ʚDelapanɞ

7 4 0
                                    

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 ♡♡♡

"Nyaw... Kenapa belakangan ini kepalaku selalu pusing sih??"keluh seorang perempuan dengan rambut kuncir kuda yang kini sedang membersihkan loteng.

Ia tidak menghiraukan sakit kepalanya dan terus menyapu loteng berdebu dan ditutupi oleh daun kering yang entah datangnya dari mana.

"Ohok ohok!!"Debu masuk kehidungnya tanpa permisi membuatnya terbatuk batuk.

"Anjem kali nih debu. Cih, mendokuse Yoo.."pekiknya kesal.

Namun, meski dihadang halang rintang tanpa henti seperti : tikus lewat, kecowak terbang, belalang melompat kearahnya dan daun daun yang kembali tertiup angin setelah ia sapu. Ia tetap sabar. Ice gitu lho..

Mari kita beralih kepada petugas kebersihan taman-- maksudnya Thorn dan Blaze.

Mereka melakukan kerja sama yang baik, walau sering kali si jago merah itu mengerjai adiknya yang lugu bak anak 5 tahun, pekerjaan mereka sudah berjalan 50%.

Kolam yang awalnya menjadi tempat cicak berenang dan tikus mengambang... Gak sejorok itu sih, cuman perumpamaan, kini telah kinclong dari segala jenis hama maupun lumut.

Plus, Wangi kaporit pula.

"Gilaaaaaak~! Sugoi banged gue!!"pujinya pada diri sendiri.

"Iya, sugoi~! Padahal baru 1 jam, tapi kolam dan selesai! Sekarang tinggal--"Thorn mengalihkan pandangan pada taman belakang yang mana rumputnya mulai panjang dan meninggi. Tanaman tanaman yang tanahnya mulai digantikan dengan akar akar tebal.

"Masih banyak~ TwT"

Blaze menatap dengan kesal dan membanting pel ke lantai. "Cih!! Yarimashou...!"

Mereka mengambil gunting rumput dan memotong rumput secepat kilat seakan sudah benar benar ahli dalam memakai benda tajam. Semua rumput panjang sudah terpangkas menjadi 3cm saja tingginya.

Dan semuanya sama rata.

"Kan gini cepet, yosh! Lanjut ke pot!!"

Belum juga mereka beranjak dari tempat duduk, suara sesuatu tercebur ke dalam kolam sukses mengalihkan perhatian mereka.

"Siapa disana?!"

Blaze mulai mendekat ke arah kolam dengan perlahan. Thorn mengikuti dengan ancang ancang gunting rumput terangkat diatas kepala.

"Woi jawab!!"

Bukannya jawaban yang mereka dapat, sebuah tubuh mengambang bersimbah darah yang berbaur dengan air kini menjadi jawaban.

"KYAAAAAAA!!!!"

♦♦♦

"Yokatta.... Akhirnya selesai juga"Ucap Halilintar yang selesai mengepel seluruh rumah sampai sampai sinar matahari tidak dapat menyentuh lantai itu.

Ia menggesek gesek lagi beberapa tempat dengan lap, memastikan bahwa tidak ada lagi kotoran yang menempel.

Sebagai seorang perfeksionis, tentu hal ini wajar.

"ANJIR!! ADA MAYAT COK!!"

Teriakan yang berasal dari belakang mengalihkan perhatiannya sesaat, namun mengingat bahwa adiknya si jago merah dan si Bendul yang berada di belakang, ia mengabaikannya dan lanjut memandang bangga hasil kerjaannya.

"Bersih juga gue kerjanya"

"WOII!! MINNA!! KALIAN PADA BUDEK APA?! ada mayat ini!!"Blaze sengaja mengecilkan kalimat 'mayat' agar tidak terdengar oleh tetangga. Padahal sebelumnya ia seperti orang tidak tahu malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Elemental: Our Secret [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang