Semua mata penghuni kantin membulat sempurna setelah mendengar pengakuan dari seorang Fiera. Tidak hanya Alaska yang terkejut beberapa teman terdekatnya juga sama, tidak ada mendung tiba-tiba hujan. Apa itu bukan sesuatu yang mengejutkan.
Masih dengan wajah polosnya, Fiera menatap penuh cinta pada Alaska tanpa peduli dengan tatapan mencemooh dari orang lain.
"Maaf, g-gue tau kalau perasaan ini gak berbalas. T-tapi gue hanya mau mengungkapkan aja, kok," kata Fiera.
Senyum manis yang diperlihatkan olehnya ternyata berhasil membuat Alaska seperti orang kebingungan.
"Berani juga lo!"
Salah satu teman Alaska tak bisa menahan mulutnya lagi. Jika saja dirinya berada diposisi Alaska sekarang sudah pasti ia akan menerima pernyataan cinta dari adik kelasnya itu.
"Ka, lo kalau gak mau mending kasih ke gue aja, dah!"
"Diam!"
Semua perhatian kini beralih pada gadis disamping Alaska. Lebih tepatnya pada Aylen yang sedang memasang wajah penuh kemarahan.
Siapa pun tahu kalau Alaska dan Aylen adalah dua orang yang tidak bisa dipisahkan.
"Lo pikir, Alaska bakal nerima pernyataan cinta dari lo? Hahaha mimpi!" geran Aylen.
Dengan kasar Aylen menarik rambut Fiera—Adiknya sendiri. Ada untungnya juga ketika orang-orang tidak tahu kalau mereka berdua adalah saudara kandung.
"Akh! L-lepas kak!"
"Sakit, hiks."
Fiera berusaha menghindar dari amukan Aylen. Rambut cantiknya menjadi sasaran empuk, belum lagi kedua kancing bajunya sudah terbuka, untung saja Fiera masih menggunakan baju.
"Hiks. . . L-lepasin, Kak."
Aylen tuli. Kali ini ia tidak akan membiarkan Aylen kembali mengambil apa yang menjadi miliknya. Alaska dengan segala perhatiannya adalah satu-satunya yang Aylen punya.
"Ay, lepasin Fie!"
"Aylen! Aylen Devierta Grammes!!"
Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun mereka menjadi sahabat, Alaska membentak Aylen. Memanggil namanya penuh kemarahan hanya karena Fiera.
Alaska lebih membela Fiera?
"Hiks..."
Wajah yang dipenuhi air mata ternyata berhasil membuat Alaska merasa bersalah. Semua menantikan apakah Alaska akan menghapus air mata Fiera atau menarik Aylen dan menenangkan gadis itu?
Hal mengejutkan adalah Alaska lebih memilih Fiera dan menenangkan gadis bermata bulat itu.
"Lo gapapa? Sakit?"
"Ska? L-lo b-belain dia?" tanya Aylen menahan sesak dalam dada.
"Kali ini, lo yang salah Ay. Lo gak bisa kayak tadi, lagian gue juga gak masalah."
Seketika suasana kantin menjadi riuh karena pengakuan Alaska. Sejak kapan Alaska lebih memilih gadis lain dibanding Aylen—sahabatnya sendiri.
Lain halnya dengan Fiera. Diam-diam dia tersenyum licik saat mendapati tangan kakaknya terkepal kuat. Masih dengan wajah tersakiti, Fiera memilih mundur selangkah lalu berbalik meninggalkan kantin dengan terburu-buru.
"Ska, lo mau ngejar dia juga?" Suara Aylen melemah.
Alaska membuang nafasnya kasar lalu kembali duduk di kursi. Alaska tidak bisa mengelak kalau ia terusik akibat pernyataan cinta dari Fiera—adik kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F I E R A
RandomHujan turun begitu derasnya. Diseberang sana sosok yang begitu dipercaya dalam hidup Bianca tengah berpelukan. Keduanya tampak bahagia, serasa dunia milik berdua. Susah payah Bianca menahan sesak dalam dada. Bayangkan saja lima tahun menjadi kekasi...