Zehan sedang bersandar di depan pagar sekolah sembari masukkan kedua tangannya kedalam kantong celana. Jangan tanya mengapa ia tak langsung pulang setelah jam pelajaran berakhir, karena ia tengah menunggu Heickal menjemputnya.
Selamat tiga hari Zehan tak diizinkan membawa kendaraan sendiri untuk pergi ke sekolah sebagai bentuk hukuman yang di berikan oleh Heickal. Ia juga akan menerima hukuman yang lebih berat jika melanggar peraturan sekolah dan membuat dirinya dipanggil oleh pihak bimbingan konseling. Jadi selama awal semester Zehan harus menjadi anak yang baik dan tidak membuat keributan.
Zehan menghela nafas gusar sembari melamun menatap jalanan yang mulai sepi. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam kantong hoodie bertudung yang sedang di pakainya, matanya melirik sinis kearah mobil yang baru saja berhenti di depannya
Zehan masuk kedalam mobil tersebut dan membanting pintu, ia menoleh kearah Heickal yang sedang menatapnya tanpa rasa bersalah.
"Lo punya jam nggak sih? Telat banget jemputnya babi" omel Zehan sembari membuka tudung hoodie nya
Heickal terkekeh mendengar nada jutek dari perkataan kekasihnya "Maaf sayang tadi ada rapat dadakan bentar"
"Miif siying tidi idi ripit didikin" Zehan memutar bola matanya malas dan bersandar pada kursi, sementara Heickal mulai mengendarai mobilnya menjauhi area sekolah
••••Magma dan Morgan berjalan beriringan memasuki minimarket untuk membeli persediaan makanan ringan dan juga makanan instan yang akan digunakan malam ini. Karena Magma meminta Morgan untuk menginap di rumahnya dengan alasan ia takut tinggal sendirian di rumah, padahal dirinya tak pernah merasa takut meskipun kedua orang tuanya jarang kembali ke rumah
Magma menghampiri rak yang berisi berbagai macam mie instan dan menoleh kearah Morgan "Lo mau mie yang mana?"
Morgan mengedikkan bahunya sebagai jawaban membuat Magma yang sedang menunduk memperhatikan berbagai macam varian mie instan yang berada di depan matanya langsung berdehem. Ia memilih semua jenis varian dan memasukkan kedalam keranjang belanjaan
Magma berjalan di belakang Morgan sambil memegang keranjang yang hampir full. Ia memasukkan semua jenis produk yang pernah di sentuh oleh Morgan walaupun sang empunya tak menginginkan produk tersebut.
Beberapa menit kemudian setelah menitipkan barang belanjaannya di dekat kasir, Magma bersandar pada Showcase Chiller. Mengamati setiap gerakan yang di lakukan oleh Morgan, kedua matanya tiba tiba berbinar ketika Morgan tak sengaja menyenggol sebuah rak yang berisi pengaman
Magma berjalan menghampiri dan menyeringai nakal, dia membungkukkan tubuhnya sesaat untuk meraih benda tipis nan kecil yang berada di depan kakinya
"Lo mau beli ini?" Tanpa tahu malu Magma menunjukkan benda itu di depan wajah Morgan membuat sang empunya menaikkan sebelah alisnya
"Ga." ujar Morgan cuek
"Terlambat. Semua barang yang lo sentuh berarti harus gua beli"
Morgan mengernyit heran. Ia mendekat kearah Magma sebelum kedua tangannya bergerak menarik salah satu daun telinga lelaki di depannya dengan kasar "Budek?"
Magma meringis merasakan sensasi perih di bagian telinganya kemudian ia meletakkan kembali benda tipis dari tangannya ke tempatnya semula
"GUA ENGGAK JADI BELI GAN!! SUERRR!"
Morgan menutup mulut Magma dengan telapak tangannya karena mereka berdua menjadi pusat perhatian akibat teriakan Magma yang cukup nyaring
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S THE DOMINANT?
Teen Fiction(Season III Ketos Vs Badboy + Kisah Magma & Morgan - On going) Menceritakan tentang hubungan persahabatan yang mulai rusak karena adanya perasaan cinta yang tumbuh diantara mereka. by termo.