Entah sejak kapan perasaan ini benar-benar sirna. Tapi, percayalah, rasa ini sudah bertahun-tahun aku jaga. Namun, mungkin waktu dan takdir tidak merestui, sehingga setelah 6 tahun, aku memutuskan untuk menetralkan hati. Memulai perjalanan mencari cinta sejati dan takdirku.
Tidak, tidak, bahkan dirimu masih jelas teringat dalam benakku. Sejak pertama aku bertemu, di kala taman kanak-kanak itu, ahaha. Lucu bukan? Tapi saat itulah momen jaya dan membahagiakan bagiku.
Kita belajar, bermain, dan berbincang banyak hal seru bersama, dalam ruangan kelas juga taman bermain. Kala itu aku merasa benar-benar menjadi pria sejati, menjadi sosok versi terbaik, dengan orang yang sangat tepat. Menerima, mendukung, dan baik kepadaku.
Aku masih mengingat saat aku memberanikan diri untuk menciummu ketika baris berbaris. Kau tersipu malu, bukan penolakan, tapi sebuah senyum bahagia.
Lalu, hari-hari yang semakin dekat, namun semakin dekat dengan akhir, kemudian tibalah saat kita berpisah. Kala itu, kita bermain berdua dengan wali kita masing-masing di kolam alami, di sebuah tempat wisata. Itu adalah momen dimana kita menghabiskan waktu untuk terakhir kalinya. Aku mengingatnya dengan jelas, kala itu kita bermain bersama untuk terakhir kalinya. Kau tampak bahagia, aku tentu lebih bahagia. Juga saat yang bersamaan, aku sedih, hatiku menjerit dan memohon kepada Tuhan, Semoga ini bukan akhir, semoga takdir terus meridhai kami berdua untuk bersama hingga akhir hayat.
Itu sudah 9 tahun semenjak aku masuk sekolah menengah Atas (SMA). Aku bertemu denganmu. Namun, kita tidak lagi sama. Doaku untuk kembali bertemu dengan Tara terjawab, syukurlah, kau tampak sehat dan semakin cantik. Kau yang periang tentu saja dikelilingi teman yang baik juga. Syukurlah. Aku pun tertampar kenyataan bahwa diriku jauh berbeda dari kala TK yang pemberani, masa SMA pun berakhir tanpa kita menjalin hubungan lagi. Lagian, kala kita bernostalgia di chat dan kita menjadi teman, kau bilang suka dengan teman baik SD ku yang satu SMP denganmu. Yahh, biar masa lalu cukup menjadi kenangan manis untuk dikenang ya, Tara. ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste Journey
Non-FictionPengalaman dari rasa ke rasa, bukan permainan, tapi ini adalah sebuah perjalanan untuk sesuatu tujuan, ke rasa sesungguhnya yang masih hendak diraih. Mampukah sang aku berhasil meraihnya?