my home

35 7 0
                                    

"Bagaimana apakah kalian setuju?"

Deg

"Lakukan apa saja dok asal adik kita bisa sembuh" jawab mahendra

Dokter tersebut hanya mengangguk dan pergi masuk ke dalam ruangan ICU lagi untuk segera melaksanakan operasi

"Lo yakin bang?" Tanya jaendra

"Gue yakin asalkan jian bisa sembuh" jawab mahendra

"Tapi bang biayanya gimana?,ayah ga bakal biayain" Tanya jaendra lagi

"Soal biaya biar gue yang urus lo fokus sama sekolah lo aja" jawab mahendra santai

•••

Disisi lain raihan dan haikal, mereka sedang makan bersama dikantin sekolah mereka

"Ka, jian bakal baik baik aja kan?" Tanya haikal di sela sela kegiatan mereka

"Jian anak kuat jadi kamu nggak usah khawatir" jawab raihan

"Jian ga bakal ninggalin kita kan ka?" Tanya haikal lagi

"Kamu tenang aja haikal, fokus sama sekolah kamu, jangan pikirin jian, kaka yakin kalau bang mahen bakal berusaha buat jian sembuh, dan jian sendiri kaka tau dia kuat sama kaya ibu" jawab raihan panjang lebar

Haikal yang mendengar itu hanya mengangguk paham atas penjelasan raihan

"Udah cepet makannya bentar lagi bel"

•••

"Jarel kamu makan dulu, kamu daritadi belum makan jarel" ucap candra

Sejak kejadian tadi pagi jarel tidak mau makan, dia terus menangis dengan memeluk boneka kesayangan jiandra

"Jarel ayo makan kaka suapin,nanti kamu sakit jarell" ucap candra lembut sembari mengusap usap pelan rambut jarel

"Kaka, ka jian ga kenapa kenapa kan?" Tanya jarel dengan suara parau

"Kaka jian ga bakal kenapa kenapa, sekarang kamu makan dulu yaa" jawab candra lembut

Jarel hanya mengangguk lalu bangun dari kasur dan berlari menuju pintu untuk keluar

jarel hedak membuka pintu namun tiba tiba saja ada teriakan dari arah lantai bawah

"CANDRA, JAREL KELUAR KALIAN"

Jarel barjalan mundur dengan badan yang bergetar ketakutan bahkan hampir terjatuh

"Jarel kamu sembunyi di kamar, kaka aja yang keluar" ucap candra khawatir kedua tangannya menangkup pipi jarel

"Kaka jarel ikut, jarel ga mau kaka dipukul ayah sendirian" jawab jarel sendu

"Ga! Jarel nurut sama kaka ya, jarel cukup nelfon abang mahen aja" ucap candra

Tanpa menunggu jawaban jarel, candra sudah terlebih dulu berjalan menuju pintu keluar untuk turun ke bawah tepatnya untuk bertemu abimayu

"Berani juga kamu turun candra" ucap abimayu ketika candra sudah sampai di hadapannya

"Dimana si pembunuh itu hah?" Tanya abimayu sedikit kasar

"Jarel bukan pembunuh ayah" tekan candra

"Cih, mulai berani kamu candra" ucap abimayu

"Masuk ke dalam ruangan saya, SEKARANG" lanjut abimayu menyuruh candra

Candra hanya diam dan berjalan menuju ruangan abimayu, candra tau banwa dirinya akan di jadikan pelampiasan ayahnya, namun candra tidak bisa melakukan apa apa selain pasrah, tubuhnya terlalu lemah untuk melawan kekuatan abimayu

Disisi lain

"Abang tolongin jarel sama ka candra" ucap jarel yang sedang menelfon mahendra agar segera pulang

"Kamu dimana jarel?"

"Ayah pulang, Ka candra dipukul bang, abang buruan pulang tolongin ka candra, jarel sekarang di kamar ka jian" ucap jarel dengan tersedu sedu karena menangis ketakutan

"Abang pulang sekarang jarel jangan keluar kamar tunggu abang pulang" ucap mahendra disebrang telfon

Setelah mahendra selesai berbicara sambungan telfon itu pun terputus

jian hanya bisa memeluk kedua kakinya sembari menangis, ia bersembunyi di sisi pojok kamar jiandra

beberapa menit kemudian dari arah bawah terdengar suara teriakan yang melengking

"AYAH BISA STOP LAMPIASIN AMARAH KE CANDRA, CANDRA MANUSIA BUKAN HEWAN"

orang itu adalah mahendra

flashback:

setelah memutuskan sambungan telfon dengan jarel mahendra segera keluar dari rumah sakit dengan berlari menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya, setelah masuk mahendra langsung mengeluarkan mobilnya dari perkarangan rumah sakit dan tanpa basa basi langsung tancap gas menuju rumah

lanjut......

"cih, kali ini kamu selamat candra tapi lain kali jangan harap" ucap abimayu lalu pergi meninggalkan
ruangannya

"bang s-sakitt, badan candra sakit"ucap canda tersedu sedu

"tahan sebentar ya, abang ambil kotak P3K dulu" ucap mahendra lalu keluar dari ruangan abimayu

beberapa menit kemudian mahendra kembali dengan membawa kotak P3K di tangannya

"sini abang obatin, kamu tahan yaa" ujar mahendra lembut lalu dengan pelan mengobati luka-luka di badan candra


•••

disisi lain yakni di rumah sakit "BAHAGIA" jaendra terus berdoa di depan ruang ICU agar operasi jiandra berjalan dengan lancar tanpa adaya gangguan apapun

setelah menunggu berjam jam lamanya akhrirnya lampu darurat yang tadinya menyala kini telah mati yang menandakan bahwa operasi telah selesai

seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, dengan antusias jaendra bangun dari duduknya lalu menghampiri sang dokter dan bertanya

"bagaimana dok keadaan adik saya" tanyanya

"alhamdulillah operasi berjalan dengan sangat lancar" jawab sang dokter yang membuat jaendra lega

"namun kemungkinan pasien akan mengalami hilang ingatan karena ia mungkin sempat terjatuh yang membuat kepalanya terbentur keras" lanjut sang dokter

jaendra sangat kaget dengan penjelasan sang dokter namun ia berusaha agar tetap tenang

"baiklah terimakasih dok. apakah saya boleh masuk ke dalam untuk menjenguk adik saya" tanya jaendra

"sama-sama, oh iya silahkan saja  setelah kondisi pasien sudah lebih membaik kita akan memindahkan pasien ke ruangan inap" jelas dokter

"baik dok terimakasih" ujar jeandra

"baiklah kalau seperti itu saya permisi" ucap dokter itu lalu pergi meninggalkan jeandra

MAAF YA SEMUANYA AKU AKHIR AKHIR INI LAGI SIBUK BANGET JADI GA SEMPET MAU NGEPUBLISH CERITANYA

OH IYA JANGAN LUPA VOTE YA💓💓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 sayap yang rapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang