[2] Goblin 1/2

17 2 0
                                    

Dalam jarak 1 kilometer dari tempat sebelumnya, aku mencapai hutan itu dalam waktu 10 detik dengan kecepatan penuh.

Saat masuk ke dalam hutan, aku melihat seorang bocah laki-laki yang tampaknya seusia denganku sedang dikejar-kejar oleh 3 Goblin.

POV: Henry Asakusa

"huff... huff... huff..." Sial! Sial! Sial! Mengapa..!? Mengapa..!? Ini terjadi padaku..!? Padahal sebelummya baik-baik saja..!

Aku berlari sekuat tenaga, air mataku berjatuhan, aku mencoba mengingat kembali tentang apa yang terjadi sebelumnya.

Waktu itu, aku sedang menunggu ayah ku pulang di dalam rumah bersama ibu, beberapa menit kemudian, ayah ku pulang dengan tergesa-gesa, wajahnya begitu panik seperti dikejar sesuatu.

Saat ayah ku masuk ke dalam rumah dalam keadaan terengah-engah, dia langsung mengajak kami untuk pergi, saat itu aku dan ibuku tidak tau apa yang terjadi, tapi kami tetap menurutinya.

Saat kami keluar dari rumah, Ratusan Goblin mengelilingi rumah kami, rumah warga yang lain sudah hancur terbakar, mayat manusia berserakan dimana-mana.

Menghadapi ratusan goblin, ayah ku menarik pedangnya meskipun dia gemetar ketakutan, ayah menyuruh aku dan ibuku untuk segera pergi masuk ke dalam hutan, dia menyuruh kami untuk meminta bantuan ke desa sebelah yang jaraknya 4,5 Kilometer yaitu desa Rivenshade.

Meskipun itu permintaan konyol, karena jarak yang begitu jauh, tapi kami tetap menurutinya dan segera berlari dengan cepat ke arah hutan.

Saat ayahku menghadapi ratusan Goblin, dia berhasil membunuh 11 Goblin biasa dan 2 Goblin Elite dari mereka, bagaimanapun dia adalah seorang petualang rank D, meskipun itu adalah rank terendah, dia memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada orang pada umumnya.

Dan saat itu muncul pemimpin dari kelompok mereka yaitu Goblin Chief, Goblin Chief dengan mudah memotong tangan kanan ayah ku, membuatnya menjerit kesakitan dan berakhir dibunuh dengan tragis olehnya.

Sisa dari para goblin mengejar kami, termasuk Goblin Chief, aku dan ibuku terus berlari sekuat tenaga, sayangnya wanita memiliki fisik yang lebih lemah daripada laki-laki, meskipun umur kami berbeda jauh, aku yang berusia 5 tahun memiliki stamina yang lebih banyak daripada ibuku.

Ibuku tersandung akar pohon dan terjatuh, aku berhenti dan mencoba menolongnya untuk berdiri, tapi dia mendorong ku dan berkata "tinggalkan saja ibu, tetaplah hidup demi membalaskan dendam kami..!" Aku menolaknya, tetapi melihat tatapan tegas dimatanya aku pun langsung berbalik dan lanjut berlari sambil menangis.

20 Menit Kemudian

Aku berlari selama lebih dari 20 menit, stamina ku sudah habis, aku sudah tidak kuat lagi untuk berlari, pandangan ku buram, karena kehilangan fokus, kaki ku tersandung akar pepohonan dan aku terjatuh "Bruukk!!" Sial... Padahal sebentar lagi aku akan mencapai desa... terengah-engah.

Dengan semua sisa tenaga yang tersisa, aku berteriak meminta tolong, aku berharap ada yang mendengarnya.

Jika aku mati, bagaimana dengan balas dendam kedua orang tuaku dan penduduk desa?

Memikirkan hal itu, aku mencoba untuk berdiri kembali dan mulai berlari meskipun dengan kecepatan yang sangat lambat.

Mendengar suara dari belakangku, aku menengok ke belakang dan melihat 3 goblin biasa yang jaraknya tidak jauh dariku, salah satu goblin menggunakan busur dan dia berhenti lalu membidik ku.

Anak panah melesat terbang ke arahku, dan itu menembus pundak kiri ku "Aghhh!!!!" Berteriak kesakitan, air mataku tidak mampu keluar lagi karena sebelumnya sudah habis untuk menangisi ayah dan ibuku.

Multiverse Journey To Build An Empire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang