bab 4

163 23 6
                                    

Cerai

Ya kalian tak salah baca rusia ingin dia menandatangani surat cerai

"Rusia apa apain ini " Tanya ame sambil menatap rusia kesal sekaligus tak percaya

"Tandatangani itu,lalu kau bisa bebas " Ujar rusia tak menjawab pertanyaan ame

Ame menatap rusia marah "sampai kapan pun tidak akan ada yg namanya perceraian dalam hubungan kita " Ujar ame tegas

Rusia marah akan jawaban orang di depan nya "kau benar-benar egois,jika kau tak mencintai ku maka ceraikan saja aku,apakah kau ingin selama hidup ku terus tersiksa seperti ini " Ajar rusia mulai mengeluarkan air mata

(Rusia yg di book lain itu bocah kuat dan dingin eh di book ini malah kayak seorang gadis lemah yg hati nya sangat rapuh)

Ame tak tega melihat tangisan itu memeluk rusia,kali ini dia tak menggubris pemberontakan dari cowok yg hampir enam bulan ini menemani hidup nya

"Lepaskan aku sialan kenapa kau memeluk ku bajingan " Umpat tan demi umpatan rusia keluar kan dan ame tak menggubris nya dan hanya memeluk nya dengan penuh sayang

"Maaf " Bisik ame ditelinga rusia,membuat rusia semakin merah dan tangis nya pun semakin deras

"Apa kau pikir satu kata maaf bisa mengembalikan hati ku yg hancur " Ujar Rusia dengan marah,ame masih setia memeluk nya

Dia memeluk tubuh istri atau suami ah gak tau lah bingung rusia mau di panggil apa,dengan lembut

Usapan ame entah kenapa Rusia merasa sedikit tenang saat ame mengusap rambut nya

Bahkan tanpa disadari rusia mulai nyaman akan pelukan itu ,ame yg sudah tak mendapatkan pemberontakan pun melihat ke arah rusia

Dia mengecup bibir Rusia dengan lembut,hanya ciuman singkat tanpa di dasari oleh nafsu,hanya ada kelembutan dan kehangatan dalam ciuman itu

Rusia pun tersadar tidak tidak dia tak boleh merasa nyaman

Dengan serentak rusia mendorong ame,dan mengambil surat itu

"Kau egois " Ucap nya lalu pergi dari tempat itu,ame menatap kepergian nya tapi tak berniat mengejar

Dia tau Rusia butuh waktu untuk tenang,

"Hah " Dia menghela nafas dia benar-benar berharap setelah ini rusia dapat berpikir dengan jernih

Dia berjalan ke arah kamar nya dan mulai membaringkan tubuh nya di atas kasur

"Huh " Dia mulai menutup matanya berharap esok akan lebih baik dari pada hari ibu

Berbeda dengan ame yg masih bisa tidurnya nyenyak,rusia malah menghabiskan waktu istirahat nya untuk menangis

Pagi pun akhirnya tiba ame beru turun dari tangga dan melihat rusia yg sudah tampil rapih

"Mau kemana " Tanya ame membuat rusia menoleh ke arah nya sebentar lalu lanjut memakan roti nya

"Gue mau ke kantor " Walaupun butuh tiga menit rusia menjawab sambil memakan sandwich

"Untuk apa " Tanya ame bingung

"Bukan urusan lo mau gue kerja,caper atau apalah " Jawab Rusia dengan judes

Rusia langsung berdiri dan mengambil sandwich nya lalu pergi

Ame melihat itu hanya bisa menghela napas

Di sisi rusia dia pergi ke kantor yg dulu milik ayahnya tapi sekarang adalah milik nya

( oh ya harta warisan udah di bagian dan itu semua nya di bagi rata walaupun bela itu cewek)

Saat sampai dia disambut hangat oleh orang yg dulu merupakan mantan tangan kanan ayahnya

dia berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang