Ruang rekreasi Slytherin saat ini terasa hening, Suara tawa dan percakapan yang biasanya mengisi ruangan digantikan oleh keheningan yang mendalam.
Pasalnya tahun ini sangat membuat kejutan yang sangat besar, Hogwarts sedang mengadakan Turnamen Twizard namun di babak terakhir lomba, seorang murid laki-laki dari asrama Hufflepuf mati, dan Potter bilang bahwa Voldemort bangkit.
Suasana yang tadinya bersorak mendadak hening setelah mendengar penjelasan Dari Harry Potter.
Para murid Slytherin telah kembali ke kamar asramanya masing-masing, terkecuali beberapa orang seperti; Blaize Zabini, Pansy Parkinson, Draco Malfoy, Theodore Nott, Mattheo Riddle, Astoria dan Daphne Greengrass.
Yap. Mereka kedatangan member baru, sejak Mattheo masuk Hogwarts dan disortir ke asrama Slytherin, Astoria Greengrass tak pernah lepas berada disekitar Lelaki itu, hal itulah yang membuat Daphne-kakaknya selalu bersama.
Suara gebrakan membuat mereka mengalihkan pandangannya ke pintu masuk, dan seorang gadis muncul dibalik pintu itu, "Maaf sedikit terlambat."
"Demi Merlin. Setengah jam kau masih menyebutnya sedikit?, yang benar saja." Ujar Draco kesal.
"Ayolah, kau juga tahu sendiri bagaimana bocah Potter itu padaku. Lupakan. Aku sedang tidak ingin berdebat."
"Apakah itu sifat para Griffyndor, selalu ingin memegang kendali?". Tanya Astoria Greengrass dengan kening yang berkerut.
"Sorry?". Geram Heaven pada gadis yang sedari tadi bergelayut di lengan Riddle.
"Yah. Kau membuat kita menunggu selama setengah jam, setelah itu kau datang tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sangat Griffyndor." Jelas Astoria sambil mencibir.
"Sebelumnya permisi Nona-Astoria-rumput-hijau yang terhormat. Adakah yang mengundangmu kesini?." Ujar Heaven ketus.
Astoria cemberut, "Aku datang kesini bersama Mattheo Nona-Heaven-si-singa-betina-licin. Dan lagipula ini ruang rekreasi Slytherin, seharusnya aku yang bertanya itu padamu." Cibirnya.
Heaven melirik garang ke arah Astoria, brengsek, untuk apa Riddle membawa gadis tolol ini?, apakah pemuda itu tak bisa memilih wanita lain selain Astoria Greengrass?, oh ayolah, Kakaknya jauh lebih baik.
"Sudahlah ladies. Kita berkumpul bukan untuk berdebat hal kecil, ingat pembahasan awal kita." Ujar Blaise berusaha meleraikan persengitan yang terjadi antara gadis Selwyn dan gadis Greengrass.
Theo berdiri untuk menghampiri gadis kecilnya, "Benar apa yang Blaise katakan, disaat-saat seperti ini bukan waktu yang tepat untuk mengeluarkan ego masing-masing." Ujarnya dengan kedua tangan memegang bahu Heaven.
"Sudahlah. Aku sama sekali tidak berniat untuk membuat kalian bertengkar. Kau little hell, kita tahu bagaimana hambatanmu dengan para Griffyndork itu jadi tak usah khawatir. Dan untukmu Astoria Greengrass, Heaven sama sekali tak perlu undangan untuk masuk ke asrama Slytherin." Jelas Draco penuh penekanan saat pandangannya beralih ke Astoria Greengrass.
Well. Sebenarnya Draco memang memiliki niat untuk membuat gadis itu kesal, tapi apalah gadis Greengrass itu yang suka mendramatisir, alhasil ia juga tidak bisa diam saja saat gadis Selwyn-nya di maki-maki seperti tadi.
"Yeah. Singa licin dengan para pengawalnya." Cibir Astoria.
Riddle yang sedari tadi diam memperhatikan pertengkaran gadis kini bangkit dari duduknya, yang membuat Astoria mengerucutkan bibirnya kesal.
Tubuhnya bersandar ke meja besar dibelakangnya, "Jadi, Selwyn. Apa yang membuatmu mengumpulkan kita?".
Demi merlin, siapapun yang melihat pemuda itu sekarang pasti akan langsung tahu siapa dia sebenarnya, tubuh jangkung dengan rahang yang tegas, bola matanya gelap penuh dengan misteri, caranya bicara, berjalan, membuat siapapun pasti terpesona, terlepas dia adalah anak dari kau-tahu-siapa, yang sejujurnya tidak jauh berbeda dari sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗬𝗘𝗦 𝗠𝗬 𝗗𝗘𝗔𝗥, 𝗜 𝗟𝗜𝗘𝗗! [Mattheo Riddle] By janeedgar
Fanfiction[Update sesuai jumlah vote & comment] "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶." -𝘔.𝘙 • • • S U M M A R Y Kehidupan yang membuat gadis bermarga Selwyn harus menjadi penenang bagi para sahabatnya disaat Pangeran Keg...