[S.2] Chapter. 2

435 18 5
                                    

Setelah rangkaian kata-kata Delon kembali mengundang gelak tawa dari rekan-rekan wanitanya, tanpa ada sedikit pun kesan sebagai wanita jaim, seorang gadis cantik berambut pendek yang sedang memegang gorengan ditangannya berjalan menghampirinya dan dengan malu-malu berkata, "Kak Delon, sini deh, ada sesuatu yang pingin aku omongin sama kakak."

Delon bergerak mendekat untuk mendengar apa yang hendak dikatakannya, namun gadis cantik itu mencium pipinya sampai terdengar "muach," lalu dengan wajah merah padam ia tersenyum dan berkata, "Ini hadiah buat kamu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delon bergerak mendekat untuk mendengar apa yang hendak dikatakannya, namun gadis cantik itu mencium pipinya sampai terdengar "muach," lalu dengan wajah merah padam ia tersenyum dan berkata, "Ini hadiah buat kamu!"

Seperti tiba-tiba berada di atas awan sembilan, Delon merasa dunia ini sungguh luar biasa. Kantor tempatnya bekerja ini memang surga bagi para pria. Baru hari kedua, tetapi sudah ada seorang gadis cantik yang menawarkan ciuman untuknya. Hanya memberikan sarapan saja sudah memberi dampak seperti itu, jadi jika dia membawa sarapan setiap hari, apakah yang akan dia dapatkan?

Delon menyentuh bekas ciuman basah di wajahnya, lalu tertawa, "Dasar, kamu enggak tulus dong, waktu tadi kamu menciumku masih ada minyak di mulutmu bekas makan gorengan, kalau aku enggak bisa membersihkannya, kamu harus menciumnya lagi untuk membersihkannya."

Si gadis berambut pendek itu pura-pura marah sambil berkata, "Hmph, manggil kamu kakak tuh udah sangat baik loh, di antara para cewek di sini siapa yang lebih muda darimu? Jangan dikasih hati tapi minta jantung yah."

"Hehe, bercanda doang kok." Baru sekarang Delon ingat bahwa usianya baru 20an awal mendekati menengah tahun ini. Di kampusnya dulu, cukup banyak mahasiswa yang lulus di usia di atas itu.

Setelah kerumunan rekan kerja wanita itu mengambil apa yang mereka suka, mereka dengan senang hati kembali ke tempat duduk mereka dan menikmati makanan sambil bekerja, dan dari waktu ke waktu beberapa pegawai lain akan melepaskan tatapan mata tajam ke arah Delon, menyebabkan Delon merasa kelenjar ludahnya meningkatkan produksinya dalam jumlah yang tidak sedikit. Dia tidak punya pilihan selain terus-menerus menjejali mulutnya dengan sisa makanan para wanita, melahap sarapannya dengan suapan besar.

Tepat pada saat ini, Delon teringat sesuatu, menoleh ke sudut, dan melihat satu-satunya rekan prianya di kantor. Jason, cowok yang berkulit putih dan lembut, sedang duduk di sana mengetik di keyboard-nya. Mengingat bahwa dia sepertinya tidak datang untuk bergabung dengan para gadis sebelumnya, Delon mengambil 2 buah roti dan berjalan mendekatinya.

"Jason, kamu enggak sarapan?"

"Jason, kamu enggak sarapan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Contract Marriage [Project Santai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang