Masa sekolah berjalan. Bagi murid baru yang lain ini adalah hari ke-4 mereka setelah merasakan masa mos. Sedangkan bagiku, ini baru hari kedua bagiku. Malah pertemuan pertama tidak begitu berkesan hingga jelas sekali kalau aku tidak akan menjadi populer di kalangan sekolah begitu saja.
Walau pada masa SD aku juara terus, tapi keadaan ini terasa begitu berbeda, dikarenakan pengajarannya menggunakan bahasa campur inggirs, termasuk buku pelajaran terlihat penuh dengan bahasa asing itu.
Tapi entah apa yang merasukiku aku tidak bisa berhentik melirik perempuan itu.Dia adalah perempuan yang paling bersinar di kelas. Saat jam kosong di awal tadi, guru memang telat masuknya. Ada beberapa anggota osis masuk kelas memberitahuan suatu info, lalu setelah selesai, sesi heboh dimulai. Seseorang anggota osis mendekati salah satu perempuan sekelasku dan memberikaaan bunga. Perempuan itu menerima begitu saja dan semua kelas sangat heboh.
Hingga kehebohan itu berakhir setelah kedatangan wali kelas kami. Dia seperti seorang guru ibu-ibu pada umumnya. Menjelaskan secara terperinci. Beberapa yang aku ingat bahwa berbeda dengan sd, di smp ini akan lebih terperinci mata pelajarannya hingga masing-masing mapel diampu oleh beda beda guru. Walau begitu wali kelas akan bertanggung jawab dalam membina dan bertanggung jawab atas segala sesuatu untuk kelas masing-masingnya.
Aku tidak pernah menduga bahwa perempuan yang sering aku curi-curi pandang ini terlalu memikatku. Entah apa yang terjadi padaku, bahkan aku tidak pernah seperti ini sebelumnya selama masa SD-ku. Ah, benar juga, ini terakhir kali kualami ketika masa TK kepada satu perempuan sekelasku juga. Apakah ini cinta?
Beberapa saat setelah itu, terdapat suatu momen perkenalan masing-masing setelah bu guru wali kelas memperkenalkan dirinya, aku memperhatikan semua nama-nama walau tidak bisa begitu saja kuhapal semuanya. Yang jelas aku tidak akan lupa perempuan itu, yap dia yang memikatku sejak pertama awal masuk sekolah itu. Dia bernama Viola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste Journey
Non-FictionPengalaman dari rasa ke rasa, bukan permainan, tapi ini adalah sebuah perjalanan untuk sesuatu tujuan, ke rasa sesungguhnya yang masih hendak diraih. Mampukah sang aku berhasil meraihnya?