Minggu kemarin, tiba-tiba saja ibuku datang. Ia menangis dan memelukku dengan erat untuk beberapa saat.
Ternyata, ibuku baru saja cerai dengan suami barunya itu. Ia terlihat sangat sedih. Ia juga meminta maaf berkali-kali padaku. Aku hanya bisa terdiam saat itu. Aku tak menyangka, akhirnya ibu akan tinggal lagi bersamaku.
Aku ingin menceritakan semua hal pada ibu, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk itu.Aku sempat menanyakan kabar ayah. Baik, katanya. Namun, sepertinya ayah masih bersenang-senang dengan istri barunya. Tidak apa-apa. Ada ibu saja aku sudah senang.
Aku jadi teringat saat Sevalent mengatakan, “Semuanya pasti ada hikmahnya, Kal. Tungguin aja, nanti juga datang kok”.
Kamu benar Val. Semua ada hikmahnya. Aku senang bisa punya teman lagi, nggak dibuli lagi, aku juga senang ibu bisa tinggal bareng aku lagi. Aku senang banget Val.Tapi, aku juga sedih, karena kamu nggak ada di sini sekarang. Dan, sekarang aku tahu apa arti dari kalimat yang kamu ucapin waktu itu,
“Dan, maaf ya. Gue nggak bakalan bisa temenin Lo sampai akhir”.
Kali ini, seperti yang kamu katakan, aku lebih menghargai hidupku, aku lebih menghargai orang-orang yang ada di sekitarku.
Aku belajar banyak hal tentang hidup dari kamu, Val. Makasih banyak Sevalent Alvero. Makasih untuk semua bunga lily yang kau berikan. Aku akan selalu jaga The Last Lilymu.
-Tamat-
•
•
•
Halo, terima kasih karena telah menyelesaikan kisah ini hingga akhir, maaf bila ada kekurangan atau kesalahan kata, semoga kalian sehat selalu. Sampai jumpa di kisah berikutnya!- salam bintang, Yaraazuré
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Lily
Short StorySaat akan mengakhiri hidupnya, Sekala Falisha bertemu dengan seseorang yang melarangnya untuk pergi dari dunia ini. Dia, Sevalent Alveró, Berkatnya, kehidupan Sekala perlahan mulai berubah. Banyak buket bunga lily yang diberikan Sevalent untuk Sekal...