prolog

8.6K 438 28
                                    

"Acha, dapet salam dari Arjuna." Ujar Farah 2 bulan yang lalu.

"Acha, Arjuna nyariin lo." Ujar Kinan 1 bulan yang lalu

"Acha, Arjuna mau ngobrol katanya." Ujar Elang 3 minggu yang lalu.

"Acha, kemarin Arjuna minta nomor lo jadi gue kasih." Ujar Refano 2 minggu yang lalu.

"Acha, kata Arjuna, nomor telefon lo gak aktif ya?" Ujar Raihan, 1 minggu yang lalu.

Arjuna, Arjuna, dan Arjuna lagi. Entah bagaimana caranya, ia tiba-tiba bisa mengenal semua teman kerjaku.

Benar benar gila. Entah aku yang gila atau dirinya yang gila.

Sebenarnya ada apa dengan-nya sih? Ia benar-benar terlihat seperti tidak mempunyai pekerjaan selain meneror-ku tanpa alasan.

Lais Arjuna Bakrie, sebut saja Arjuna karena ia mengaku kepada publik kalau ia tidak suka dipanggil Lais. Dia penyanyi yang dulunya pernah menggemparkan dunia musik karena suara uniknya yang terdengar serak namun merdu. Arjuna mempunyai wajah khas orang indonesia, begitu pula dengan warna kulitnya yang sedikit kecoklatan. Perawakan-nya tinggi, tubuhnya kokoh dan ia kelewat tampan. Dirinya mempunyai daya tarik yang kuat, maka dari itu ia begitu terkenal dikalangan wanita. Penggemarnya diperkirakan 70%  isinya perempuan. Tiket konsernya pun selalu terjual habis dalam sekejab.

Dan yang terakhir, ia berbahaya. Maksudku, bukan dirinya yang berbahaya, namun fans-nya yang berbahaya. Terlalu fanatik, disenggol sedikitpun mereka akan bereaksi, tidak disenggolpun kadang mereka tantrum sendiri. Dirumorkan, Arjuna tidak memiliki banyak teman dikalangan artis, karena fansnya yang problematik.

Bisa dibilang aku juga termasuk penggemar Arjuna. Aku menyukai dirinya, lagu-lagu yang ia ciptakan, serta nyanyian merdu miliknya. Tapi aku tidak masuk ke dalam circle fans fanatik miliknya.

Anehnya sekarang pria itu malah mencari-cariku untuk alasan yang menurutku tidak terlalu penting. Sejak 6 bulan yang lalu Dia memaksaku untuk menjadi manager-nya padahal sudah kutolak. Tapi ia tetap memaksa lagi dan lagi. Maksudku, masih banyak kan orang lain yang bisa ditawarkan untuk menjadi managernya selain diriku? Lagipula tidak ada yang spesial dariku. Aku hanya orang biasa yang sudah bekerja cukup lama menjadi manager Satya Chandrakanta, alias sang aktor papan atas itu.

Penampilanku juga tidak menarik. Yah, kalau saja ia bertemu dengan diriku empat tahun yang lalu, mungkin aku bisa berbangga diri mengatakan kalau ia tertarik dengan kecantikanku. Tapi sekarang aku sudah tidak terawat seperti dulu, kecantikanku menghilang, tergantikan dengan wajah kusam, rambut berantakan dan kaca mata minus yang selalu turun dari hidungku.

Aku tidak paham, apa yang ingin Arjuna dapatkan dariku. Apakah informasi tentang Satya? Tapi mereka saja berteman, saling mengenal satu sama lain, untuk apa mencari informasi kalau ia bisa menanyakan-nya langsung kepada Satya?

Bukankan posisi kami sekarang terbalik? Seharusnya aku sebagai penggemarnya yang meneror dirinya bukan-nya malah sang artis yang meneror penggemarnya. Walaupun sebenarnya ia-pun juga tidak tahu kalau aku penggemarnya.

Dikatakan senang ya senang sih, tapi di sisi lain aku juga tidak tenang. Aku memang penggemarnya tapi bukan berarti bila ia ingin mendekatiku tanpa alasan yang pasti aku akan menerima dengan sepenuh hati.

Ibarat kata ada udang dibalik batu. Dipastikan ia ingin sesuatu.

Aku bukan sok jual mahal juga karena telah terus-terusan menolak tawaran darinya. Alasan mengapa aku menolak tawaran-nya itu karena aku takut dengan fans fanatik Arjuna.

Aku telah menyaksikan-nya sendiri dengan mata kepalaku. Waktu itu seorang penggemar milik Arjuna menjambak salah satu penyanyi cantik bernama Tiara saat mereka sedang mengadakan konser campuran.

Superstar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang