02

61 3 0
                                    


Tahun 1991

Stasiun king cross sangat padat dipenuhi para penyihir yang akan mengantar anak mereka ke Hogwarts, begitu juga dengan keluarga Parkinson, Heaven telah berumur sebelas tahun dan Pansy lahir setelah sebulan Heaven tinggal dikediaman keluarga Parkinson.

Tuan dan nyonya Parkinson menjaga Heaven seperti anaknya sendiri, karena tuan Parkinson adalah ayah baptis dari Heaven.

Begitu juga dengan Pansy yang sangat dekat dengan saudari baptisnya, mereka sering pergi bermain bersama nott, dan blaise, ke kediaman keluarga Malfoy.

Darah murni yang sering dianggap sangat menjunjung tinggi kemurnian darah ini ternyata masih sama seperti penyihir lainya yang memiliki kehidupan hangat, meskipun tidak mencolok.

"Heaven kau jaga Pansy dengan baik ya, dia masih tetap kecil denganmu." Nyonya Parkinson berbicara sambil merapihkan rambutnya.

"Baik bibi Parkinson, aku akan menjaganya." Ucap Heaven tersenyum.

"Pansy ingat, kau tidak boleh membantah perkataan saudarimu." Alihnya pada Pansy.

Pansy memutar bola matanya malas, "Baiklah."

"Maloryda." Panggil seorang anak laki-laki sebayanya.

Anak itu berlari mendekati Heaven, "Aku sangat merindukanmu Maloryda." Ucapnya sambil memeluk Heaven.

"Nott, aku tak suka panggilan itu." Kesal Heaven sambil melepaskan pelukan Theodore nott.

Theodore adalah salah satu sahabatnya sejak kecil, dan Theo sangat super aktif pada Heaven, meskipun terkadang ia risih dengan sikap theo, tapi Heaven merasa beruntung memilikinya seperti seorang kakak.

Keluarga Malfoy berjalan menghampiri dua keluarga itu untuk bergabung, langkah yang tegap dan tak pernah menundukkan kepalanya adalah ciri khas keluarga Malfoy.

Para orang tua saling berjabat tangan, dan Draco yang sedari tadi sudah bosan menunggu berdecak kesal.

"Hey little Hell, kau ingin masuk asrama apa?"

"Panggil aku dengan benar Dragon." Ucapnya sambil melempar sebiji Pop corn pada Draco.

"Entahlah aku tak tahu." Lanjutnya.

"Kau sendiri?"

"Slytherin tentu saja." Jawabnya dengan percaya diri.

Heaven mengangguk, "Sangat Pureblood."

Ia langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang belum terlihat, "Dimana Riddle?" Tanyanya pada Draco.

"Dia sudah berangkat ke Drumstrang kemarin."

Heaven mengerutkan kening, "Kenapa tidak ke Hogwarts?"

"Entahlah, ayahku menyuruh ibu untuk memasukannya ke Drumstrang."

Heaven mengangguk, "Lalu kau sendiri kenapa tidak bersekolah ke Drumstrang."

Draco melirik Heaven kesal, ia melihat raut wajah Heaven yang sedang menyeringai, "Ibuku tidak mengizinkannya." Ucap Draco datar.

Heaven tertawa, Draco sudah tau bahwa anak itu akan menertawakannya jika ia beritahu alasannya.

"Dasar anak manja." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Draco.

"Hey."

"Oke anak-anak kalian harus segera naik, keretanya akan berangkat." Ucap Nyonya Nott.

"Maloryda. Kita akan satu kompartemen." Ucap Theo sambil memegang tangan Heaven.

𝗬𝗘𝗦 𝗠𝗬 𝗗𝗘𝗔𝗥, 𝗜 𝗟𝗜𝗘𝗗! [Mattheo Riddle] By janeedgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang