- 4 -

1 1 0
                                    

Setelahnya, aku sadar, bahwa Sevalent masih punya bibi dan paman yang tinggal di luar kota. Aku mengambil handphone Sevalent yang ada di atas lemari kecil sebelah ranjang, mencari nomor bibinya, dan mulai menelepon.

Terdengar suara bibinya yang sangat sedih dan kaget saat tahu kalau keponakannya sudah tiada. Ia bilang akan datang secepatnya ke sini.
    
Setelah 3 jam berlalu, akhirnya paman dan bibinya Sevalent datang. Bibinya memelukku dengan erat dan berkata, “Makasih Kala, karena udah bikin Valent senang akhir-akhir ini.”
    
Aku hanya bisa mengangguk mengiakan. Hari ini, adalah hari terburuk yang pernah ku alami. Rasanya, sakit, hingga hancur berkeping-keping.
    
Setelah memakamkan Sevalent, aku pulang ke rumah. Saat aku membuka pintu rumah, seketika tubuhku ambruk.
    
“Val,” panggilku kecil.

Seketika, aku teringat akan surat yang ku ambil dari saku bajunya Sevalent. Dengan hati-hati, kubuka surat itu, dan mulai membacanya.


Teruntuk Sekala Falisha, bulannya Valent.

Kalau surat ini udah ada di tangan Lo, berarti gue udah pergi dari dunia ini. Sekarang, gue udah nggak ngerasain sakit lagi.

Kal, sebelumnya, gue mau minta maaf ke Lo, karena gue nyembunyiin penyakit kanker ini. Gue nggak mau Lo khawatir, gue nggak mau, Kal.

Sebenarnya, setiap kali gue nggak masuk sekolah, dan setiap gue ada urusan penting, itu semuanya bohong, Kal. Gue dirawat di rumah sakit karena udah drop banget. Maaf ya, karena gue selalu bohong sama Lo.

Oh iya, gue juga mau bilang makasih banyak. Terima kasih, karena Lo, gue jadi punya semangat hidup lagi. Gue pengen bareng-bareng terus sama Lo. Gue senang banget bisa jadi pacarnya Sekala Falisha.

Kal, jangan nangis ya? Gue mohon. Jangan mengakhiri hidup Lo, hanya karena gue udah nggak ada di sana. Jangan ya, Sekala ….

Gue sayang banget sama Lo, jadi Lo juga harus sayang sama hidup Lo. Hidup itu cuma sekali, dan Lo harus manfaatin itu dengan baik. Ya? Janji sama gue, Sekala.

Oh iya, ada kunci rumah di saku baju gue, Lo bisa datang kapan aja kalau Lo mau. Saat Lo datang ke sana, Lo harus liat ke kamar gue secepatnya. Ada sesuatu buat Lo di sana. Semoga aja masih hidup.

Satu lagi, Lo harus jaga kesehatan ya Kala. Kalau Lo ada waktu, coba Lo telepon ibu Lo. Gue yakin, Lo pasti kangen ‘kan?

Jangan nangis lagi.

Sevalent Alvero selalu dan akan terus sayang sama Sekala Falisha.

Terimakasih Cantik!
Makasih udah jadi bulan buat Valent.
I lily you.
                                           
- Sevalent Alvero

    
“Makasih dan maaf juga Val. I lily you too.”

Malam itu, hanya ada sunyi yang terjadi. Aku tak bisa tidur. Aku hanya menatap langit malam dari jendela, dan menangis tanpa suara, berharap semua kejadian yang terjadi hanyalah mimpi buruk.

Besoknya aku berniat untuk izin tidak masuk sekolah. Aku ingin pergi ke rumahnya Sevalent. Aku ingin tahu, apa ‘sesuatu’ yang dimaksud Sevalent dalam suratnya. Aku memutuskan untuk jalan kaki ke sana, karena jarak rumah kami tak begitu jauh.
    
Sesampainya di sana, aku mengetuk pintu rumahnya, dan berkata, “Permisi … permisi … permisii!”
    
Tidak ada jawaban. Itu artinya, paman dan bibinya tidak tidur di sini semalam. Tanpa menunggu lama, aku mengeluarkan kunci rumah Sevalent dari saku jaket ku. Aku membuka pintunya dengan perlahan, masuk ke dalamnya, dan menguncinya kembali dari dalam.
    
“Aku datang …, Val.”
    
Rasanya, sama seperti rumahku. Sama-sama sepi. Aku menghela napas panjang dan berusaha untuk tidak menangis. Dengan langkah kaki yang gemetar, aku berjalan menuju kamar tidurnya Sevalent.

Saat sampai di depan pintu kamarnya, terdapat tulisan, ‘Dilarang masuk, kecuali Sevalent.’ Aku tersenyum kecil saat membacanya, dan air mataku kembali menetes.
    
Aku mengetuk pintunya dan berkata, “Val, aku masuk ya.”
    
Saat memasuki kamarnya, tercium aroma bunga lily yang sangat wangi. Tatapan mataku tertuju pada sebuah buket bunga lily yang tersimpan di sebelah ranjang Sevalent.

Buket itu sangat besar dan terdapat banyak warna di dalamnya. Ada lily putih, lily kuning, lily merah, lily pink, lily hijau dan lily ungu. Di bawah buketnya, terdapat tulisan, ‘Untuk Sekala Falisha, bulannya Valent’.
    
“Cantik banget, Val.” Aku menangis kencang di sana. Aku meraba bunganya. Ada beberapa bunga yang sudah layu. Aku mengangkat buket bunga itu dan memeluknya dengan erat. Rasanya, sakit. Sangat sakit hingga aku tak bisa bernapas.
    
Aku duduk di atas ranjang, dan memperhatikan setiap warna bunga yang ada. Saat mataku melihat bunga lily warna putih, ada sepucuk surat di sana. Aku mengambilnya dan mulai membacanya.

Halo Cantik! It’s the last lily for u ♡!

Maaf, kalau bunganya udah layu.
Makasih ya karena udah luangin waktu buat datang ke sini.

Sekala, Lo harus kuat ya. Jangan pernah putus asa. Gue tau kok, Kala pasti bisa lewatin semuanya. Lo nggak sendirian, Kal. Inget, Lo masih punya orang tua.

Jangan sedih kalau semua nggak sesuai harapan Kala. Pasti yang terbaik buat Kala, akan datang pada waktunya.

So, semangat cantik!

- Sevalent Alvero

    
Aku menangis membacanya, “Kamu … baik banget. Lagi sakit aja, masih bisa nulis yang kayak gini. Makasih banyak-banyak, Val.”
    
Setelahnya, aku tertidur pulas sambil memegang surat itu.
    

Hari-hari berlalu begitu saja. Sudah tiga bulan sejak kepergian Sevalent. Dan, aku masih merasa kehilangan akan dirinya.

Banyak hal yang terjadi. Di sekolah, akhirnya aku bisa mempunyai teman. Aku senang akan hal itu. Oh iya, paman dan bibinya Sevalent juga sangat baik. Mereka sering berkunjung ke rumahku di hari libur. Mereka datang untuk menghiburku.

Mereka juga sering menceritakan Sevalent waktu masih kecil. Aku melihat foto Sevalent kecil di handphone bibinya. Dia sangat menggemaskan.
    
Kata mereka, saat Sevalent berumur 11 tahun, ia bersikeras ingin tinggal sendiri. Katanya, Sevalent tidak mau merepotkan paman dan bibinya. Awalnya paman dan bibinya menolak keras akan hal itu, karena mereka tahu kalau Sevalent menderita kanker ginjal. Tapi, Sevalent tetap memaksa, dan pada akhirnya ia tinggal sendiri. Aku sangat kagum padanya.

The Last LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang