"Del, yang benar," ucap Gito meragukan.
"Ini udah bener begini, emang kayak gini cara mandiin kucing," balas Adel.
Saat dirasa sudah aman, Adel mulai menyemprotkan air ke tubuh anak kucing. Seperti kucing-kucing lainnya yang saat terkena air langsung memberontak.
"Meong meong meonggg!"
"Diem, jangan dicakar mulu tangan gue," kata Adel sambil memandikan anak kucing yang meronta-ronta.
"Yah namanya juga kucing mungut dijalan, Del," celetuk Gito.
"Juu, diem dulu. Kalau kamu udah mandi nanti bisa di Acc sama istri saya," ujar Gito yang berdiri di belakang Adel, melihat Adel kerepotan memandikan anak kucingnya.
Adel memandikan anak kucing itu cukup lama karena anak kucing tersebut memberontak dengan mengeong dan mencakar tangan Adel.
Meski terlihat kesulitan, Adel tetap sabar dan berhati-hati dalam memandikan Juu, anak kucing kesayangan abangnya itu. Sesekali ia berbicara dengan lembut, berusaha menenangkan Juu yang terus meronta.
Gito hanya menggelengkan kepala melihat aksi Adel, namun tetap memantau dari dekat untuk memastikan semuanya berjalan dengan aman.
Setelah beberapa saat, akhirnya Juu terlihat lebih tenang dan Adel dapat menyelesaikan acara memandikannya. Dengan handuk kecil, ia mengeringkan bulu Juu yang basah sambil sesekali menggosok-gosoknya lembut.
"Nah, sekarang Juu udah bersih dan wangi. Lihat, Bang, anak pungut ini sudah cantik, udah siap menggoda jantan manapun," ujar Adel sambil tersenyum bangga.
"Belajar cara mandiin kucing sana, basah semua baju lu tuh. Ini kamar mandi juga banjir, bersihin ya, biar istri gue nggak marah," pinta Gito sambil membawa anak kucing itu keluar, meninggalkan Adel.
"Lah, kan gue yang mandiin tuh kucing, ngapa gue juga yang bersihin nih kamar mandi? Terus Bang Gito ngapain dari tadi?" gumam Adel kesal.
Adel melakukan apa yang disuruh oleh Gito, sekaligus membersihkan dirinya yang sudah basah kuyup karena Juu.
"Meong."
"Kamu laper? Ayo ke bawah, cari sesuatu untuk kamu makan," kata Gito.
Gito menuruni tangga dengan langkah sedikit cepat. Sesampainya di dapur, ia langsung mengecek kulkas apakah ada sesuatu yang bisa dimakan oleh kucingnya itu.
"Kamu suka apa, Juu?" tanya Gito.
"Meong."
"Kamu vegetarian atau apa, Juu?" tanya Gito lagi.
Gito mengambil sesuatu dari kulkas dan menyodorkannya ke kucingnya, "Kamu suka timun, Juu?"
"Meong."
"Ini sisa martabak Adel semalem, kamu mau juu?"
Saat Gito sedang sibuk di depan kulkas, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan Gito.
Shani memperhatikan Gito yang menawarkan makanan yang ada di kulkas ke kucing, membuatnya ingin tertawa, namun ia tahan.
"Git, kucing itu karnivora, mereka makan daging, bukan sayuran atau martabak," ucap Shani akhirnya sambil menghampiri Gito di dapur.
Gito tersentak mendengar suara Shani, "Oh, saya tidak tahu, Juu hanya mengeong saja saat saya tawari tadi."
Shani menggelengkan kepala, lalu membuka lemari penyimpanan dan mengeluarkan kaleng HAM. "Coba berikan ini padanya," kata Shani seraya menyodorkan kaleng itu pada Gito.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUREKA
Fantasyyang seperti biasa aja menunggu wkwkkwkwk ini spontan aja ya bikinnya, jadi ya sabar-sabar deh nunggunya wkwkwk selamat membaca bro🐙