.

-----------------------------------------------------------

Maaf klo jelek aku baru pemula xixi..
Kalau mau kasih saran silahkan ya guys. Ayya lanjut besok klo rame si, tpi ga mungkin yakan.
Yang mau mampir tiktok Ayya mangga @ayya_veronica

Family? || Tokyo Noir FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang