Di sepanjang lorong kelas Morgan berjalan sembari memperhatikan layar ponselnya. Ada sekitar lima panggilan tak terjawab dari kontak bernama "Bang Zehan"
Morgan tahu bahwa Zehan ingin mengingatkan kepada dirinya untuk membawa Magma sepulang sekolah ke markas Wolves, akan tetapi dirinya saat ini belum bertemu lagi dengan Magma semenjak kejadian di kantin
Lelaki tersebut pasti sedang menjalankan hukuman bersama Bara, entah kedua orang tuanya di panggil atau tidak ia tidak peduli karena rata rata teman sekelasnya tahu bahwa point yang dimiliki Magma sudah terlalu banyak.
Morgan menghela nafas sembari melirik kearah jam tangannya yang telah menunjukkan pukul setengah empat sore. Itu tandanya waktu sekolah telah berakhir beberapa menit yang lalu
Morgan melangkahkan kakinya kearah parkiran. Matanya menyusuri penjuru arah sekolah mencoba mencari sosok lelaki berbadan tinggi dengan dada bidang dan bahu lebar yang kerap menjadi pusat perhatian sekolah. Ia menghela nafas kesal karena tak menemukan Magma dimana pun, akhirnya Morgan memilih untuk menghampiri motornya dan bergegas pergi meninggalkan sekolah.
••••Disisi lain lebih tepatnya di belakang warung kopi tua yang lokasinya tak jauh dari sekolah, Magma tengah di seret oleh segerombolan lelaki yang sudah familiar baginya. Ia menghitung jumlah segerombolan lelaki di depannya sembari menggerakkan tangannya untuk menyugar rambutnya ke belakang dan merapikan posisi kacamata putih yang sedang di kenakannya.
Tiba tiba dari arah belakang Vier menendang punggung Magma hingga Magma tersungkur. Kedua matanya melirik kearah sepatu yang berada di depan wajahnya, ketika mendongak keatas ia mendapati wajah Bara yang sedang mengejeknya
"Woy anak manja! Gimana? Enak di skors?"
Magma terkekeh dan memainkan lidah di dalam mulutnya. Ia menggertakkan giginya menahan gejolak emosi yang membara di dadanya, dengan cepat tangannya bergerak meraih kaki Bara hingga sang empunya ikut terjatuh di sampingnya.
Magma hendak bangkit dari posisinya namun ia kalah cepat ketika Vier yang tiba tiba muncul dari samping menjambak rambutnya dan memukul kepalanya menggunakan balok kayu
Magma meringis merasakan dentuman keras di kepalanya, ia yakin kepala bagian belakangnya pasti akan benjol
"Anjing!" Magma mengumpat sambil mengusap kepalanya
Zidane tertawa melihat kondisi Magma dan berkata "Selow bro. Lu kan udah biasa ikut tawuran, masa dipukul segini aja udah sakit?"
Zidana menarik kerah baju seragam Magma, memaksa sang empunya untuk bangkit
Bara melirik kearah Reza yang sedang berdiri dari kejauhan untuk memastikan lokasi aman dari pengawasan warga setempat
"Dimana senjata andalan lu? Udah enggak bisa dipake? Rusak kah?" Zidane tertawa terbahak setelah mencoba memprovokasi lawannya
Magma malah ikut tertawa sembari diam diam mengepalkan tangannya, ia menutup salah satu matanya dan meludah kearah kaki Zidane membuat lelaki di depannya langsung menjauh karena merasa jijik
"Jorok lu Anjing!!"
••••Aksal : Gan.
Aksal : Lo ada dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S THE DOMINANT?
Teen Fiction(Season III Ketos Vs Badboy + Kisah Magma & Morgan - On going) Menceritakan tentang hubungan persahabatan yang mulai rusak karena adanya perasaan cinta yang tumbuh diantara mereka. by termo.