Pagi ini seluruh murid SMA MATARAM di gemparkan dengan berita buruk tentang seorang perempuan yang katanya telah menjual dirinya pada pemilik club terkenal di daerah bandung. Berita tersebut langsung menyebar dan tak sedikit siswa siswa yang percaya karena terdapat foto bukti yang tertempel di Mading, hingga mengalihkan perhatian mereka dari rumor sebelumnya
Magma yang sedang berpura pura membaca buku di dalam perpustakaan tersenyum miring sembari melirik kearah luar dimana terdapat banyak siswa yang sedang mengerumuni mading. Sangat mudah baginya untuk menjatuhkan reputasi seseorang.
Sedangkan dibelakang tempat duduk Magma terlihat Morgan yang sedang mengerjakan soal soal ujian untuk persiapan semester depan. Keduanya sama sama sibuk dengan urusannya masing masing tanpa menyadari kehadiran satu sama lain
Magma menunduk memperhatikan notifikasi yang muncul dari layar ponselnya, ada sekitar tiga puluh panggilan tak terjawab dari Caitlin. Ia memasukkan ponselnya kedalam kantong celana setelah mengaktifkan mode hening.
Suara berisik yang berasal dari arah luar membuat Morgan gagal fokus untuk menjawab soal soal yang berada diatas mejanya. Kedua matanya yang tajam melirik kearah jendela dengan tatapan kesal sebelum ia beranjak dan membereskan buku bukunya. Setelah itu Morgan berjalan keluar dari perpustakaan dan kembali ke kelas
Morgan memasukkan salah satu tangannya kedalam kantong celana. Tidak ada ekspresi apapun yang ia tunjukkan ketika mengetahui ada beberapa perempuan yang secara terang terangan tengah meliriknya. Ia hanya menunjukkan ekspresi datar seperti biasa. Melirik kearah kanan dan kiri, mengamati sekitar dalam diam.
••••
Suara pantulan bola basket terdengar disekitar lapangan, seluruh murid kelas XI MIPA 5 sedang berkumpul di lapangan tengah untuk melakukan penilaian olahraga. Kecuali dua orang laki kaki yang sedang beradu tatapan tajam di depan kamar mandi.
Magma tersenyum sembari memblokir pintu dengan tubuhnya yang besar.
"Gimana? Masih enggak mau ganti baju bareng gua nih??"
Morgan meremas baju olahraga yang berada di genggaman tangannya, kedua alisnya menggerut karena ia sedang merasa kesal dengan tingkah laku konyol manusia di depannya. Ia berbalik badan berjalan kearah kamar mandi sebelah
Namun Magma dengan cepat menyusul dan kembali memblokir pintu masuk. Ia menyengir lebar begitu melihat ekspresi kesal Morgan yang terlihat siap memukulnya jika ia masih mencoba menganggu lelaki tersebut
"Minggir."
Magma menggeleng mendengar ucapan Morgan, ia malah memainkan kedua alisnya mencoba membuat lelaki di hadapannya semakin kesal
Tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang mendekat kearah mereka berdua
"Woy buruan ganti bajunya!! udah di tungguin sama pak Harto di lapangan." Eric yang menyandang jabatan sebagai ketua kelas memperhatikan kedua temannya yang sedang berdiri di depan kamar mandi sesaat sebelum ia kembali berlari kearah lapangan
Morgan melangkahkan kakinya kedepan dan menabrak tubuh Magma dengan bahunya lalu berkata "Gua bilang minggir."
Magma sedikit menepi ke pinggir dan mengangkat kedua tangannya karena wajah Morgan benar benar terlihat jutek saat ini. Tak lupa ia ikut masuk kedalam kamar mandi dan pada akhirnya mereka berdua berganti baju di dalam kamar mandi yang sama walaupun masih terdapat beberapa kamar mandi yang kosong
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S THE DOMINANT?
Teen Fiction(Season III Ketos Vs Badboy + Kisah Magma & Morgan - On going) Menceritakan tentang hubungan persahabatan yang mulai rusak karena adanya perasaan cinta yang tumbuh diantara mereka. by termo.