Chapter.11

742 25 3
                                    

Terkejut dengan kemunculan Delon yang tiba-tiba, Zee melompat dari sofa dan berusaha melepaskan diri dari pelukannya. Dia memelototi Delon: "Kamu tahu kan kamu enggak boleh menyentuhku kan..."

"Dih, ayolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dih, ayolah... Sekarang... Kamu enggak perlu bereaksi berlebihan gitu lah..." Delon meringis sambil mengangkat bahu. "Aku hanya menggodamu saja. Kalau aku benar-benar menciummu, aku yakin di tengah malam nanti aku akan di"bacok" seperti di film Saw."

Zee mengabaikan Delon sambil menekan tombol di remote TV. Saat TV dimatikan, wajahnya mulai memerah mengetahui bahwa Delon kini menyadari kesenangan bersalahnya menonton drama percintaan korea. Zee menatap Delon dengan marah: "Aku dengar dari bibi Shani kalau kamu pergi untuk mengemasi barang-barang lamamu. Jangan berani-berani membawa barang-barang kotor itu ke rumahku ini."

"Jangan khawatir, itu hanya beberapa potong pakaian kok..." jawab Delon sambil menunjuk tas kecil yang dia letakkan di kaki tangga. "Padahal, kecemasan terbesarku adalah setelah tinggal di sini, apa yang akan terjadi pada kedaiku, Zee?"

"Kamu masih ingin membuka kedai jelekmu itu!?!" Zee menggeram sambil memandang Delon seolah sedang menatap orang aneh. Tidak peduli seberapa keras dia mencoba memahaminya, dia tidak pernah bisa memahami obsesinya dalam menjual ramen.

 Tidak peduli seberapa keras dia mencoba memahaminya, dia tidak pernah bisa memahami obsesinya dalam menjual ramen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil mengedipkan matanya, Delon menjawab, "Ada apa? Kontrak pernikahan kita tidak melarangku berjualan, kan?"

Sambil mengertakkan gigi, Zee menjawab: "Aku sama sekali enggak mengizinkanmu untuk jualan ramen enggak jelasmu itu. Besok, kamu harus keluar dan mencari pekerjaan, aku lebih menyukai sebuah pekerjaan terhormat di gedung perkantoran. Kamu ingat kan kamu suami dari siapa?!"

Delon menggaruk kepalanya sambil terlihat bingung. Sejujurnya, dengan gelar dari Universitas J yang diperolehnya dengan mudah, akan sangat mudah baginya untuk masuk ke mayoritas perusahaan papan atas, namun ia tidak terbiasa duduk di kantor yang ber-AC. Di matanya, karier seperti ini tidak pernah bisa menandingi nikmatnya berjualan di pinggir jalan.

"Kamu tidak perlu memikirkan alasannya, ini perintah. Titik!!!" sela Zee memberinya peringatan.

Melihat tatapan Zee yang seperti "jika kamu tidak berganti pekerjaan, kamu bakalan mati" sambil mengingat ancaman bunuh diri sebelumnya, Delon tiba-tiba merasakan keringat dingin dan dengan cepat menyetujui "Oke oke... aku akan mendengarkanmu. Besok, aku akan pergi dan mencari pekerjaan baru."

Contract Marriage [Project Santai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang